tarik Ulur End..

337 21 4
                                    

"Mengapa kamu masih tetap kesini?" yaa itu suara yoga yang bertanya pada jessica, jessica wanita yang telah dua minggu ini tak pernah absen mengunjungi yoga walau hanya sebatas melihat nya saja, jessica juga sudah menceritakan semuanya tentang kesalah pahaman yang terjadi walau mungkin tak didengar oleh yoga..

"Karena aku ingin melihatmu"Yoga menatap jessica yang terlihat pucat, yoga tidak tahu jika mantan kekasihnya ini sudah beberapa kali pingsan bahkan nino sudah membujuk jessica agar ia mau dirawat..

"Kemarilah"Dengan terburu buru jessica berjalan kearah yoga ia berjongkok didepan yoga untuk menyeimbangi tinggi yoga yang sedang duduk dikursi roda, kini jessica melihat wajah mantan kekasihnya dengan sangat jelas, matanya berkaca..

Rasa rindu dihati yoga sudah menggebu tanpa sadar tangan yoga terulur kearah kening jessica yang terasa panas..

"Kamu sakit?"Jessica menggeleng, ia malah menelusupkan wajahnya dipaha yoga,ada kebahagiaan dihatinya mengetahui mantan kekasihnya itu masih sangat memperhatikannya atau bahkan mengkhawatirkannya..
"Badan kamu terasa panas"

"Aku baik baik saja selama kamu ada disampingku"Yoga terdiam, matanya menatap lurus dimana gista sedang berjalan kearah mereka..

"Gista"gumam yoga, jessica yang mendengarnya langsung mendongakan wajahnya seketika jessica memanyunkan bibirnya, yoga hanya tersenyum melihat itu..

"Yoga ayo kedalam, waktu kamu ditaman sudah habis yaa"

"Gista, tolong cek keadaannya, sepertinya dia sedang sakit"Gista menatap jessica, ia tersenyum ramah, setelah meminta izin gista mengecek suhu tubuh jessica,gista tersenyum

"Sepertinya dia sakit karena menahan rindu pada lelaki bodoh sepertimu"yoga mendengus kesal namun tiba tiba pandangan jessica terlihat gelap..

Dan disinilah jessica berada dikamar yoga yang terpenuhi oleh foto foto mereka berdua, jika jessica melihatnya mungkin saja dia akan menangis karena merasa bahagia sayangnya jessica masih terbaring diatas kasur dengan mata yang tertutup..

"Gista apa dia tidak kenapa napa?"

"Dia cuma kelelahan,makan nya tidak teratur,ini semua pasti karenamu"

"Maaf dokter Gista yang terhormat mengapa jadi menyalahkanku"

"Ck.. Dasar cowok bodoh,sudahlah lebih baik kamu juga istirahat"Gista menatap yoga yang sedari tadi menatap kearah jessica, tatapannya sendu, terlihat sekali jika ia masih mencintai gadis itu..
"Kamu baik baik saja?"Yoga mengangguk tanpa menatap gista
"Kamu terlihat masih mencintainya begitupun dia,kenapa kamu tidak menerimanya kembali?"

"Aku tidak bisa"

"Kenapa? Karena penyakitmu?"Yoga tersenyum,dengan lemah ia mengangguk
"Kamu tidak kasihan padanya?"yoga terkekeh miris tangannya mengulur untuk mengelus rambut jessica

"Aku lebih kasihan jika kita kembali dan suatu hari aku pergi meninggalkannya untuk selamanya, jadi biarkan saja dia melupakanku"

Gista menatap pasiennya yang sudah 3 tahun ini ia tangani dengan tatapan iba, tapi ia tersenyum tipis ketika mengingat hasil kesehatan yoga akhir akhir ini..

"Kamu pasti sembuh"yoga menatap gista ia tersenyum

"Kamu sudah mengatakan itu dari 3 tahun lalu"Gista terkekeh,ia mendekat kearah yoga, membuka topi yang selalu dipakai oleh yoga, mengelus puncak kepala yoga yang langsung saja menyentuh kulitnya, yaa rambut yoga sudah tidak ada..

"Seharusnya kamu semangat, kamu harus yakin jika kamu pasti sembuh, ingat ada banyak orang yang mengharapkan kesembuhanmu,termasuk dia, wanita yang ingin menjadi masa depanmu"

ONE SHOOT OLJESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang