18 - Devan Moment

32 11 0
                                        

"Assalamu'alaikum.." Reygan membuka pintu lantas terkejut melihat siapa tamu yang datang ke rumahnya

"Lo! Mau ngapain kemari?"

"Afwan aku kesini mau ketemu Shena, boleh?" tanya Naykila menundukan pandangannya

"Ada perlu apa lo ketemu sama ade gue?"

Tak lama Shena datang menghampiri keduanya sambil geleng geleng kepala
"Ya ampun Kak Dev kalo nanya tuh b aja gausah ngegas napa, kasian Kak Kila mukanya sampe pucet gitu. Ayo Kak masuk."

Shena mengajak guru ngajinya itu masuk ke dalam kamarnya membuat Devan kesal sendiri karena keberadaannya dihiraukan.

"Kalian mau ngapain?"

"Biasalah urusan cewek. Kak Dev gausah kepo, minggir sana jangan nguping," kata Shena sembari menutup pintu kamarnya membuat Devan melotot

"Hari ini sharing aja yah, besok lagi deh hafalannya soalnya ada yang mau Shena tanyakan tapi Kak Kila janji gak boleh ngetawain,"

"Yaudah, emang kamu mau nanya apa?" tanyanya lemah lembut, menunggu dengan sabar pertanyaan dari Shena yang nampak tersipu malu

"Jadi.. Shena lagi jatuh cinta sama cowok, Menurut Kak Kila salah gak sih?"

Naykila terkekeh mendengar pertanyaan polos gadis dihadapannya, "Enggak dong karena cinta itu fitrah yang udah wajar dimiliki setiap orang dan merupakan anugerah dari Allah. Yang salah itu ketika kamu menyalahgunakan cinta tersebut dalam hal yang dilarang agama, contohnya pacaran," jelas Naykila yang dianggukinya

"Iyaa Shena juga tau kok kalo pacaran itu haram, tapi kalo pacarannya secara sehat boleh kan?"

"Pacaran secara sehat gimana?" tanyanya minta penjelasan

"Enggak ngelakuin zina, jadi yah pacarannya biasa aja gitu paling selebihnya cuma pelukan nggak ngelakuin yang lebih jauh."

"Shenaa mendekati zina itu nggak boleh, apalagi ngelakuinnya. Nah pelukan juga termasuk zina kan? Oke jangankan pelukan, bahkan saling memandang dengan lawan jenis aja udah haram hukumnya karena termasuk zina mata. Terus apa kabar dengan pacaran yang banyak mengundang zina lainnya? Kayak zina hati dan tangan misalnya,"

"Heem apa yang dibilang Kak Kila emang bener. Tapi di jaman sekarang ini pacaran udah jadi hal lumrah, kalo boleh jujur Shena juga kabita," ujarnya terkekeh

"Masih kecil, belum waktunya. Tugas kamu sekarang belajar yang bener, buat Kak Devan bangga. Lagian kalo kamu pacaran haris siap dengan konsekuensinya yaitu nanggung dosa."

"Insyaallah siap! Kan mumpung masih remaja ntar tobatnya bisa nyusul, hehe," ujarnya cengengesan

"Umur manusia gak ada yang bisa jamin Shen." perbincangan tersebut berlangsung hingga dua jam lamanya, kini gadis dengan pakaian gamis itu pun hendak pulang karena hari yang sudah gelap

"Dev anterin Kak Kila pulang yah, cewek gak baik pulang malam sendirian." Devan yang sedang memainkan ponselnya mendongak begitu mendengar perintah sang adik

"Ayo," ucapnya sambil mengenakan jaket denim

"Gausah, aku bisa pulang sendiri,"

"Lo gak denger apa yang Shena bilang barusan?"

Dengan sangat terpaksa Naykila menurut, "Kakak pulang dulu yah Shen, inget pesan Kakak tadi. Assalamu'alaikum?"

"Siyap Kak. Wa'alaikumussalam. Hati hati yah kalian, pokoknya Kak Dev harus anterin Kak Kila sampai rumah dengan selamat tanpa lecet sedikit pun," kata Shena menggoda kakaknya

"Berisik bocah!" umpatnya seraya mengacak ngacak rambut sang adik

"Nanti kamu pulangnya gimana?" tanya Naykila begitu tiba di teras

"Aman. Gue punya banyak kenalan,"

Devan menyetir mobil yang dibawa Shena, lebih tepatnya mobil itu milik Ustadz Adnan. Di dalamnya suasana nampak canggung dengan keduanya yang saling diam menciptakan keheningan

"Sorry kemarin kemarin gue udah ngomong kasar sama lo,"

"Iya gapapa, aku ngerti kok,"

Namun tiba tiba saja ada beberapa motor sport berwarna biru mengepung mobil mereka

"Turun lo bangsat!" teriak mereka sambil mengedor kaca pintu mobil dengam cukup keras membuat Naykila terkejut sekaligus takut, gadis itu belum pernah mengalami kejadian seperti ini.

"Shit! Lo diem disini, kunci pintunya," peringat Devan hendak turun namun di tahan

"Jangan.."

"Tenang aja, gue bisa beresin. Inget jangan turun dari mobil sebelum gue balik,"

Devan melawan sekaligus enam orang yamg menghajarnya secara bersamaan, dengan sangat mudahnya mereka terkapar. Namun sial saat salah satu dari mereka membawa senjata tajam dan mengarahkannya tepat di bagian lengan Devan

"Argghhss?!"

Naykila terkejut melihat darah merembes di lengan kekar Devan yang tertutupi jaket. Dengan cekatan gadis itu turun dari mobil dan menghampiri, "Dev kamu gapapa?"

"Ngeyel banget sih lo disuruh diem malah keluar!" Naykila tidak mempedulikan umpatan Devan untuknya, yang terpenting sekarang luka lelaki itu harus segera diobati

Kini keduanya berada di sebuah warung dengan Naykila yang mengobati luka Devan dengan sangat telaten, sesekali cowok itu meringis, "Kalo boleh tau, mereka itu siapa? Kok tiba tiba nyerang gitu aja."

"Musuh,"

Naykila bingung harus merespon apa, ingin rasanya memberikan wejangan namun takut cowok itu tersinggung.

"Minum dulu teh nya, pasti lemes." gadis itu menyerahkan segelas teh hangat yang lamgsung di ambil Devan yang tanpa sengaja tangannya menyentuh tangan Naykila yang masih menempel pada gelas, buru buru gadis itu menarik tangannya dan memalingkan wajah.

"Sorry," kata Devan merasa tidak enak, gimana pun juga dia mengerti gadis seperti apa Naykila.












__________________________________

Part ini khusus Devan dan Nay😍
Ada yg kngn sama gombalan
receh nya Aksarey??









DANGERVILE [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang