7 tahun kemudian ….
“Abang .. adiknya nangis jangan kamu gangguin sayang” teriak Rana dari dalam rumah
Azka sedang menemani sang adik bermain pesawat terbang yang kemarin dibelikan oleh sang Abi, Azka senang sekali menggoda adiknya sampai mennagis. Bita jika kesal langsung menangis lalu memukul pelan kakaknya, Azka sangat menyayangi adiknya yang terlihat tomboy itu.
“Abang, ayok kerumah Mama Arumi. Ajak adiknya ke mobil ya, mama mau ambil susu dulu “ ucap Rana, Azka mengangguk menuntun sang adik ke mobil.
Rumah Mama Arumi sangat nyaman, oh iya Mama Arumi mempunyai satu orang anak. Lebih tua setahun dari Tsabitah putri Rana, anaknya laki – laki. Dan pasti perjodohan mereka tetap berlanjut, namanya Muhammad Dzaki Baqir. Anaknya lebih pendiam yang mereka bayangkan, Mama Arumi cerewet sedang Papa Nau kalau ngomong ngegas. Kenapa anaknya bisa pendiam seperti itu, setiap mereka main kerumah Dzaki tidak mau bermain bersama mereka. Kecuali dengan Saka anak dari Bunda Zahwa karena mereka memang tetanggaan. Berbeda dengan Dzaki, Saka lebih ceria dan mudah bergaul.
“Dzaki, ajak main Bit asana “ perintah Mama Arumi, Bita sedang asyik bermain kucing dilantai sendiri. Sedang Azka sudah bermain ke rumah Saka.
Dzaki berdecak “ dia juga lagi main sama pusy ma” ucap Dzaki melipatkan tangannya di dada, Mama Arumi menggelengkan kepalanya.
“anak kamu bukan ?” tanya Rana tertawa
“anakku lah, dikira nemu di jalan “ jawab Mama Arumi sebal
Tsabitah menatap bocah laki – laki di depannya, Dzaki menatapnya tajam. Membuat Bita menundukkan kepala lalu menangis. Umi Rana dan Mama Arumi terkejut mendengar tangisan Bita. Mereka langsung menghampirinya.
“aduhh,,, adik kenapa nangis, cup…cup.. anak Umi” suara lembut Rana menggendong buah hatinya, Dzaki meringis.
“kamu apakan calon mantu mama Dzaki ?” tanya Mama Arumi kesal, Dzaki berdiri dan hanya tersenyum manis. Lalu pergi keluar rumah.
“astagaa, anak siapa tadi Ran,,, ya allah “ ucap Mama Arumi lagi, membuat Rana tertawa. Bita sudah diam dalam dekapannya.
Semua berjalan semestinya, kebahagiaan orang – orang terdekat Rana dan Bari. Bahagia dikehidupan mereka masing – masing, yang tidak mereka sangka ketika Aisyah memberikan undangan pernikahannya dengan Albar. Albar yang pernah menyatakan rasa suka kepada Rana waktu kuliah dulu. Padahal Aisyah sedari dulu tidak bersikap baik dengan Albar, kini malah menjadi sepasang suami –istri. Sungguh indah nikmat yang diberikan Allah swt kepada kita hambanya.
Dulu yang saling tidak suka, kini menjadi suka. Dulu yang saling membenci, kini saling bertegur sapa dan bercerita. Bukankah sangat indah untuk diceritakan esok dengan anak – anak dan cucu kita.
Happy ending…. 🌸🌸☺☺☺
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih sudah member support dalam penulisan kisah Rana dan Bari. Semoga kisah ini bermanfaat bagi kita semua.
Salam dari aku
See you gaes . . . .. 😭🧡🧡🧡
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum Bidadari Sekolah (Completed)
Teen Fiction❗sebaiknya follow dulu, jangan lupa vote juga ☺🌻❗🐋🐋🐋 Rana Aqila Humaira, seperti arti namanya sosok gadis mengagumkan dan cerdas. Sebuah kisah dunia fana, sepasang laki - laki dan perempuan yang merajut cinta untuk menyempurnakan agama. Dengan...