5.0

197 4 0
                                    

Siang ini, kesunyian mewarnai hariku. Seperti biasa, aku menghabiskan waktuku hanya untuk membaca beberapa majalah dan menemani kedua anakku bermain.

Hari ini adalah akhir pekan. Biasanya Jason akan menghabiskan waktunya bersama anak-anak. Namun, berbeda dengan pekan ini. Jason memilih untuk menghabiskan waktunya di kantor. Terpaksa, aku harus bermain sendiri dengan kedua anakku.

Tak apa, hal itu tidak begitu buruk bagiku. Lagi pula, bermain dengan Beno dan Lea sangat menyenangkan. Melihat mereka berdua yang selalu berlari kesana kemari bersama, menggemaskan.

Detik ini, Beno dan Lea sudah tertidur setelah mereka menghabiskan waktunya untuk bermain di taman, berenang dan makan dengan sangat banyak.

Aku sampai kewalahan untuk membuat makanan yang cukup banyak hingga membuat mereka kekenyangan. Banyak sekali berbagai macam makanan yang mereka minta. Aku tak bisa membuatnya sendiri. Biasanya, Jason akan membantuku untuk menuruti semua permintaan Beno dan Lea.

Namun, kali ini Jason memilih untuk pergi ke kantor hingga saat ini. Biasanya, jika ia ada pekerjaan pun tak pernah ia selesaikan sampai siang seperti ini. Aku tak tau seberapa banyaknya pekerjaan yang harus ia selesaikan hingga membuatnya tak bisa menghabiskan waktunya untuk Beno dan Lea.

Akhir-akhir ini aku juga merasa ada yang aneh dengan perilaku Jason. Bukan aneh, namun lebih tepatnya tak biasa. Sudah berkali-kali aku mendapat perlakuan tak biasa itu.

Aku tak tau apa yang salah dengan diriku. Aku rasa, aku sama sekali tak melakukan kesalahan apa pun. Namun, setiap hari, Jason semakin menghindar dariku.

Awalnya aku berpikir, mungkin ia hanya sedang penat dengan semua pekerjaan kantor. Namun, aku sudah mulai tak yakin dengan alasan tersebut. Lagi pula, alasan itu tidak keluar langsung dari mulut Jason hanya perkiraanku saja.

Hingga saat ini, aku masih bertanya tanya mengenai perubahan sikapnya. Semuanya bermula dari hal kecil hingga hal besar sekalipun.

Dulu, Jason selalu memberiku kabar sesering mungkin bahkan ditengah kesibukannya sekalipun. Namun, berbeda dengan sekarang. Ia bahkan tak pernah memberiku kapan meskipun hanya sekali.

Aku tak tau apa yang ia lakukan diluar sana, aku hanya bisa percaya dan yakin bahwa semua akan baik-baik saja. Namun, tetap saja perasaanku tak enak. Ada rasa aneh yang muncul akhir-akhir ini.

Aku selalu mencoba untuk berpikir positif dan meyakinkan diriku bahwa sebuah pernikahan memang bukanlah tentang kebahagiaan semata. Banyak hal-hal buruk yang akan terjadi. Semua masih menjadi misteri.

Seperti perasaanku akhir-akhir ini. Aku tak boleh sepenuhnya yakin dengan rasa aneh ini, rasa yang sama sekali tidak mendasar. Aku harus tetap menggunakan logika dalam menghadapi kehidupan ini.

Drttt

Drttt

Ponselku yang tergeletak diatas meja begertar, membuatku menghentikan aktivitasku sejenak. Kedua manik mataku beralih pada ponsel bewarna silver tersebut.

Jemariku terulur untuk meraih ponsel tersebut, membukanya dan tertera nama Anna disana. Aku segera membuka pesan singkat yang ia kirimkan padaku.

Kedua manik mataku bergerak kesana kemari, membaca setiap pesan yang ia tuliskan padaku. Aku membulatkan kedua manik mataku ketika Anna memintaku untuk bertemu.

Aku sangat senang membacanya. Sudah lama kami tidak bertemu dan mungkin ini saat yang tepat untuk kita berkumpul bersama, seperti yang dulu sering kami lakukan.

Namun, aku kembali memikirkan mengenai Beno dan Lea. Apakah aku harus mengajaknya? Namun, aku tak ingin mengganggu tidur siang mereka. Mereka masih anak kecil yang membutuhkan tidur siang yang cukup, seperti yang dulu aku lakukan.

Tidak, aku tidak boleh mengganggu tidur siang mereka.

Lantas, aku memutuskan untuk meninggalkan Beno dan Lea dirumah bersama Bi Intan. Aku segera bergegas dan meminta Bi Intan untuk menjaga mereka. Setelahnya, aku segera menuju ke lokasi yang Anna berikan padaku.

Ia memintaku untuk bertemu disalah satu mall yang populer di kota ini. Pusat belanja tersebut sangatlah ramai, banyak sekali pengunjung. Mungkin, semua orang memutuskan untuk menghabiskan akhir pekannya di tempat ini. Seperti yang aku lakukan.

Aku segera keluar dari mobil dan menghampiri Anna yang sudah menungguku. Wanita yang tengah mengenakan baju bewarna biru muda itu melambai padaku ketika aku sudah tertangkap oleh kedua manik matanya.

Begitu juga denganku yang ikut melambai padaku. Aku langsung memeluknya, aku sangat merindukannya. Meskipun dahulu ia pernah menjadi orang yang spesial bagi Jason, namun aku sudah melupakannya. Ia tetaplah sahabat terbaik bagiku.

Anna juga membalas pelukanku dengan erat, sangat erat. Bahkan aku sampai kesulitan bernapas dibuatnya. Selang beberapa detik setelah kami puas berpelukan, ia mengajakku untuk berbelanja.

Sebenarnya, itu bukanlah hal yang aku sukai. Bukan kegiatan yang favorit bagiku. Aku lebih senang menghabiskan waktuku bersama keluargaku. Namun, karena aku dan Anna sudah lama tidak bertemu, maka aku memutuskan untuk mengikuti perkataannya.

Ia mengajakku untuk masuk ke salah satu toko yang terdiri dari baju-baju merk ternama. Aku hanya bisa diam dan mengikuti langkah kaki wanita itu. Mendengar celotehannya adalah hal yang dapat aku lakukan.

Kami juga saling bercerita mengenai semua hal yang terjadi pada kami. Tentang kisah hidup William dan Anna juga buah hati mereka. Begitu juga dengan kisah hidupku dan Jason.

Entah mengapa, aku merasa jika diriku tak seberuntung dirinya. Aku mendengar semua ceritanya dan aku mulai membandingkan kehidupanku dengan kehidupannya. Meskipun awalnya ia memiliki kisah yang buruk dengan William namun kini lelaki itu justru selalu baik pada istrinya.

Berbeda dengan Jason. Kita dipertemukan dengan cara yang baik namun semakin hari hubungan kita justru semakin tak baik. Aku tak mau menutup mata dan selalu berkata bahwa hubungan kami baik-baik saja.

Aku sadar bahwa hubungan kami sedang ada masalah. Aku tak tau apa yang harus aku lakukan dengan masalah yang tengah aku hadapi. Aku juga tak tau apa penyebab atas semua ini.

"Andrea, apa kau baik-baik saja?"

Aku tersetak terkejut ketika Anna tiba-tiba menyentuh pundakku. Kedua manik mataku menatap kedua manik matanya dengan lekat.

"Mengapa kau melamun? Apa ada masalah?"

Ia menanyakan hal yang membuat mulutku harus berbohong. "Tidak, aku baik-baik saja. Lebih baik kau kembali memilih baju yang kau suka"

Aku mencoba menenangkan diriku dan kembali pada duniaku. Tidak seharusnya aku melamun di tempat umum yang justru mengundang berbagai pertanyaan pada saahabtku.

Memang Anna terlihat biasa saja dan kembali melanjutkan aktivitasnya. Namun, aku sangat yakin jika ia masih mempertanyakan kejadian beberapa saat yang lalu.

Aku kembali melajutkan melihat-lihat baju yang terpajang disana, mencoba membaur dan melupakan semua permasalahnku sejenak.

Kedua manik mataku tak sengaja menangkap sosok yang sangat aku kenal. Mereka terlihat tengah memilih baju dengan mesra. Aku mencoba mempertajam pandanganku, menyipitkan kedua manik mataku.

"Apa itu Jason? Lantas, siapa wanita yang tengah bersamanya?"

------

Hai guys, maaf ya sepertinya minggu depan saya tidak bisa update lagi. Banyak tugas yang menumpuk maka saya memutuskan untuk hiatus sementara. Jika semua sudah kelar, saya janji akan kembali update seperti biasa.

Terima kasih atas pengertiannya. Selamat malam 🙂

Married With Mr. Dangerous Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang