1

29.7K 1.6K 157
                                    


Tangisan haru seorang pria paruh baya terdengar jelas disalah satu bilik rumah sakit.

Mulutnya tak henti² mengucapkan terimakasih kepada seorang anak berusia 15 tahun yang tengah terbaring lemas diranjang khusus pasien.

"T-terimakasih nak, aku tidak tau bagaimana nasib anakku nantinya jika tidak ada dirimu" *hikss.

Diciumnya kening anak itu cukup lama lagi² netranya mengeluarkan air, sungguh ia sangat sangat berhutang Budi kepadanya.

Setelahnya ia menghampiri anak semata wayangnya ia kembali melakukan hal yang serupa mencium keningnya lama dengan tangan yang mengusap kepalanya.

"Appa sangat menyayangimu, appa tidak akan membiarkan dirimu meninggalkan appa sendiri didunia ini".

Ya kedua anak itu sebelumnya melakukan operasi dan bersyukurlah kalian operasi berhasil.

----

"Ada duit gak lo?! Sini gw pinjem dulu".

"E-engga hyung gak ada" ucapnya lirih.

"Awas lu!" kaki besarnya berhasil menyingkirkan taeyong yang sedari tadi duduk di kasurnya.

Taeyong tersentak kebelakang dan kepalanya sukses membentur dinding.

"Awww, h-hyung jangan diambil kumohon *hikss i-itu uang buat aku sekolah".

"Berisik banget si lo, gw minjem sialan bukan minta tar gw ganti". Ucapnya sembari menghitung kertas² yang menguasai dunia.

"B-bukan gitu hyung a-aku harus membawanya kesekolah besok j-jika tidak membayar a-aku tidak bisa ujian hyung k-kumohon jangan" *hikss.

PLAKK

Telinga taeyong berdengung, pipinya terasa panas akibat ulah hyungnya, bukan sekali dua kali ia mendapatkan ini bahkan hampir setiap hari hyungnya melakukannya.

Entah kemana akal hyungnya, taeyong yang sakit²an seharusnya mendapat kasih sayang bukan malah sebaliknya apa matanya sudah buta, lihatlah wajah taeyong mana ada seorang laki² memiliki wajah sesempurna itu bahkan boneka saja kalah.

Taeyong memeluk lututnya sendiri setelah kepergian hyungnya, sesekali ia mengusap hidung dan tangannya.

"H-hyung gak sayang sama yongie" *hikss

"Yongie cape *hikss* eomma appa yongie ingin ikut kalian apa diatas sana enak? kalo enak ijinkan taeyong ikut" *hikss

Ucapnya sembari menatap langit² kamarnya.

Ya beginilah keadaan taeyong sekarang ia hanya tinggal bersama hyungnya kedua orangtuanya sudah mendahuluinya sekitar setahun yang lalu akibat kecelakaan kereta.

"Uang yongie sekarang udah abis pinpin, besok yongie harus gimana yongie bingung ".

Taeyong berucap kepada boneka pinguinnya yang diberikan oleh ibunya dulu ya dan namanya adalah pinpin.

Jika kalian bertanya darimana taeyong mendapatkan uang ia mendapatkannya dari hasil mengamen kalian bayangkan saja ia mengamen sembari membawa boneka pinguin dan selalu memakai baju kebesaran ya taeyong memang kekanak-kanakan diusia sekarang ini, usianya sekarang menginjak 18 tahun dan ia kelas 11 sekarang.

"Yongie gak boleh sedih!! Yongie harus cari uang yang banyak!!" ucapnya semangat kemudian ia bangkit dari kasurnya dan mengambil kecrekan kalian tau kan? Tau lah ya..

"Ayo pinpin kita ngamen lagi" taeyong menggendong bonekanya dengan semngat ia keluar dari rumahnya dan berlari riang memasuki kota.

1 jam berlalu...

"Pinpin lihatlah ini kita dapet uang banyak hehehe".

"Aahhh" lenguhan lemah keluar dari mulut mungil taeyong uang yang sedari tadi ditangannya telah berceceran ditanah.

Taeyong mendudukan dirinya tangan kirinya mengusap² perut bawah bagian kiri dan tangan satunya ia gunakan untuk mengumpulkan uangnya kembali.

Jika sedang kambuh begini lah kondisi taeyong bahkan bisa lebih parah.

Bibirnya sangat kering, matanya sedikit sayu dan jangan lupakan kulitnya yang kotor akibat terlalu lama diluar.

"Pinpin ayo kita pulang kamu kantongin ya uangnya biar gak diambil hyung lagi" ucapnya seraya memasukan lembaran uang dikantong depan yang terdapat di bonekanya.

Dengan tenaga yang tersisa taeyong melangkahkan kakinya menuju tempat yang paling aman menurutnya yaitu rumah.

Sumpah gw ngetik sambil nahan tangis sebenarnya gak tega taeyong gua giniin tapi ini just story maaf ya taeyong hehew...

TBC

Next or unpub?

Next or unpub?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JUST YONGIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang