Kenyaman yang dibutuhkan dalam sebuah hubungan, bukan hanya cinta.
AppleHijau🍏
Abi Rana dirawat dirumah sakit selama tiga hari, semua pekerjaan dikantor dibantu bang Nizam dan Rana.
“abang, kita nanti digaji pasti ya bang “ ucap Rana senang, Nizam menoleh.
“gaji apaan, niat nolong enggak sih “ jawab Nizam kesal
“niat atuh lilahta’ala abang “ ujar Rana tersenyum
“gak ada pokoknya, kalau pun dikasih sama Abi. Abang yang harus nerima kamu enggak “ jawab Nizam tersenyum.
“lah mana bisa, aku yang ngomong lo tadi sama client Abi. Abang kan Cuma senyum – senyum ngucapin terima kasih doang “ sanggah Rana kesal, Umi yang mendengar perdebatan mereka pun mendekat.
“kenapa pada ribut hem, Abi lagi istirahat lho “ ucap Umi duduk disamping Rana.
“abang Umi, ngeselin “ Adu Rana, Nizam hanya tertawa disana.
Suara ketukan membuat mereka berhenti berbincang, Umi berjalan membukakan pintu.“assalamualaikum “ salam seseorang dibalik pintu
“waalaikumsalam “ jawab Umi, ternyata keluarga Bari datang menjenguk Abi.
Personil keluarga Bari lengkap semua ikut hadir safa dan safi langsung menempel pada bang Nizam, karena bang Nizam adalah sumber makanan bagi mereka. Slah Bang Nizam selalu mengiming – ngmingi mereka jajan, akhirnya sampai sekarang mereka sellau mendekati Bang Nizam. Rana ke dapur membuatkan minum keluarga Bari.
“Umi aku ke dapur ya “ izin Bari pada Umi,
“jangan lupa PDKT “ sambung mama Bari membuat mereka tertawa.
Bari melihat Rana sedang mengaduk minuman disana, langsung menghampiri.“ehem “ deheman Bari
“gak usah ganggu deh bang, mau aku siram ya “ ucap Rana sinis, dia masih kesal pada Bang Nizam.
“gue bukan bang Nizam “ ujar Bari, membuat Rana menoleh meringis.
“ehh Bar.. hehe ngapain “ tanya kikuk Rana, Bari menaikkan Alisnya sebelah.
“panggil Abdul, gue kangen lo “ ucap Bari mulai mendekat kearah Rana, Rana sudah terpojok di meja dapur.
“maksudn,,nya “ jawab Rana gugup karena Bari sudah berada didepannya, jarak mereka sangat dekat. Bari menatap Rana yang masih menunduk, Bari mengangkat dagu Rana. Membuat Rana kebingungan disana, mereka saling menatap dalam.
“Umiiiiii mama abang Bari sama Kak Rana deket – deketan “ teriak kedua bocah kecil itu, lalu berlari membuat Bari dan Rana terkejut menjauh.
🍄🍄🍄
Bari mendapat wejangan dari mamanya didepan keluarga Rana, Rana masih meunduk malu.
“ya udah gini aja ya, sekarang kalian mama jodohin. Tapi nikahnya entaran aja biar Bari selesai kuliah” terang mama Bari membuat kedua keluarga yang berkumpul pun ternganga.
“abi setuju, asalkan Bari menjaga Rana. Iya kan Umi ? “ sambung Abi Rana tersenyum, Rana melotot tidak percaya dengan perkataan sang Abi. Berbeda dengan Bari yang tersenyum penuh kemenangan.
“ Umi, terserah Rana-nya “ jawab Umi tersenyum menatap Rana.
“mau kan Rana “ tanya mama Bari menggenggam tangan Rana. Ran melihat semua orang disana
“tapi Rana masih pengen kuliah tante “ jawab Rana kemudian, mama Rana tersenyum
“gapapa, Bari juga masih mau kuliah. Kalian nikahnya selesai kuliah, Bari juga mau kok nunggu kamu “ imbuh mama Bari meyakinkan Rana.
“Rana minta waktu buat jawab ya tan “ jawab Rana lagi, membuat Bari sedikit kecewa.
Tiba – tiba saja Bari berdiri “ aku ada janji sama temen – teman mah- pah, aku pamit ya Umi – Abi , bang, Ran “ ucap Bari menyalami mereka dan bergegas keluar rumah. Rana yang melihat itu pun hanya menunduk kepala.
“gapapa, Bari gak kecewa kok. Dia kan ada janji sama temenya “ kata mama Bari memeluk Rana tersenyum.
Bari menemui Fawwas dan Naufal di café milik bunda Fawwas, sesampainya didalam Bari diberitahu karyawan caffe jika sudah ditunggu Fawwas dilantai dua.
“lama banget lo “ ucap Naufal yang memainkan ponsel, Bari tidak menjawab langsung menidurkan diri disofa sebelah Naufal.
“ maaf permisi kak, ini kopinya “ salah satu karyawan caffe mengantarkan kopi pesanan Fawwas.
“taruh dimeja Dib, makasih ya “ ucap Fawwas tersenyum, Adiba langsung pamit untuk turun. Bari yang baru pertama melihat perempuan itu pun terdiam menatap kepergiannya.
“karyawan baru ?” tanya Bari
“iya, bunda yang ngajak dia kesini. Daripada kerja dijalanan” jawab Fawwas mendapat anggukan Bari
Caffe tutup jam 10 malam Bari dan Naufal membantu Fawwas menutup Caffe.“kalian pulangnya hati – hati “ ucap Fawwas kepada karyawan caffe.
Adiba berjalan pulang ke panti tidak jauh dari caffe, jalan memang sangat sepi karena sudah larut malam. Namun Adiba bukan perempuan yang penakut, dia perempuan pemberani membantu bunda panti untuk menafkahi adik –adik pantinya walaupun dia harus putus sekolah. Namun semenjak bertemu bunda Fawwas, Adiba bisa bersekolah kembali. Bari mengendarai motornya pelan dia melihat dari kejauhan orang berjalan dan menghampirinya.
“Adiba kan ?” tanya Bari berhenti disamping Adiba
“mau apa ? ngerampok ya ?” tanya Adiba was-was , membuat Bari tertawa melepaskan helmnya.
“kakak, temennya kak Fawwas ?” tanya Adiba lagi
“iya, ayo gue anter aja, gak baik perempuan pergi sendiri “ ajak Bari
“gak bayar kan kak ? aku gak ada uang soalnya hehe “ ucap Adiba
menyengirSelamat membaca
Jangan lupa vote commentSee you 💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum Bidadari Sekolah (Completed)
Teen Fiction❗sebaiknya follow dulu, jangan lupa vote juga ☺🌻❗🐋🐋🐋 Rana Aqila Humaira, seperti arti namanya sosok gadis mengagumkan dan cerdas. Sebuah kisah dunia fana, sepasang laki - laki dan perempuan yang merajut cinta untuk menyempurnakan agama. Dengan...