17.0

173 6 7
                                    

Selamat Membaca 🙂
Jangan lupa tinggalkan jejak 😊

~~~~

Sudah seminggu lebih jagat raya ramai mengenai pengusaha yang cukup tersohor tengah bermain belakang dengan wanita lain. Pengusaha itu adalah Jason, suamiku.

Mungkin dari kalian banyak yang bertanya-tanya mengapa hal itu bisa terjadi? Apakah berita itu benar dan bisa dipercaya? Atau hanya berita ngasal yang ditulis oleh wartawan dengan sembarangan?

Selama seminggu juga sejak desas-desus kabar itu dikeluarkan oleh awak media, tidak ada yang mengklarifikasikan mengenai berita tersebut. Entah dari Jason atau pun wanita simpanannya itu. Atau dengan diriku.

Jika kalian bertanya-tanya mengenai sumber dari wartawan itu, maka aku akan menjawabnya. Wartawan itu adalah orang suruhanku. Aku yang membeberkan semuanya dan memintanya untuk menulis berita itu hingga membuat orang-orang merasa geram dan mulai mencari tau siapa wanita yang tengah menjadi selingkuhan suamiku itu.

Jika sekarang kalian bertanya-tanya mengapa aku melakukan semua itu dan siapa yang membantuku melakukan semua ini, maka aku akan menjawabnya.

Aku melakukan semua ini karena keberanian yang kumiliki untuk mengambil langkah konkret mengenai hubungan kami. Aku tak tau apa yang ada di otak Jason, suamiku dan menurut William, cara ini adalah cara yang paling ampuh untuk membuat lelaki itu sadar dan segera memberiku sebuah keputusan sesuai yang ia inginkan.

Jika ia memilih tetap bertahan denganku namun ia masih menjalin hubungan dengan wanita jalang itu, maka aku akan menolaknya mentah-mentah. Jika ia meminta untuk bertahan dengan alasan kedua anakku, maka aku tidak akan mempercayainya. Nyatanya, selama kami masih bersama, ia justru menjauh dari Beno dan Lea, tidak seperti yang ia janjikan padaku bahwa ia akan tetap memberikan perhatian dan kasih sayang sepenuhnya pada mereka.

Untuk yang kedua kalinya, aku tidak ingin tertipu dengan ucapannya. Oleh karena itu, aku berani melakukan semuanya setelah semua orang terdekat kami memihak padaku dan meyakinkan diriku jika aku harus segera mengambil keputusan dan membuat perubahan.

Ah, ada satu hal yang lupa aku katakan pada kalian. Ada satu alasan lagi yang ingin aku ketahui setelah semua awak media menyoroti kasus yang menimpa pernikahan kami.

Setelah berita itu booming dan banyak orang mulai mencari tau siapa wanita simpanan itu secara mendalam, aku ingin para pengguna sosial media mulai mencari tau mengapa wanita yang sudah sukses dan memiliki apa pun yang ia inginkan itu mau dengan lelaki yang memiliki istri seperti Jason.

Aku mengharapkan setelah semua pengguna sosial mencari tau dengan memberikan bukti-bukti yang kuat, maka aku akan tau apa motifnya.

Sejak pertama kali aku mmebaca semua biodata dan data-data yang diberikan William padaku saat itu, aku sudah memiliki kecurigaan dan sedikit tak percaya jika Laura Auristela Rodriguez yang memiliki latar belakang yang sempurna itu mau bersama dengan lelaki seperti Jason, lelaki yang sudah beristri dan memiliki dua orang anak.

Kadang, aku masih tidak mengerti mengenai apa yang ada di otak para perebut lelaki orang seperti Laura. Jika lelaki beristri itu kaya dan perebut laki orang itu adalah wanita yang gila harta, maka hal itu masih bisa masuk akal karena wanita-wanita gila itu memang mengincar harta. Namun, kasusku berbeda dengan Jason dan laura. Oleh karena itu, aku sangat ingin tau mengenai keinginan Laura.

Ceklekkk

Suara decit pintu membuatku mengalihkan pandanganku dari layar ponsel yang tengah membaca berita mengenai kasusku dan juga komentar para pengguna sosial media yang mulai menghina dan mencecar Laura, bahkan mereka mulai bertanya-tanya dan mencari tau siapa wanita simpanan itu dan juga mereka meninggalkan banyak komentar mengenai perasaanku yang dipermainkan.

Bagus, semua berjalan sesuai rencana dan aku berhasil mengambil hati banyak orang.

Kudapati lelaki yang kini berstatus menjadi suamiku itu masuk ke dalam kamar dengan wajah yang kusut, rambut berantakan, dan bajunya yang sudah tak berbentuk itu. Padahal seingatku, tadi pagi lelaki itu masih berangkat dengan pakaian yang rapi. Tapi, entah apa yang terjadi, ia pulang dengan tampilan yang tak enak dipandang.

22.05

Tepat jam sepuluh malam lebih lima menit, ia masuk ke dalam kamar. Sebenarnya, jika tidak terjadi apa pun diantara kami, aku akan menyambut dirinya dengan sebaik mungkin dan melayaninya. Namun sayangnya, kondisi kami sudah berbeda, tidak seperti dulu lagi. Jadi, menurutku tidak ada yang salah jika aku tidak melayaninya, lagi pula ia sendiri yang bilang padaku jika aku tak perlu melakukan apa pun untuknya dan aku hanya perlu bersikap normal di depan Beno dan Lea. Hanya di depan mereka saja, tidak lebih.

Kutatap dirinya yang lusuh itu dengan wajah datar dan tak ada niat dariku untuk membantunya sedikit pun. Ada rasa sedikit senang ketika aku melihat dirinya yang seperti itu, lusuh dan terlihat tak berdaya. Aku tak tau apa yang baru saja terjadi padanya, yang jelas setelah Jason masuk ke dalam kamar, bau alkohol menjadi pengharum ruangan secara tiba-tiba.

Sial, hidungku cukup terganggu mengenai hal itu, mengingat aku sudah lama sekali tidak pernah datang ke kelab malam. Kututup lubang hidungku dengan jemariku sembari terus mengamati lelaki menyebalkan itu.

Entah apa yang terjadi pada diriku, tiba-tiba saja sebuah ingatan terlintas begitu saja dalm benakku. Memori dimana aku dan Jason tengah berjalan bersama menyisir pantai di sore hari dan tepat saat setelah matahari terbenam, ia mengajakku untuk pergi makan malam di salah satu resto dekat pantai.

Aku masih mengingat memori itu, memori yang sangat menyenangkan dan mampu membuatku melupakan semua hal buruk yang menimpa diriku, terutama mengenai kedua orang tuaku yang meninggal karena korban tabrak lari dan juga mengingat bagaimana caranya aku mampu memaafkan Jason, pelaku tabrak lari tersebut.

Lantas, memori itu menghilang dan berganti mengenai memori saat hari pernikahan kami. Ya, pernikahan yang sangat aku impikan. Menikah dengan lelaki yang aku cintai dan hanya maut yang mampu memisahkan kami. Astaga, mengingat semua kenanagan manis tersebut, hatiku terasa terenyuh dan tak tega melihat Jason yang sudah seperti orang gila.

Lantas, hatiku tergerak untuk membantunya, setidaknya membantunya berjalan dan membiarkannya tidur di kasur, bukan di sofa seperti yang aku lihat saat ini.

Kakiku melangkah menghampirinya. Kuberanikan diriku untuk menyentuh dirinya setelah sekian lama hal itu sama sekali tidak pernah terjadi diantara kami.

Kutepuk pipinya dengan lembut, perlahan manik matanya yang bewarna coklat itu terlihat. Ia menatapku lirih, wajah datar dan tubuh yang sudah tak berdaya.

"Sayang, pindah ke kasur yuk, biar enak tidurnya" ujarku begitu saja tanpa berpikir panjang dan tak sengaja aku memangilnya dengan sebutan 'sayang'

"Uhm, apa itu kau Andrea?" ujarnya sembari menyentuh wajahku dan mengelusnya dengan lembut

Lantas, aku mengangguk pelan sebagai jawaban atas pertanyaannya. Kedua manik mata lelaki dihadapanku itu selalu terbuka dan menutup, terlihat bahwa ia sangat mengantuk dan ingin segera tidur.

"Aku tidak ingin meninggalkanmu, Babe" ujarnya dengan senyum tipis yang menghiasi wajahnya, setelahnya suamiku itu tertidur lelap.

Tunggu dulu, apa yang barusan ia katakan? Aku tidak ingin meninggalkanmu? Apa ada sesuatu yang Jason sembunyikan dariku?

Married With Mr. Dangerous Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang