2.0

377 3 0
                                    

5 bulan kemudian

Menikah dengan Jason adalah hal yang sangat berharga bagiku. Aku sangat senang menjalani kehidupan sehari hariku dengan lelaki itu.

Jason. Lelaki yang dapat melindungiku dari apa pun. Ia sama sekali tak pernah menyakitiku bahkan ia tak pernah membentakku sekalipun.

Sejak kami masih dalam fase saling mengenal atau berpacaran, ia dapat menjadi pahlawanku. Memang sejak dalam tahap itulah, Jason sudah memperlihatkan padaku jika ia bisa menjadi figur suami idaman.

Oleh sebab itu ketika Jason melamarku, aku langsung menerimanya tanpa berpikir panjang. Karena menurutku, Jason sudah memenuhi semua kriteria calon suami yang sudah aku buat sejak lama.

Memang, Matt pernah berkata jika aku tidak pernah menjalin hubungan dengan lelaki mana pun. Namun, bukan berarti aku tak pernah menyukai lawan jenis.

Selama hidupku, aku tumbuh seperti gadis pada umunya. Menyukai lawan jenis dan mencari lelaki yang pas untuk dinikahi. Seperti yang aku alami dahulu sewaktu aku mengenyam dunia pendidikan.

Aku melakukan hal yang sama. Tak jarang, aku dan ketiga sahabatku saling bertukar pikiran mengenai suami masa depan. Biasanya, kami sampai berdebat hebat karena perbedaan pandangan.

Oleh sebab itu, aku memiliki kriteria calon suami yang aku idamkan. Dan semua kriteria itu sudah melekat dalam diri suamiku, Jason.

Tak pernah ada kata penyesalan setelah aku menikah dengan lelaki itu. Aku sangat bahagia menjalan pernikahan ini.

Sehebat apa pun kami berdebat, Jason selalu tak pernah membentakku. Justru, diriku yang biasanya membentaknya dan meninggalkannya ketika kami sedang berdebat.

Mungkin, seperti inilah cinta berkerja. Tak ada yang tau mengapa Jason selalu tak pernah kasar padaku. Aku pernah bertanya padanya, mengapa ia tak pernah membentakku. Padahal, tak jarang aku melihat dirinya meluapkan emosinya pada orang lain. Namun, tidak denganku.

Ia memperlakukanku berbeda.

Pada waktu itu, Jason sendiri menjawab bahwa ia juga tidak tau alasannya. Jawaban itu tentu tidak membuatku puas. Selang beberapa minggu, aku menanyakan pertanyaan yang sama padanya ketika kami setelah berdebat hebat.

Ia masih memberikan jawaban yang sama padaku. Ia tak tau alasannya. Ia justru berkata padaku bahwa seharusnya aku bersyukur mempunyai lelaki seperti dirinya.

Nyatanya, aku memang sangat bersyukur memiliki lelaki seperti dirinya. Setiap harinya, aku selalu memohon pada Tuhan supaya semuanya tetap berjalan seperti ini.

Aku selalu memohon pada-Nya supaya pernikahan kami akan terus berjalan, melewati semua rintangan bersama. Semoga saja tak ada kata perpisahan dalam pernikahan ini.

Meskipun begitu, masih ada pertimbangan banyak hal sebelum aku memutuskan untuk menikahi Jason. Memang, saat ia melamarku, aku langsung menerimanya. Namun, bukan berarti aku langsung menerimanya begitu saja. Aku tetap meminta pertimbangan dari ketiga sahabatku.

Anna, Eca dan Anggita

Aku meminta pertimbangan dari mereka bertiga. Rata-rata jawaban yang mereka berikan padaku adalah, apakah aku sudah siap dengan semua masalah yang akan kami hadapi.

Mereka semua justru memberikan pertanyaan itu padaku. Selebihnya, mereka membiarkan diriku untuk berpikir dan mempertimbangkannya sendiri.

Aku cukup dibuat stress akan hal itu. Saat aku masih menjalani hubungan dengan Jason, aku memang sedikit tidak banyak berbincang dengannya setelah ia melamarku.

Ia bertanya padaku, mengapa aku menjadi lebih pendiam daripada biasanya. Aku menjawab pertanyaannya sesuai apa yang ada di pikiranku.

Aku berkata bahwa aku cukup pusing mempertimbangkan ini semua. Namun, lelaki itu justru berkata, 'ikuti saja alurnya, jangan terlalu diambil pusing'.

Married With Mr. Dangerous Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang