EXTRA PART 1

1.9K 67 7
                                    

Dalam sekejap hati bisa berubah-ubah.

***
Kemarin bisa tertawa, esoknya dilanda kesedihan, esoknya lagi bisa tersenyum.

***

Aneh, bukan?

~~~


14 Juni 2026

"Mimo... Chica pulang." Anak perempuan kecil mengenakan pakaian seragam TK itu begitu semangat masuk kedalam rumah. Ia berlari ke tiap-tiap ruang demi mencari sang Mama. Sepatu bernoda lumpurnya ia biarkan mengotori lantai berkeramik putih yang sudah dibersihkan Mamanya.

"Loh, kok Mimo ndak ada." herannya saat tidak menemukan seseorang yang dipanggilnya Mimo berada di dapur.

"Subhanallah, Ichana.. kalau masuk ke rumah, sepatunya dibuka dulu nak." Laki-laki  berdiri di ambang pintu kamar mandi menggeleng. Kemudian ia mendekat dan mensejajarkan dirinya. Lantas ia jawil hidung putri cantiknya dengan gemas.

Ichana membulatkan matanya. "Pipo. Mimo mana?" kepalanya turut bergerak celingukan mencari sesuatu, dari tadi belum juga ditemukannya.

"Chica pulang sama siapa, nak?" tanyanya menyadari putrinya sudah pulang. Tapi, siapa yang menjemputnya?

"Sama.. Nenek."

"Terus, neneknya mana?"

"Udah pulang. Katanya mau ada acala gitu." jelas Ichana menggembungkan pipinya.

"Assalamu'alaikum.. MasyaAllah, kok kotor gini?" perempuan berkerudung coklat merupakan Ibu dari Ichana masuk sambil berjinjit, tangan sebelahnya menenteng kresek. Ia menatap heran pada lantai rumahnya sudah dipenuhi bercak lumpur.

"Chica Mim," tunjuk laki-laki itu pada anak perempuannya. Tersangka hanya tertawa menunjukkan deratan gigi putihnya, lalu mengucapkan, "Maap Mim."

Ia mengelus kepala putrinya lembut. "Lain kali jangan gitu ya, sayang." Ichana mengangguk patuh. "Iya Mimo Metta."

"Mas Reno nggak ngantor, kah?" tanya Metta disela-sela kesibukan menyusun belanjaan yang sempat ia beli di minimarket.

"Nggak. Semua pekerjaan udah aku bereskan kemarin. Jadi, khusus hari ini aku pingin menghabiskan waktu bersama permadaniku." Reno mencium puncak kepala Ichana yang anteng berada dipangkuannya.

Kepala Ichana berputar. "Pipo mau ajak Chica sama Mimo jalan-jalan?"

"Coba tanya sama Mimo, Mimo maunya pergi kemana?"

"Ke Dufan aja mas, ntar pulangnya kita singgah ke makam kak Icha."

"Mett,"

"Ya?"

"Serius? Padahal kan kamu sendiri yang minta jangan bahas masa lalu aku."

Dinda menghela napasnya, bibirnya melengkung sempurna. "Pada akhirnya aku kalah, mas, namanya masa lalu gak akan pernah bisa hilang. Sekalipun dipaksa, ia akan tetap jadi bagian dari diri kita."

Reno berbinar. Ia pun bangkit, memeluk bagian punggung istrinya. Sementara anaknya-Ichana cemberut melihat kemesraan keduanya.

"Makasih, honey" kata Reno setengah berbisik.

Metta mengusap kedua tangan suaminya yang menyimpul di bagian perutnya. Ia menunduk, menutupi tumpahan air mata yang tak dapat terbendungkan lagi. Saat tangan Reno bergerak memutar balikkan badannya. Buru-buru Metta menghapus air matanya.

"Kenapa, hmm?" Reno menengadahkan kepala Istrinya, lalu menyeka air mata itu lembut.

"Kayaknya lagi bawaan." jawab asal-asalan Metta membuat Reno bertanya-tanya.

"Kamu, hamil, sayang?" terka Reno mendapat gelengan dari Metta.

"Lalu?"

"Bawaan mens." kata Metta datar. Kemudian berlalu dari hadapan Reno. Ia meraih tubuh mungil anaknya. Ichana masih merengut kesal karena cemburu melihat Piponya telah merebut Mimonya.

"Ndak mau sama Mimo! Mimo sama Pipo aja sana!" celoteh Ichana mendorong pelan tubuh Metta.

"Ada yang cembulu, nih." Dinda mencubit pipi tembem Ichana. Membuat empunya mengomel kesakitan. " Sakit Mimo.. hiks.. Pipo.." Ichana bangkit  mengadukan perbuatan Mimo pada Piponya.

"Mana? Mana yang sakit?" Reno  pura-pura meraba mencari bekas cubitan Istrinya. Setelah itu ia menarik hidung Anaknya.

Ichana bertambah kesal, seketika gelak tawa menghiasi ruangan bernuansa kelabu itu.

***
 

Membekap di penjara tidak sedikit pun memberi efek jera pada pelaku. Seorang bejat tetap lah menjadi bejat, meskipun di nasihati berkali-kali. Selama darah jahat itu ada dan terus mengalir dalam dirinya. Ia akan kukuh mempertahankan.

Lima tahun bertahan di sel atas kasus pembunuhan. Arif dinyatakan terkena skizofrenia atau gangguan jiwa.

Skizofrenia merupakan gangguan mental kronis yang memengaruhi cara berpikir dan berperilaku seseorang. Kondisi ini juga membuat pengidapnya memiliki gangguan emosi terhadap lingkungan sekitar.

Jika tidak senang dihatinya, Arif kerap memukuli tahanan lain di dalam sel. Predikat buruk yang diraihnya selama lima tahun di jeruji besi, membuat teman-teman tahanannya takut. Arif juga sering mengamuk bagai harimau yang lapar memburu makanan.

Kini kepergian Icha sekaligus orang tuanya, sudah lima tahun lamanya. Tak terasa, waktu begitu cepat berlalu. Memberi perubahan pada sekeliling orang yang pernah mengisi harinya. Reno, bahagia di atas pernikahannya. Ia dikaruniai anak perempuan, usianya akan menginjak lima tahun. Selama ditinggal Icha, Reno mulai membuka hati. Ia tidak pernah menyangka akan melabuhkan hati dan cintanya pada Metta. Orang yang pernah ia prasangka jahat itu telah berubah menjadi seorang wanita baik. Benar! Semua orang berhak berubah.

Asal, tidak kembali lagi ke jalan salah.

Penting! Dalam menjalin hubungan ke jenjang yang lebih serius, ada baiknya kita mencari tau seluk beluk, bibit, bebet, bobotnya. Kenali pasangan melalui orang terdekatnya, seperti; keluarga, tetangga, saudara. Karena sifat dan sikap pasangan, hanya orang-orang terdekatnya yang bisa menilai. Jangan sampai menyesal dikemudian hari karena telah mengetahui sifat asli pasanganmu. Apa yang terlihat indah, sesudah ijab qobul akan terasa biasa saja.

Mau pria se-sholeh apapun, belum tentu dalam hatinya ikut terbawa ke-sholehannya. Terkadang cenderung ada sisi negatif yang berusaha ia tutupi.

————————————————

Mau lagi extra part berikutnya ngga?

Mau dibuat Arif merasakan apa yang Icha rasakan?

Komen dibawah ya besti²ku🔥

Hati Yang Tersakiti [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang