25. Senang rasa sedih🌻

1.4K 97 0
                                    

Benar kata orang indahnya senja tergantung dengan siapa kita saat ini, Bari tersenyum – senyum di balkon rumah. Rana masih tertidur pulas diranjang.

“kenapa aku gak dibangunin sih, udah sore “ ucap Rana dengan memakai piyama tidurnya, Bari menoleh tersenyum mendekat kearah Rana.

“maaf, aku kira kamu capek hehe “ jawab Bari mengecup kening istrinya, Rana mengerucutkan bibir.

“aku mandi dulu, kamu ke bawah aja. Nanti abang marah – marah kalo gak ada yang nyambut pulang kerja “ kata Rana cemberut, Bari mengangkat sebelah alisnya.

“hahaha… makanya suruh nikah abang kamu “ ujar Bari mendapat cubitan Rana. Bari pun mengalah turun ke bawah.

Rana keluar dari kamar mandi, dan mendengar dering ponsel Bari. Dia pun mendekat dan mengeceknya, ATIKA jelas terpampang nama tersebut, Rana mengerutkan keningnya. Dia bingung mengangkatnya atau tidak, tapi Bari sudah menjadi suami tidak apa pikirnya. Dengan tekat bulat Rana mengangkat telfon tersebut.

“ hallo,,, Bar kenapa belum ke hotel sih “ ucap orang disebrang, Rana terkejut maksud dari perkataan wanita itu.

“maaf ini siapa ?” tanya Rana tenang

“loh,,, mbaknya yang siapa ya ? ini ponsel Bari “ jawab wanita itu sedikit meninggi. Rana pun kesal mematikan telfonnya.

“kenapa hotel, maksudnya apa” lirih Rana duduk diranjang matanya sudah berkaca – kaca.

Tidak lama, satu pesan WhastApp masuk, mata Rana membulat karena wanita tadi menyuruh Bari agar cepat ke hotel . Rana menangis di dalam kamar.

“Ran…. Turun makan woy abang bawain ayam bakar madu nih “ panggilan Nizam membuat Rana mengusap air matanya.

“iya bang “ ucap Rana

Mereka makan bersama Abi dan Umi sudah kemabli sore tadi, Rana masih diam namun dia melakukan kewajibannya melayani suami mengambilkan makan.

“kamu  mulai terbang kapan Bar ?” tanya Abi Rana

“dua hari Bi, tapi nanti kumpul dulu sama yang lain “ jawab Bari

“cepet banget sih, masih pengantin baru loh “ sahut Umi tersenyum

“hahha… kerja cari duit juga buat anak Umi kan “ sambung Nizam, Rana masih terdiam.

Setelah makan malam Rana kembali ke kamar, diikuti Bari yang berjalan dibelakangnya.

“aku nanti kumpul sama temenku dulu ya sebentar “ ucap Bari kepada Rana, Rana hanya diam saja.

Bari merasa tidak beres sejak tadi karena Rana hanya diam saja, sejak turun kamar. Suara panggilan ponsel membuat Rana menoleh pada Bari, namun Bari sudah berdiri mengangkat telfon ke balkon. 

“kenapa harus keluar, apa sangat penting “ lirih Rana, kemuadian merapikan baju memasukkannya ke koper.

Setelah Bari mengangkat telfon dia kembali ke dalam kamar, Bari mengangkat sebelah alisnya karena melihat Rana memasukkan baju ke dalam koper.

“mau kemana ?” tanya Bari berdiri dihadapan Rana

“ke Jogja “ jawab Rana

“kamu masih izin kan “ ujar Bari lagi

“aku lupa ada bimbingan besok “ uacapan Rana membuat Bari curiga.

“bukannya bimbingan kamu sudah selesai, tinggal sidang “ imbuh Bari, membuat Rana berhenti
memasukkan baju ke koper.

Bari mendekati istrinya duduk didepannya, menatap Rana sedang menunduk.

“ada apa ?” tanya Bari, Rana menggelengkan kepala.

“ya udah kalau gapapa, bisa siapin baju aku kan. Aku mau kumpul sama temen “ pinta Bari, Rana mengangguk menyiapkan bajunya.

Bari berpamitan dengan Rana , mungkin pulangnya akan larut karena ada urusan yang penting yang harus dia urus sesudah berkumpul dengan teman kerjanya. Jam 10 malam Bari kembali ke rumah papa dan mamanya.

“loh pulang mas “ sapa pak satpam rumah Bari, Bari tersenyum.

“iya pak, Cuma sebentar ambil barang “ jawab Bari lalu masuk ke dalam rumah mencari barang yang dia cari.

Mama dan papanya mungkin sudah terlelap, Bari langsung bergegas kembali ke rumah Abi.

Katakanlah … sebuah hubungan tanpa didasari kepercayaan dan kejujuran akan hancur.

See you

AppleHijau🍏

Assalamu'alaikum Bidadari Sekolah (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang