19. Rasa Yang Beda

9.4K 467 13
                                    


Hari ini Rachel mulai masuk sekolah, ia masih berada di rumah untuk membantu ibunya menyiapkan alat bahannya untuk berjualan.

"Kamu udah sembuh?" Tanya ibu Rachel.

"Udah," Ucap Rachel.

"Kalo masih pusing obatnya di minum Chel.." Ucap kakak Rachel, lalu di angguki oleh Rachel.

Rachel memakai dasinya dengan rapih, lalu menatap dirinya di pantulan kaca. Sudah siap, lalu ia segera berpamitan untuk pergi ke sekolah.

"Rachel berangkat, assalamualaikum" Ucap Rachel.

Lalu Rachel keluar, saat menutup pintu dan berbalik. Rachel tercekat, melihat laki laki yang memakai jaket bomber tersebut tersender di motornya.

Lelaki itu berbalik, menatap Rachel dengan mata indahnya, senyum Rachel terangkat lalu menghampiri lelaki tersebut.

Leon, yap. Dia menjemput Rachel, entah dari kapan ia menunggu dan bersender di depan motornya itu.

"Kok gak bilang?" Tanya Rachel.

"Gak papa" Ucap Leon lalu memakai helmnya.

"Naik" Ucap Leon,

Rachel terdiam sebentar, Leon yang mengerti mentapa ia seperti itupun mencopot jaketnya dan memberikannya kepada Rachel.

"Tutupin pake jaket gue" Ucap Leon.

Rachel mengambil jaket tersebut, lalu segera naik dan menutupi roknya dengan jaket milik Leon, sementara Leon memperhatikan setiap langkah Rachel untuk menaiki motonya.

Setelah siap untuk naik, Leon mengambil tangan Rachel untuk berpegangan di pundaknya.

Rachel gugup, lalu tersenyum kikuk. Leon yang melihat itu dari kaca spionnya, ia menarik sudut bibirnya untuk tersenyum di balik helm full face nya.

***
Hari ini, pelajaran sejarah dimulai. Mereka membahas tentang sumpah pemuda, walau pelajaran ini selalu di ulang ulang di SMP atau SD, guru sejarah tak bosan bosan membahas perihal ini.

"Sumpah pemuda, di dirikan oleh para pemuda" Ucap bu tri.

"Seperti kita kita," Ucap Adit.

"Ya, betul sekali" Ucap Bu Tri.

Lalu tiba tiba bell berbunyi menandakan jika pelajaran sudah usai, murid kelas X ips 2 bernafas lega karena pelajaran yang membosankan dan membuat mereka ngantuk akhirnya selesai.

"Ibu akhiri, permisi" Ucap bu Tri.

Harusnya mata pelajaran bahasa Indonesia kali ini, tapi gurunya tak masuk. Dan membuat murid kelas X ips 2 sangat sangat senang. Kapan lagi mapel bahasa Indonesia jamkos..

Semuanya berhamburan, cewek cewek pergi ke belakang, daerah yang pas untuk bergosip, sementara anak pintar, mengerjakan tugas dan laki laki asik dengan menggebrak gebrak meja.

"Eh bu Dien beneran gak ada kan?" Tanya Fahmi.

"Iya, gue kata bu Kiki, tadi gue nanya" Ucap Sinta.

Lalu Fahmi mengangguk dan menggelar banner kelas yang sudah tak terpakai untuk di jadikan tempat rebahan mereka.

"Eh tadi ada bekas balon kan? Mana?" Tanya Kimi.

"Di si Lutfi," Ucap Adit.

Lalu Kimi mengambilnya lalu meniupnya hingga besar, perempuan yang melihat hanya bergedik ngeri pada balon yang sudah besar tersebut, ada juga yang menutup telinga mereka agar tak kaget jika balon tersebut akan meletus.

Setelah cukup besar, balon tersebut diikat oleh Kimi, saat selesai diikat, Balon tersebut di lempar ke atas untuk di jadikan bola.

"Eh oper operan," Ucap Kimi,

LIMERENCE [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang