Happy reading❤️
Semoga suka...
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•Pukul 03.00 am.
Leon terbangun, teringat dengan gadis yang mengganggu pikirannya beberapa jam lalu, Tenggorokannya terasa kering.
Leon beranjak dari keranjang, lalu berjalan kearah pintu.
Leon membuka knop pintu, lalu berjalan keluar kamarnya menuju dapur.
Keadaan sepi, ia tahu ini pukul tiga.
Leon berjalan santai sampai pada saat ia mendengar pembicaraan dari dalam kamar bunda dan ayahnya.
Leon tadinya tak menanggapi, namun ada perasaan penasaran juga di otaknya.
Tak biasanya ayah dan bundanya terbangun pukul tiga pagi.
"Aku takut" Ucap ara.
"Ak- aku takut zero tau" Sambung ara.
"Semua nya bakal baik baik aja" Ucap fathan.
Takut zero tau?. Ucap Leon membatin,
Lalu Leon mencoba tak memikirkan kalimat itu, ia mengambil minuman di kulkas lalu segera meminumnya dan kembali kekamarnya untuk tidur.
****
Rachel membantu ibunya membawakan dagangannya ke depan komplek.Rachel bersama kakaknya kini membantu ibunya dengan sangat baik, mulai dari bantu membuat, menata, dan membungkusinya.
Rachel terbangun pukul setengah enam tadi, lalu segera mandi dan sholat, lalu di sambung dengan membantu ibunya berjualan.
Ibunya berjualan didepan komplek, banyak langganan yang suka pada kue ibunya, Rachel sangat bersyukur karena mempunyai ibu yang kuat dan mampu mendidik nya dan kakaknya.
"Rachel berangkat, ibu jangan kecape an" Ucap Rachel sambil mencium tangan ibunya.
Kakaknya sudah berangkat kerja sedari tadi.
Lalu Rachel berjalan sampai depan gang dan menunggu angkutan umum.
Berbeda dengan keluarga gardien, mereka semua sarapan dengan keheningan.
"Kamu hari ini langsung pulang ya bang" Ucap ara pada zero.
"Siap bun.. mau ngapain emang?" Tanya zero.
"Bunda mau masak banyak, kamu boleh ajak tio kesini" Ucap ara.
"Sekalian ajak Hans sama romano ya bun?" Tanya zero.
"Iya ajak aja, makin rame makin bagus" Ucap ara.
Leon dan Leona diam.
"Oh iya, kamu juga na. Temen kamu suruh dateng ke rumah ya, ajak keysa, giska, sama Grace" Ucap ara.
"Hm" Balas Leona singkat.
Seputar info saja, Leona memang dingin, tapi ia selalu mematuhi peraturan sekolah dengan baik, Dari segi nilai, dan kerapihan berseragamnya.
"Kamu juga bang le-" Ucapan ara terhenti.
"Gausah, makanannya gak akan cukup buat seratus lima puluh orang" Ucap Leon lalu bangkit dan pergi.
Ara menghembuskan nafas pelan, memaklumi putranya.
Leon melajukan motornya ke arah bang beth.
Sepi, itu yang menggambarkan keadaan saat Leon sampai di Base Camp.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE [ END ]
Teen FictionSEBUAH KONDISI KETIKA SEDANG TERGILA GILA DENGAN SESEORANG. Leon Andrean Gardien. Putra kedua dari pasangan Fathan dan Ara. Siapa yang tak kenal dengan Leon? Lelaki nakal dengan pesonanya, Bolos di rooftop, Tidak memakai atribut dengan baik, Dan han...