Bugh...
Alex tersungkur ke tanah, ia mendongak dan menatap Raka. Tatapan mata Raka sangat terpancar amarah, Alex juga menatapnya dengan tajam. Apa maunya kali ini?
"Lo temenan sama Sam?!" Nada bicaranya sangat tinggi, Alex berdiri dan menghadap Raka.
"Kenapa? Lo gak suka? Ini hidup gue!"
Bugh...
Satu pukulan lagi Alex terima, dan ia lagi - lagi tersungkur.
"Pengkhianat!" Alex langsung mendongakkan kepalanya ketika mendengar satu kata yang dilontarkan Raka sambil menendang dirinya yang masih terduduk. Alex bangkit.
Bugh...
Satu pukulan, Alex berikan pada Raka. Kini Raka yang tersungkur.
"Kalo gue pengkhianat lo apa?" Alex menatap tubuh Raka yang masih meringkuk di sana.
"Lo pindah sekolah ke sini, cuma buat balas dendam sama mereka! Lo pikir itu apa namanya kalo bukan pengkhianat!"
Bugh...
Darah segar keluar dari sudut bibir Alex, ia mengusapnya pelan. Rasanya sangat sakit. Tapi, sudah biasa dengan rasa sakit ini.
Alex masih enggan untuk mengalah, ia membalas memukul pelipis Raka. Hingga ia kembali meringkuk, Raka diam cukup lama, mungkin efek pukulan itu.
Raka masih diam di sana, Alex hanya menatapnya.
"Gue gak mau berurusan sama lo lagi!" Alex menendang kaki Raka.
"Lo tau? Berurusan sama lo cuma bikin hidup gue gak normal, buat hidup gue terkekang, buat hidup gue gak bebas, padahal ini hidup gue!" Alex kembali menendang kaki Raka, lalu beranjak dari sana.
Kakinya dengan perlahan menapaki anak tangga, sesekali Alex meringis ketika ia menekan luka di sudut bibirnya.
Ia menatap gadis yang juga menatapnya dengan tatapan terkejut, penampilan Alex sangat kacau, kemeja putihnya kotor, dan ada bercak darah di sana.
Ia menghampirinya, "Lo kenapa Lex?" Gadis itu menyentuh lengan Alex, namun dengan kasar ia tepis.
"Bukan urusan lo!" Alex mengabaikannya, dan meninggalkan gadis itu.
"Gue obatin yah?" Rupanya ia belum menyerah dengan sikap tak peduli yang baru saja Alex tunjukan, kini gadis itu malah mengikutinya dari belakang.
"Diem!"
"Lex!"
Alex menghentikan langkahnya dan menatap tajam ke arah gadis itu, "Gak usah ikutin gue lagi, atau lo bakal tau akibatnya!"
Gadis itu hanya menatap kepergian Alex, selalu seperti ini, kapan ia bisa masuk dengan mudah ke dalam hatinya? Apa yang membuatnya makin keras seperti ini?
Ia menoleh ke belakang, ketika mendengar suara langkah kaki. Ia menatap Raka, Raka juga berpenampilan sama dengan Alex, bajunya yang sudah tak terbentuk, hidung dan pelipisnya memar.
"Ngapain liatin gue?"
"Lo yang berantem sama Alex?" Raka hanya mengangguk.
"Gue mau ngomong sama lo." Ia langsung menoleh pada Raka.
(︶︹︺)
Langit kini perlahan berubah menjadi warna jingga, Ayumi meregangkan tubuhnya sesaat. Latihan menarinya baru saja selesai, ia menatap sekeliling, rupanya tinggal dirinya yang di sini.
Ayumi keluar, sekolah juga sudah cukup sepi. Ia mengeluarkan ponselnya untuk memesan ojek online, jam sekarang pasti sudah susah jika menunggu angkutan umum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Months [ E N D ]
RandomAku yakin, semua orang pasti pernah berada dalam fase dimana ia sangat mencintai seseorang. Seperti dimabuk asmara misalnya, ia sampai gila menghadapi semuanya. Menganggap dunia mati jika sehari saja tak berjumpa. Setiap orang juga pasti pernah bera...