CERPEN

689 39 3
                                    

Aku mencoba membujuk kekasihku yang saat ini berniat untuk melompat diatap gedung kantor,semua pegawai ku sudah ramai di bawah bahkan pemadam kebakaranpun sudah sampai dan menggelar kasur balon untuk berjaga jaga jika Yoga kekasihku akan melompat..

"Jangan lakukan ini, kemarilah"aku mendekattinya namun ia malah melangkah mundur

"Tidak ada yang peduli padaku sicca (dibaca sikka) bahkan kau pun sibuk dengan duniamu"

"Aku minta maaf yoga, aku berjanji aku akan selalu ada untukmu"

"Tidak kau sama seperti orang tuaku, kau tidak mencintaiku"

"Aku mencintaimu, sangat mencintaimu"jika itu yang membuatmu akan terus bersemangat hidup aku akan mengatakannya yoga bahkan setiap detik
"Kemarilah genggam tanganku yoga"yoga hanya diam ia menunduk seolah sedang berpikir, apa yang kamu pikirkan? Beri tahu aku yoga? Dalam kesempatan ini aku meraih tangannya membawanya untuk menjauh dari atap gedung, semua orang bernafas lega, apalagi aku..

Aku membawanya ke ruanganku menatap nya dengan intens kali ini apa alasan ia melakukan hal bodoh yang berkali kali ia lakukan..

"Apa kali ini yang membuat kamu melakukan itu lagi?"ia menunduk tak ingin menatapku, aku mengelus pipinya membujuknya seperti biasa..

"Aku melihat kau dengan seorang lelaki"

"Dia hanya temanku yoga"aku menatapnya intens tanpa melepas tanganku yang berada dipipinya..

"Apa teman lelaki mu hanya dia?"tidak yoga teman lelaki ku banyak hanya saja aku dan dia selalu bersama

"Dia yang paling dekat denganku"jawabku,kini ia berani menatapku entah apa yang ia pikirkan, ia hanya tersenyum kecil setelah itu ia berdiri membuat tanganku terlepas dari pipinya

"Aku pulang duluan, maaf membuat kantor mu ramai,aku berjanji ini terakhir kali nya"ia pergi begitu saja tanpa bisa ku tahan,dia lelaki yang tak banyak bicara, dia lelaki yang tak peduli dengan orang lain kecuali aku dan kedua sahabatnya Luna dan Raffi yang saat ini mereka sibuk dengan pekerjaannya di luar kota,apa kalian berpikir jika yoga tidak peduli dengan keluarganya? Yaa kalian benar yoga terlalu banyak dikecewakan dimana ia tak pernah dianggap sebagai anak oleh orang tuanya yang selalu mereka banggakan hanyalah Kartika kakak dari yoga,dan yang membuatku kecewa pada diriku aku tidak bisa mencintai yoga kedua orang tua ku menentang itu bila terjadi dan sekuat mungkin aku menahan agar aku tidak mencintainya, saat ini aku hanya membantu nya agar ia memiliki semangat hidup, agar ia bangkit tidak berpikir untuk mengakhiri hidup nya..

"Ngelamun aja lo"aku tersadar ketika kartika sahabatku sekaligus sekretarisku berbicara tepat ditelingaku
"Kapan lo ninggalin dia?"

"Yoga?"

"Iyalah siapa lagi, dia yang bikin hubungan lo sama richard itu keganggu untung richard sabar sama lo"

"Gue gabisa tika"

"Kenapa gabisa? Ahh lo gabisa karena takut si yoga nekat buat akhiri hidupnya, atau jangan jangan lo masih cinta sama dia?"

"Mending lo keluar gue udah pusing banget"

Waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam tapi dia belum juga datang, kemana kamu yoga, jangan bikin aku khawatir,beberapa kali aku menelponnya tapi tidak ada jawaban, lebih baik aku telpon sekali lagi..

"Yaa Hallo"

"Maaf ini siapa? Dimana yoga?"aku sedikit kaget ketika bukan suara yoga yang kudengar tapi suara lelaki paruh baya..

"Maaf nona kekasih anda sedang berada dikantor polisi lemb***, ia baru saja memukulli seorang pemuda"aku menutup mulutku dengan tangan kenapa yoga melakukan itu

ONE SHOOT OLJESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang