22

5.6K 191 5
                                    

승자는 결코 시도하길 멈추지 않는다  Seorang Pemenang Tidak Akan Pernah Berhenti Berusaha

♡♡♡

Alvin mendengus kesal berulang kali ia memaki Ziva yang membuat nya malu. Ia berharap pertemuan nya dengan Icha  berjalan dengan normal,  sweet moment.  Ziva merusaki momentum saja

"Kenapa? lo marah sama gue" Ziva masuk dan duduk ditepi ranjang

"Ya jelas lah, nyesel gue ngajak lu" Alvin merubah posisi duduk nya

"Kan elo yang ngajak gue, kok malah sewot" Ziva cemberut

"Lu tau kan va Icha itu dambaan hati gue! Elu gak bisa kontrol sih, ditahan kenapa sampai pertemuan nya selesai"

"Gila kali lo ya! Mana bisa gue nahan nya. Nunggu gue ngompol dulu? Yang ada bukan cuma lo yang malu, diri gue juga malu"

"Payah lu. Nyusahin aja"

"Apa lo bilang?" Ziva mengambil guling dan memukul kearah Alvin

"Awas! Gue bilang mami lu ya"

"Berani nya ngadu, dasar anak mamiiii" Teriak Ziva

"Masih mending anak mami daripada lu anak gorila"

"Ihh! Pergi lo sana" Ziva melempar Alvin dengan bantal didekat nya, refleks Alvin mengelak sambil berdance ala korea

Ziva terkekeh
"Lo gak pantes ngedance, lo cocok nya bawa mangkok sambil joget-joget di lampu merah"

"Najis! Lu pikir gua banci" Alvin menjatuhkan dirinya di kasur

"Elu yang bilang! Pergi sono" Ziva menendang kaki Alvin

"Kebalik bego. Seharusnya gua yang nyuruh lu pergi inikan kamar guaa" Alvin menarik rambut Ziva, Ziva langsung teriak kesakitan

"Bisa gak sih jangan tarik-tarik rambut gue. Nanti rontok"

"Oh iyaya kalau rontok gak mirip Sanchai lagi"

"Bukan Sanchai lebih tepat nya gak mirip lagi sama Song Hye Kyo"

"Bangun-bangun jangan mimpi deh lu" Alvin menoyor kepala Ziva

"Kenyataan. Bilang aja lu sirik sama gue" Ziva merapikan anak rambut nya

"Alah. Gue yang mirip Chanyeol biasa aja" Alvin bengkit dan berjalan ke cermin

"Beda kali antara langit dan bumi"

"Iyain kenapa"

"Males. Udah ah gue gak mau debat sama lo. Lebih baik gue tidur" Ziva beranjak dari tempat tidur

"Kenapa gak dari tadi? Dasar bocah menye-menye"

***

Icha mengerjapkan mata nya perlahan, rasa pusing mulai menyerang kepala Icha. Ia memukul pelan kepalanya. Ia berusaha bangkit dari tempat tidur namun kaki nya bergetar, Karena tidak bisa menyeimbangkan badannya Icha terjatuh kelantai.

Arif datang membawa semangkuk bubur ayam dan segelas air putih

"Sayangg.... Bangun, sarapan!"

"Astagfirullah, Icha" Arif meletakkan makanan yang dibawanya ke lantai

Ia membopong tubuh Icha dan menaruh nya ke ranjang

"Sayang...." Arif menepuk-nepuk pipi Icha

"Kamu kenapa sih?" Arif tampak cemas ia mencari minyak angin dan langsung menciumkan minyak tersebut ke hidung Icha

Karena Icha masih belum sadar juga,  Arif memutuskan membawa Icha ke klinik. Lumayan jauh dari rumahnya, dengan menaiki 'Taxi' Arif terus menggenggam tangan istrinya

"Sabar ya sayang sebentar lagi kita sampai"

"Bisa lebih cepat lagi gak pak?"

"Iya pak"

💦💦💦

Assalamu'alaikum, maaf ya readers update nya cuma sedikit. Lagi ada kesibukan lain🙏🏻dan ada pekerjaan yang gak bisa ditinggalkan

Hati Yang Tersakiti [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang