Rasa tidak pernah bohong, sekuat apapun kau berlari dan berusaha menghindar darinya, ia akan terus berada dibenakmu.
🕊🕊🕊
Metta terbangun dari tidurnya, sesaat ia mengerjakan matanya lalu pandangannya turun kebawah. Ia terlonjak kaget melihat dirinya sudah tak berpakaian, tubuhnya hanya dilapisi selimut yang menutup sampai dada.
Ia menangis sendu secara tak sadarkan diri ia telah dinodai, berulang kali ia memaki pria yang sudah merenggut kesuciannya.
Diliriknya disamping ada uang ratusan ribu tercecer dilantai. Ia bangkit mengenakan pakaiannya.
Setelahnya ia mengambil uang tersebut lalu menggenggamnya kuat."Arghhh" uang itu berhamburan, kemudian fasilitas yang ada diruangan itu menjadi pelampiasan kemarahannya. Ia sangat frustasi, semenjak mengikuti kemauan Shella, hidupnya terus dilanda masalah.
 ̄ ̄ ̄ ̄
"Dih alay banget sih lo kak" Ziva menunjukkan raut ketidaksukaan terhadap Alvin yang pada saat itu sedang ngedit foto seorang wanita.Alvin mengangkat sebelah headset dari telinganya "Berisik lo" ucapnya, kemudian kembali berkutat didepan monitor.
Ziva membaringkan tubuhnya dikasur empuk milik Alvin, matanya terus memandang kearah kakaknya.
"Definisi alay ya gini, udah tau itu istri orang masih aja diincer" cerca Ziva
Alvin membesarkan volume laptopnya guna ocehan unfaedah dari Ziva tidak mengusik telinganya.
"Woy jangan pura-pura nggak dengar" Ziva melemparkan bantal mengenai kepala Alvin, yang dilempar tidak bergeming.
"Dasar adik gak ada akhlak" gerutu Alvin
"Lo lebih parah" balas Ziva
Cause ah, ah, I'm in the stars tonight
So watch me bring the fire and set the night alight
Shining through the city with a little funk and soul
So I'ma light it up like dynamite, woah
Benda pipih disampingnya bergetar. Ziva tersenyum kala melihat nama yang tertera dilayar handphonenya sedang memanggil. "Mood booster"
"Hallo"
------
"Apa? Kamu udah diluar?!" Ziva bangkit dari tidurnya
------
"Yaudah aku keluar ya"
Percakapan diantar keduanya terputus, Ziva sangat antusias untuk menyambut kedatangan pacarnya."Jomblo dilarang baper" bisik Ziva menggoda kakaknya
"Kalau baper silahkan pacaran sama tembok" setelah itu Ziva tertawa lepas, meskipun ekspresi yang ditunjukkan kakaknya datar, ia cukup bahagia.
"Palingan bentar lagi putus" ujar Alvin pelan
"Mamii..." Ziva menuruni anak tangga satu persatu demi sampai dibawah
"Pacar aku mana?" matanya sibuk mencari keberadaan kekasihnya
"Tuh duduk diluar, samperin gih" titah Ayu ibu dari Ziva dan Alvin
Tanpa basa-basi Ziva berhambur keluar menghampiri kekasihnya
Ziva melambaikan tangannya "Ayang Leon.. Udah lama nunggu?"
"Eh baru kok, silahkan duduk" pinta laki-laki bernama Leon tersebut
Ziva manyun "inikan rumah aku" ia menuruti perintah kekasihnya, tanpa disuruh pun ia akan duduk.
"Kamu ngapain kemari? Tumben!" tanya Ziva seraya menatap Leon yang masih menunduk
"Aku.. Aku mau" belum selesai ia berbicara Ziva memotongnya
"Mau minum?"
"Bukan.. Aku mau pu-tus"
Ziva tercengang, sampai akhirnya ia tertawa
"Kamu lagi becanda kan" tanya Ziva memastikan perkataan Leon tadi tidaklah benar
"Aku serius Ziv" jawab Leon tegas
"Aku tau kamu sedang nge-prank kan?" ucap Ziva tidak percaya atas ucapan kekasihnya
"Mana kameranya?" Ziva celingukan mencari sesuatu disekitarnya
Leon mengulang jawabannya tadi dengan nada lebih tegas "Aku serius"
Sementara Icha kini menjadi saksi bisu atas konflik yang tengah menimpa keluarga. Tidak lupa akan janjiknya, Suryo memberi pelajaran kepada Arif.
Satu pukulan mengenai pelipis Arif membuat ia merintis kesakitan. Tidak ada perlawanan, ia membiarkan wajah beserta tubuhnya babak belur ditangan mertuanya. Darah segar terus mengalir dari sudut bibirnya, ia terkulai lemas ditanah.
Pukulan terakhir melayang tepat dihidung Arif, setelah itu darah segar menyembur dari mulutnya.
"Ayo lawan saya" tantang Suryo pada saat itu belum merasa puas
"Ma af kan saya bi" ucapnya terbata-bata
Ia merasakan sakit yang begitu hebat tepat didadanya membuat ia kesulitan bernafas
Suryo menarik kera kemeja Arif, dengan sigap tangannya melayang di udara hendak melanjutkan aksinya. Namun sebuah teriakan yang begitu nyaring menghentikan pertikaian itu.
"I icha" gumam Arif berusaha membuka lebar matanya
Icha memegang lengan Abinya kuat
"Stop bi, jangan melukai suami Icha" ia bersimpuh dihadapan Suryo dengan air mata yang terus mengalir
Suryo bedecih "Masih sempat-sempatnya kamu nyebut laki-laki gak tahu diri ini suami?"
"Bagaimana pun juga, dia suami Icha. Ayah dari darah daging anak ini" ucap Icha bergetar
Suryo menggeleng kemudian ia bangkit meninggalkan Icha yang terdiam mentapnya heran.
"Kamu pilih Abi atau bajingan itu?" ucapnya tanpa menoleh kebelakang
Icha membisu
"Sekali lagi Abi ucapkan, kamu pilih Abi apa dia yang sudah menyakiti hatimu?"
Icha memejamkan matanya sekejap, ia sangat bingung memilih diantara keduanya. Orang yang sangat berarti sudah memberikan dua warna bertolak belakang bagi hidupnya.
"Ya Abi sudah tau jawaban kamu" Suryo tampak lesu melanjutkan langkahnya.
Icha berniat bangkit mengejar Abinya, namun rasa nyeri menghadang perutnya.
"Aww" Icha terduduk lemas memegangi perutnya, dari balik gamisnya sudah mengalir darah yang membuat dirinya tidak tahan menahan rasa sakitnya.
Surya kaget melihat putrinya tergeletak tak sadarkan diri. Bersamaan dengan itu pula Arif ikut menyusul istrinya.
 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄
TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati Yang Tersakiti [Revisi]
Diversos[SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA FOLLOW AKUN INI] Apabila tidak sanggup mempertahankannya, maka lepaskanlah. Meskipun sulit. Namun itu lah yang terbaik untukmu. Tuhan memiliki cara tersendiri menyatukan serta memisahkan dua insan yang saling mencintai...