16. Abi, Umi, dan Abang Nizam 🌻

1.1K 99 0
                                    

Jodoh itu bukan pilihan kita, Namun takdir yang dipilihkan untuk kita.

AppleHijau🍏

Ujian kenaikkan kelas terhitung tiga hari  lagi, Rana berusaha keras belajar agar nilainya tidak turun. Tidak beda dengan  Bari yang kini semakin giat dan melatih fisiknya. Terhitung semenjak papa Bari memberikan buku panduan yang sangat Bari miliki sejak SMP. Bari sangat senang karena sang papa akhirnya membelikan buku itu. Semenjak kecil Bari memang menyukai pesawat terbang, namun dia lebih dominan menyukai pesawat tempur. Bahkan dia sering berandai – andai menjadi pilot tempur di angkasa.

Hari ujian kenaikkan kelas tiba semua siswa – siswi sudah mempersiapkan diri masing – masing. Rana dan ketiga temannya sudah ada didepan ruangan ujian mereka.

“semoga pengawasnya bukan pak Wahyu ya “ ucap Arumi berharap

“iya haha, gak bisa nyontek nanti “ sambung Zahwa, Rana menggelengkan kepala melihat tingkah kedua sahabatnya.

Bari berjalan kearah ruangan, ada yang berbeda dari Bari. Rambutnya sudah berubah menjadi sedikit gundul karena mamanya sudah menyuruh Bari memotong rambutnya. Sebenarnya Bari tidak mau memotong rambut kesayanagannya, demi mamanya dia menuruti permintaannya.

“dih.. Bari ganti model rambut tuh “ ujar Arumi tertawa

“wkwk iya kaya upin ya “ imbuh Zahwa, Rana melihat kearah Bari juga ikut tertawa.

“anjayy nambah lagi, itu Fawwas juga haha “ kata Arumi lagi melihat Fawwas berjalan dibelakang Bari.

“itu ipin-nya ya “ sambung Rana tertawa, sedang Zahwa tersenyum manis.

“ astaugfirullah “ gerutu Zahwa, Rana yang mendengar pun langsung menatap Zahwa.

“apa ?” tanya Zahwa bingung

“suka ya sama Fawwas “ goda Rana kemudian

“ihh apaan sih, enggak ! “ jawab Zahwa kesal, Arumi dan Rana pun tertawa berhasil menggoda Zahwa.

Hari pertama ujian bahasa indonsia cukup melelahkan karena harus cermat membaca setiap butir soal, sering sekali menemui jawaban yang mengecoh. Rana tersenyum karena soalnya sudah terjawab semua, kini dia menunggu teman – temannya.

“Ran.. woy ssstt “ suara Bima dibelakang Rana, Rana pun menoleh menaikkan alisnya.

“nomor dua ,,,  “ tanya Bima pelan.

“aku jawabnya A “ ucap Rana, diacungi jempol Bima.


🍄🍄🍄


Penerimaan raport kenaikkan kelas sudah diterima semua wali murid, Kali Rana sedikit kecewa karena peringkatnya turun mejadi dua dikalahkan Agam ketua kelasnya. Tapi taka pa Rana cukup bersyukur diberi nilai sangat cukup memuaskan dan bisa naik kelas. Bagaimana kabar Raif ?, Rana tidak pernah tahu kabarnya. Setiap melewati rumah Raif pun sepi. Apa Raif tidak pernah ada libur pikir Rana. Raif hanya mendapat jatah libur 3 hari saja, sehingga dia tidak sempat pulang ke rumah. Kedua orang tuanya yang selalu mengunjunginya ke Yogjakarta,
Libur kenaikkan kelas Rana berdiam diri dirumah, Nizam sedang sibuk dengan tugas kampusnya bahkan sering tidak pulang karena menginap dikost temannya. Rana menonton televise diruang tamu bersama Umi-nya pagi ini, sedangkan Abi baru saja pulang tugas dari Magelang. Jadi beristirahat dikamar.

“Umi, ke kamar dulu ya. Abi tadi bilang lagi gak enak badan “ ucap Umi, Rana tersenyum mengangguk.

Rana mendengar suara tangisan dari kamar Umi, Rana terkejut dan langsung berlari ke kamar.

“hiksss … abi … abi bangun … “ lirih Umi Rana berusaha membangunkan, Rana yang berada di depan pintu pun langsung mendekati mereka.

“kenapa Umi ?” tanya Rana khawatir

“abi dibangunin, gak bangun – bangun Ran “ ucap Umi menangis sesegukan, Rana memeriksa denyut nadi Abi.

“kita bawa Abi ke rumah sakit Umi” ajak Rana, Umi pun keluar mengeluarkan mobil dari garasi. Sedangkan Rana dan pak. Satpam memapah Abi masuk mobil.

Mereka kini sedang berada diruang ICU, menunggu Abi diperiksa.

“gimana keadaan Abi dok ? tanya Umi setelah dokter berhijab itu keluar.

“tidak apa – apa, Bapak pingsan karena kecapekan. Ibu harus membatasi pekerjaan Bapak. “ nasihat Dokter itu kemudian pamit pergi.

Umi dan Rana sangat bersyukur Abi tidak apa- apa, mereka masuk ke dalam ternyata Abi sudar sadar dan tersenyum kearah mereka.

“Abi… hiks.. “ tangis Rana pecah memeluk sang Abi. Abi pun mengelus puncak kepala Rana.

“Abi gapapa, maaf membuat kalian khawatir “ ucap Abi masih tersenyum
Nizam yang ditelfon Rana pun langsung bergegas ke rumah sakit Abi dirawat. Pikirannya tidak tenang hampir saja dia bersenggolan denga pengendara lain dijalan. Sampai koridor rumah sakit bahkan tidak sengaja menabrak dokter muda berhijab cantik yang memeriksa sang Abi.

“maaf, maaf saya buru – buru mbak “ jelas Nizam membantu dokter itu berdiri.

Dokter itu pun menatap Nizam “ tidak apa-apa, tapi tolong lain kali hati-hati ya. Ini dirumah sakit banyak pasien “ jawab Doketer itu tersenyum. Nizam yang melihat itu pun ternganga.

“subhanallah calon makmum “ gumam Nizam , membuat dokter itu sedikit kaget.

“ehh maaf dok sekali lagi, saya permisi “ pamit Nizam berlari mencari ruangan sang Abi. Dokter muda itu tersenyum

“lucu “ lirihnya lalu kembali berjalan menuju kantin rumah sakit


Cieee mendekati ending nih

Jangan lupa vote yah dan Comment
See you 💚

Assalamu'alaikum Bidadari Sekolah (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang