Hari – hari Rana sangat membahagiakan, Bari mengambi cuti dan menemani Rana di Yogjakarta. Sekarang Rana tidak bekerja lagi karena akan wisuda besok, dia sudah memilih baju couple bersama Bari yang akan dikenakan besok acara wisuda. Ummi dan mama Bari sekarang juga berada di Yogja mereka menginap dirumah Rana. Bari diam – diam membeli rumah didekat kampus Rana.
“mas… perutku belum besar ya “ ucap Rana saat bersantai di ruang keluarga.
Bari tersenyum lalu mengelus perut Rana “ nanti juga besar sayang “ ucap Bari tersenyum. Rana pun mengangguk.
“sayang minum susunya dulu “ Ummi Rana memberikan segelas susu, Rana tersenyum lalu meminumnya.
Acara wisuda jam 8 pagi, Rana sudah bersiap – siap untuk berangkat ke kampus.
“pakai sepatu balet saja sayang “ kata Bari
“iya mas, aku tahu “ jawab Rana yang sedang dikamar mandi.
Mobil Bari sudah sampai di halaman kampus Rana, panitia berjas almamater kampus sudah stand by disana. Aisyah melangkah mendekati Rana, mengajak Rana untuk duduk di dalam. Acara sangat meriah, Rana menangis terharu. Dia akan menjadi ibu dan sarjana disaat bersamaan, siapa yang tidak ingin seperti itu. Semua juga ingin pastinya.
Sesi foto berlangsung, semua mahasiswa tersenyum dan bangga berfoto bersama keluarganya. Rana dan Aisyah foto berdua. Mereka berdua tidak menyngka akan wisuda bersama. Bari melihat istrinya hari ini sangat bahagia. Setelah sesi foto bersama, Rana duduk bersama Bari.
“capek ya ?” tanya Bari, Rana menggeleng .
“sedikit “ ucapnya kemudian, membuat Bari gemas.
Dari kejauhan Albar melihat perempuan yang menolaknya beberapa waktu lalau, dia tidak menyangka menyukai perempuan yang sudah bersuami dan kini akan menjadi seorang ibu muda. Albar cukup tahu diri, mungkin yang dia rasakan hanya mengangumi perempuan itu. Albar berjalan kearah dua insane yang sedang berbahagia itu.
“hay.. bang, Rana “ sapa Albar tersenyum, dia tidak ingin menjadi laki – laki pengecut yang pernah mengungkapkan perasaannya kepada perempuan yang sudah bersuami. Dia bertekat meminta maaf.
“iya, ada apa ya ?” tanya Bari bingung, Rana hanya diam saja sedaritadi, takut jika Albar berbicara yang tidak – tidak tentangnya.
“maaf sebelumnya bang, saya lancing terhadap istri anda. Saya menyukai istri anda, namun saya tahu perasaan saya salah. Saya kesini untuk meminta maaf atas pengakuan suka saya terhadap istri anda dan Rana” terangnya jelas, membuat Bari sedikit terkejut lalu tersenyum.
“istri saya memang cantik dan baik, sampai – sampai banyak orang yang menyukainya. Tapi saya beruntung bisa mendapatkannya. Saya sudah maafkan kamu, semoga kamu bisa mendapatkan perempuan yang baik sama halnya istri saya. Kuliah lah yang benar dulu “ jawab Bari diselingi gurauan
Hati Rana menghangat mendengar percakapan dua laki – laki di depannya, dia terseneyum hangat kepada Albar yang pamit undur diri. Bari menatap istrinya lembut lalu tertawa.
“kenapa tertawa ? aku lucu ?” tanya Rana penasaran
“banyak ya yang menyuka istriku ini, beruntungnya “ kata Bari memegang kedua pipi Rana.
“ih mas lepasin, malu tahu diliat orang “ ucap Rana dengan wajah memerah
Hubungan yang penuh lika – liku cobaan, jika dijalani dengan ikhlas. Semua akan indah pada waktunya, sabar dan mengalahkan ego masing – masing adalah kunci dari sebuah hubungan yang bahagia dunia akhirat.
Kisah ini akan selesai pada waktu dan tempat yang kita tidak tahu, jika Allah mengizinkan untuk selalu bersama maka dunia akhirat adalah tempat kisah ini tersimpan.
Terima kasih kepada para pembaca yang sudah membaca karya saya yang pertama Assalamualaikum Bidadari Sekolah. Kisah ini saya selesaikan, Tamat.
Tunggu extra partnya juga ya, sebagai bonus buat kalian yang sudah membaca cerita saya. Dan kejutaannnnn….. apa yang akan saya berikan. See you gaes
End.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum Bidadari Sekolah (Completed)
Teen Fiction❗sebaiknya follow dulu, jangan lupa vote juga ☺🌻❗🐋🐋🐋 Rana Aqila Humaira, seperti arti namanya sosok gadis mengagumkan dan cerdas. Sebuah kisah dunia fana, sepasang laki - laki dan perempuan yang merajut cinta untuk menyempurnakan agama. Dengan...