8.0

136 3 0
                                    

Happy Reading 😉
Jangan lupa tinggalkan jejak ❤

Aku berharap hari ini akan menjadi hari terbaik seperti dahulu. Sebenarnya, aku tak bisa berharap banyak mengenai semua perubahan ini. Perubahan sejak aku kecil hingga saat ini.

Hari ini, Regan berjanji akan datang kemari dan mengajak kedua buah hatiku bermain dengannya. Aku tak masalah akan hal itu, lagi pula akhir-akhir ini mereka juga tidak pernah bermain bersama dengan sosok ayahnya.

Mereka lebih sering menghabiskan waktunya denganku. Itu pun ketika aku memiliki waktu luang. Selebihnya, mereka lebih sering bersama pengasuhnya.

Miris memang melihat anak-anak lain yang seusia mereka menghabiskan waktu bersama keluarganya. Aku tak pernah membayangkan jika hubungan kami yang bermula dari malam itu masih berkelanjutan hingga saat ini.

Ini sudah enam bulan sejak aku mencoba untuk berkompromi dengannya untuk bersandiwara dihadapan Beno dan Lea. Namun, tetap saja Jason yang keras kepala itu tak mau menurutinya hingga saat ini.

Beno dan Lea sering mempertanyakan hal itu padaku. Mengapa kami tidak terlihat seakrab dulu? Pertanyaan itu selalu mereka lontarkan secara berulang.

Aku selalu menjawab jika Jason sedang sibuk dengan pekerjaannya. Aku hanya ingin kedua buah hatiku tidak mempunyai pikiran bahwa ayahnya adalah orang jahat yang menyakiti ibunya sendiri.

Tidak, belum saatnya mereka tau tentang ini semua.

Sudah enam bulan juga aku benar-benar percaya bahwa ada sesuatu yang tak beres dengan Jason. Semua masalah ini memang bersumber darinya. Aku berkata seperti itu bukan karena aku tak mau disalahkan hanya saja ia memang menjauh dengan keluarganya sendiri.

Banyak kejadian-kejadian aneh yang terjadi. Bahkan aku membutuhkan waktu untuk mencernanya dan menarik kesimpulan.

Akhir-akhir ini Jason lebih senang menghabiskan waktunya dikantor, entah apa yang ia lakukan aku selalu percaya bahwa ia tak akan berbuat yang aneh-aneh. Namun sepertinya aku harus membuang pikiran itu bahwa sebenarnya Jason memang tengah melakukan hal yang aneh-aneh.

Sudah lebih dari satu kali aku mendapat foto aneh dari nomor tak dikenal. Ya, foto aneh, foto yang membuatku tak percaya bahwa suamiku, Jason berbuat sejahat ini padaku.

Aku sama sekali tidak mengenali nomor itu. Aku sempat menanyakan pada orang misterius yang mengirim foto tentang Jason padaku. Aku bertanya siapa dirinya, aku hanya ingin bertemu dengannya dan meluruskan mengenai semua foto yang ia kirimkan padaku.

Namun, orang misterius itu tetap bersikukuh tak ingin bertemu denganku. Ia berkata bahwa ia hanya ingin aku membuka mata akan realita yang terjadi, mengambil keputusan yang tepat untuk ke depan.

Ada lebih dari tiga foto yang orang misterius itu kirimkan padaku. Dari semua foto yang ia berikan, aku dapat menarik kesimpulan jika Jason memiliki wanita lain diluar sana.

Namun, aku tidak bisa langsung menuduhnya begitu saja. Aku membutuhkan bukti yang lebih autentik.

Tidak mungkin aku langsung menyembur Jason dengan berbagai makian dan beberapa bukti yang tidak autentik. Aku sangat yakin jika ia akan kembali menghujaniku berupa amarah.

Sebenar dari dalam lubuk hatiku yang paling dalam, aku merasa sedikit percaya mengenai beberapa foto yang orang misterius itu kirimkan padaku.

Aku tidak perlu membutuhkan bukti yang autentik lagi. Karena hanya dengan foto-foto itu mampu memperkuat mengenai semua perasaan janggal yang aku alami belakangan.

Sudah lebih dari satu kali aku bertemu dengan lelaki yang mirip Jason bersama seorang wanita. Pada awalnya aku hanya berpikir jika itu adalah lelaki yang mirip dengan suamiku.

Namun, setelah mendapat beberapa kiriman foto dari orang misterius itu, aku mulai yakin jika orang yang aku lihat 'mirip' dengan Jason ternyata itu memang dia.

Karena salah satu dari semua foto yang lelaki itu kirimkan padaku, ada satu foto dimana hari itu aku bertemu dengan lelaki yang mirip dengan Jason. Aku masih ingat semuanya. Mengenai baju yang lelaki itu gunakan dengan baju yang dipakai seseorang dalam foto itu.

Itu semua terlihat mirip. Bahkan, menurutku lelaki yang aku temui memang sama dengan orang yang berada di foto itu. Karena itulah aku sangat yakin jika orang itu memang Jason, bukan seperti yang ia katakan.

"Andrea"

Suara bariton itu menggema di seluruh ruangan, membuatku terbangun dari lamunan dan mencari sosok yang baru saja menyebut namaku beberapa saat yang lalu.

Disana, tepat lurus di depan tempatku berdiri, aku mendapati lelaki bertubuh jangkung yang sangat kurindukan. Lelaki itu berjalan menghampiriku dengan senyum tipis yang tercetak jelas di wajahnya.

"Rian!"

Lelaki itu mempercepat langkah kakinya. Membuatku berdiri dari sofa dan berlari memelukanya dengan erat. Aku sangat merindukan lelaki ini. Lelaki yang sudah tidak kutemui.

"Aku sudah tidak menggunakan nama itu, kakak ipar" ujarnya disela-sela kami berpelukan, layaknya teletubbies.

"Maaf, aku lupa" ujarku sembari terkekeh

"Tak apa, lagi pula aku juga menyukai nama itu" ujarnya disertai senyuman

"Uhm.... Bagaimana jika kita berbicang di taman saja?" tanyaku sembari menatap kedua manik matanya yang indah itu

"Bagaimana dengan Beno dan Lea? Aku sangat rindu dengan mereka"

"Mereka sedang berada di sekolah, apa kau lupa akan hal itu?"

"Ah, benarkah? Sepertinya aku sudah nampak seperti kakek-kakek" ujanya sembari tertawa.

"Sudahlah, Rian. Jangan terus membuat perutku terasa sakit"

"Baiklah. Aku tidak akan menganggumu lagi" ujarnya dan seketika keheningan terjadi diantara kami

"Andrea"

Aku menoleh ke arah lelaki itu, menatapnya dengan tatapan penuh tanya.

"Apa kau baik-baik saja?"

Aku menatapnya penuh tanya, dahiku berkerut. Sedangkan lelaki berambut hitam legam itu menatapku seakan tengah menunggu jawaban dariku.

"Ya, aku baik-baik saja. Apa ada yang salah?"

Lelaki itu menghela napas panjang, meregangkan ototnya dan menyandarkan tubuhnya pada sandaran bangku.

"Beberapa hari yang lalu, aku melihat kakakku dengan wanita lain. Apa kau bisa memberiku penjelasan?"













Married With Mr. Dangerous Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang