"Baiklah. Kajja!"
Namun saat mereka ingin pergi, tiba-tiba...
"Hey chagiya! Apa yang kau lakukan disini? Aku sudah mencarimu dari tadi pagi! Kenapa tidak menjawab panggilanku? Aku pikir kau sangat sibuk. Apa kau tau? Aku saaangat merindukanmu!" Seulgi tiba tiba datang dan memeluk Jimin. Jimin hanya diam dan tidak membalas peluka Seulgi. Dia kembali mengingat kejadian malam itu.
Merasa tidak ada balasan, Seulgi melepas pelukannya dan menatap Jimin bingung.
"Kenapa kau tidak membalas pelukanku? Apa...aku melakukan kesalahan? Ah! Aku lupa menjawab pesanmu. Oleh sebab itu aku mencoba menghubungimu. Tapi kau tidak menjawab panggilanku." Seulgi dengan suara yang di imut-imut kan.
"Kenapa hanya diam? Apa kau tidak merindukanku? Baiklah aku akan melakukan apapun untukmu agar kau memaafkanku. Sekarang biarkan aku mengobati rinduku." Seulgi mendekat dan hendak kembali memeluk Jimin. Jimin mundur dan menjauhkan dirinya. Tentu saja Seulgi semakin bingung.
"Menjauh dariku." Jimin tanpa menatap Seulgi.
"What? Ada apa denganmu, chagya?" Tanya Seulgi.
"Kenapa aku harus menjauh darimu? Aku kekasihmu! Apa kau lupa?" Seulgi."Cih, aku tau kau hanya sedang pura-pura marah padaku agar aku tidak mengulanginya kan?" Seulgi tersenyum dan berhasil memeluk Jimin.
Rose sedari tadi hanya diam. Enggan ikut campur. Walaupun dia tidak suka melihatnya. Tapi ini juga merupakan kesempatan bagus untuk membuktikan apakah Jimin benar benar berubah atau malah kembali memilih Seulgi.
"Aku siap menerima hukumanmu, Oppa." Seulgi memainkan jarinya di dada Jimin. Dia mendongak menatap Jimin.
Chup
Tanpa permisi Seulgi menempelkan bibirnya pada bibir Jimin. Rose segera mengalihkan pandangannya. Dia hendak melepaskan genggaman tangan Jimin dari tangannya. Tapi Jimin malah mengeratkannya membuat Rose kembali menatap tangan mereka dan Jimin bergantian.
Seulgi perlahan melumat bibir Jimin. Namun sedetik kemudian, Jimin segera mendorongnya menjauh. Mungkin karena bergerakan yang tiba memebuat Seulgi tidak siap dan tersungkur ke lantai. Rose sedikit terkejut.
Seulgi segera bangkit.
"Ada apa dengamu?! Kenapa kau jadi kasar seperti ini?!" Seulgi kesal. Jimin hanya diam. Pandangan Seulgi kemudian tertuju pada tangan yang saling bertaut itu.
"Oh..aku tau" ucap Seulgi tersenyum remeh dan kemudian sambil menatap Rose.
"Pasti gara gara lo kan" Tuduh Seulgi sambil mendorong Rose hingga rose terjatuh.
"Awwqss!" Ringis Rose sambil memegangi kepalanya yang berdarah akibat terbentur meja. Tentu saja itu menjadi pusat perhatian beberapa orang di sana.
"Chaeng!" Jimin segera menghampiri Rose.
"Kau tidak papa? Kepalamu? kepalamu berdarah." Jimin khawatir.
"Ah tidak papa. Hanya luka kecil. Nanti juga sembuh." ucap Rose menenangkan Jimin.
"Oppa! kenapa kau menghawatirkannya?! Dan kenapa kau mulai peduli padanya? Aku ini kekasihmu kenapa kau ti--"
"DIAM?! Atas ijin siapa kau melukainya? Dan apa urusanmu jika aku peduli dan menghawatirkannya?wajar kan kalau aku menghawatirkan keaadan istriku?" Jimin sambil menekankan kata 'istriku' dan mendekatkan wajahnya ke wajah Seulgi. Rose yang mendengar Jimin mengakui kalau dia adalah istrinya tersenyum haru. Sepertinya dia memang sudah berubah. Sedangkan Seulgi hanya diam mematung.
"Owh ya! Apa yang kau lakukan di apartemen*** semalam hah? Siapa namja itu? Kau mencoba menguras hartaku? dasar bodoh! Ah..bukan. bukan kau tapi aku yang bodoh. Akulah yang bodoh karena bisa tertipu oleh wanita licik sepertimu!" ucap Jimin tepat di depan muka Seulgi sambil menekankan kata 'Licik'. Kemudian Jimin berbalik dan hendak pergi menghampiri Rose, tetapi Seulgi menarik tangan Jimin.
"Jim aku mohon aku bisa menjelaskannya! a-ak-aku... Itu tidak seperti yang kau pikirkan! Kumohon dengarkan penjelasanku! aku tidak bisa hidup tanpamu Jim karena aku men--" Jimin menepis tangan Seulgi dengan kasar.
"Kau mencintaiku? Huh? Kau mencintaiku? JAWAB!!!" Seulgi hanya mengangguk sambil menundukkan wajahnya.
"Heh" Jimin tersenyum sinis.
"Bullshit! pergi dan jangan ganggu hidup gue lagi! Gue gak mau ngeliat muka lo lagi!" Seulgi hanya diam menatap Jimin yang sedang membantu Rose berdiri. Dia yakin kalau Jimin sudah benar benar membencinya karena Jimin menggunakan kata lo-gue dalam ucapannya.Kemudian Jimin perangkul Rose dan membawanya memobil.
"Awas aja kalian!! Jangan harap hidup kalian akan bahagia setelah ini, Jimin!tunggu pembalasanku!!" Gumam Seulgi kemudian pergi meninggalkan restoran tersebut.
Jimin mendudukkan Rose dengan hati hati kemudian dia juga naik ke mobil dan melajukan mobilnya.
Sesampainya di rumah.
"Rose kita sudah sam-" Jimin menghentikan ucapannya karena melihat Rose yang tertidur pulas. Jimin tidak tega membangunkannya jadi dia memeutuskan untuk menggendong Rose ke dalam. Jimin menggendong Rose ke kemarnya*kamar Jimin.
Jimin menidurkan Rose dengan hati-hati agar Rose tidak terbangun. Kemudian Jimin pergi mengambil kotak P3k untuk mengobati kepala Rose. Dia mengoleskan sedikit salep ke kepala Rose dengan pelan. Setelah selesai Jimin menyelimuti tubuh Rose. Jimin memandang wajah Rose. Dia kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Rose perlahan....
Cup..
Jimin mencium bibir Rose singkat kemudian beranjak dan berbaring di sebelah Rose. Sekarang Jimin juga ikut terlelap.
.
.
.
.Segitu dulu yaa..maaf kalau chap yg ini terlalu pendek🙏 soalnya author lagi gk fokus😁
Jangan lupa vote Oky👍
By👋
KAMU SEDANG MEMBACA
•||_❣JIROSE STORY❣_||• (END)
Romance~Jimin dan Rose yang awalnya tidak saling kenal, dijodohkan oleh ke dua ortu mereka. Dengan Jimin yang sudah mempunyai seorang kekasih. Awalnya Jimin membenci Rose, tetapi sesuatu terjadi membuat Jimin sangat² mencintai Rose. Namun, sebuah Konflik p...