10 - We're Dream

37 14 2
                                    

"Tugas hari ini menjelaskan planning  impian kalian sepuluh tahun mendatang. Ibu beri waktu untuk berpikir satu setengah jam dimulai dari sekarang, nanti kalian presentasikan didepan kelas," titah Bu Devi memberikan instruksi yang dijawab serempak oleh semua murid, "Baik bu."

"Impian? Apa yah?" tanya Shena pada dirinya sendiri.

"Kalian apa guys?" tanya Anya pada kedua sahabatnya.

"Impian gue yah menikah sama sehun lah terus punya anak kembar yang lucu, imut, dan menggemaskan," jelas Dayra membuat Anya mendelik malas. "Ewh bukan temen gue. Kalo lo sendiri apa Shen?"

"Ada deh," jawabnya penuh arti.

Tiba-tiba saja yang melempar pulpen ke arah Shena membuat gadis itu mengedarkan pandangan untuk melihat siapa pelakunya.

Ternyata pelakunya adalah Reygan yang tengah menguntitnya dibalik jendela. Cowok itu tersenyum nakal sembari mengedipkan sebelah matanya membuat Shena salah tingkah.

"Sana masuk kelas." Shena memberi isyarat dengan mengibaskan tangannya namun tidak dipedulikan Reygan yang malah terus menatapnya.

"Waktunya sudah habis. Silahkan Anya kamu tampil ke depan," suruh Bu Devi.

Anya beranjak dari tempat duduknya dan maju ke depan kelas dengan percaya dirinya. "Impian saya sepuluh tahun mendatang nanti adalah mengelola perusahaan Ayah saya, Wardana Company. Untuk mewujudkan impian tersebut caranya dengan rajin belajar terutama dibidang matematika." Anya mengakhiri presentasinya dengan mengucapkan terimakasih yang mendapat tepukan dari seisi kelas.

"Bryan giliran kamu!"

"Oke guys Impian gue mah gak ribet, cuma pengen jadi bos apa ajalah yang penting halal. Alesannya biar tajir melintir dan punya banyak istri," katanya cengengesan karena mendapat sorakan.

Setelah sebagian murid yang tampil, kini saatnya giliran Shena maju ke depan kelas dan menceritakan impiannya. Reygan sendiri masih setia memperhatikan gadis itu tanpa rasa takut ketahuan oleh guru.

"Sebenernya impian Sheira itu banyak banget, salah satunya jadi dokter. Simple sih alesannya supaya bisa nyelamatin nyawa banyak orang, kasih motivasi buat mereka yang sakit, dengan begitu orang disekitarnya gak akan merasa kehilangan." gadis itu menghela nafasnya sejenak sebelum melanjutkan kembali perkataannya.

"Keliatannya mustahil sih, tapi gak ada yang gak mungkin. Kalo kita mau bangun dan berusaha, pasti kata mimpi itu bakal berubah jadi nyata. Jadi untuk teman teman semua jangan pernah takut punya impian besar, karna kita punya Allah yang jauh lebih besar. Makasih" Seisi kelas memberikan tepukan meriah dengan tatapan kagum, terutama Reygan. meski lelaki itu tidak mengerti betul apa yang dijelaskan oleh Sheira namun dia tau itu adalah hal baik.

"Your dream so amazing!" kata Dayra lalu bertos ria.

"Halah sok sok-an ngomong inggris, makan sama asin peda," sahut Anya.

"Ish Anya mah gitu suka julid, gue kan gak neko orangnya jadi apa aja dimakan," balas Dayra tak terima dituduh seperti itu.

"Yang waras ngalah, wlee." Anya memeletkan lidahnya. "Pokoknya apapun mimpi kita, suksesnya harus bareng!"

"Tuh ketauan kan lo mah pengen suksesnya doang, giliran prosesnya aja gak mau," sahut Dayra mendapat cubitan dipipinya oleh Anya yang saking gemasnya. "Susah emang ngomong sama orang jenius."

Sedangkan Shena hanya tertawa melihat kelakuan kedua temannya hingga tidak sadar dengan seseorang yang masih memperhatikannya.

*****

"Tadi gue lihat penampilan lo. Pinter," pujinya seraya mengacak gemas rambut gadis yang tengah menikmati mie instan.

"Makasih. Terus impian Kak Rey sendiri apa?"

"Mimpi gue hidup bahagia sama orang yang gue cinta," jelas Reygan namun tidak mendapat respon.

Orang yang Kak Rey cinta itu pasti Kak Alin, batin Shena.

"Lo gak mau tau siapa orang itu?" Shena menggelengkan kepalanya membuat Reygan kecewa.

*****

Sore ini Reygan terpaksa pulang ke rumahnya untuk membawa sebagian pakaiannya yang masih tersisa di kamar.

"Mau kemana lagi kamu Aksa?" tanya seorang lelaki paruh baya, meski begitu auranya memancarkan kegagahan.

"Aksa mau tinggal di rumah temen," jawab Reygan.

"Temen kamu nakal semua, Papah gak izinin kamu bergaul sama mereka."

"Papah gak berhak larang Aksa!"

"Benar kan dugaan Papah selama ini, mereka udah bawa pengaruh buruk buat kamu. Inget! Kamu itu anak Papah satu satunya yang akan menjadi pewaris sekaligus memimpin perusahaan Papah nantinya," tegas Astra pada putranya.

"Maaf, Aksa gak bisa nurutin permintaan Papah sekarang. Nanti Aksa bakal pulang kalo udah siap," ucapnya sebelum melenggang pergi membawa ransel.

_________________________

Follow ig mereka yaa!!!

@aksareygan
@sheira.tansa
@alin.velov
@jeniezzz (author:v)


DANGERVILE [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang