Bagian2:The First Time

3.4K 227 5
                                    

Hakyung memeluk tubuhnya sendiri. Sekarang sudah pukul 12 siang. Ia hanya berdiam diri didalam kamar luas itu. Jimin masih dikantor, pria itu akan pulang tepat pukul 9 malam. Itu yang ia tahu sebelum suaminya keluar rumah. Suara bel rumah memecah rungunya, saat ia turun lantai pertama rumahnya. Hakyung melihat kearah jendela, melihat seseorang tengah berdiri disana. Berdiri didepan pintu rumah suaminya.

  "Aku tahu kau didalam, Kyung-a." Ujar orang itu.

Hakyung membulatkan mata. Suara itu, suara yang sama. Ia mundur, enggan membuka pintu. Matanya melirik jam dinding, masih jam setengah satu siang. Ia berjalan pelan guna menghubungi seseorang. Namun saat ia menghubungi Jungkook, pria itu tidak menjawabnya. Pikirannya langsung tertuju Jimin, ia menghubungi Jimin. Namun saat sambungan telfon itu terhubung. Gebrakan pintu itu mengalihkan pandang. Pria itu berjalan pelan, dan tiba-tiba mencengkram pergelangan tangannya.

"Arkh!" Pekik Hakyung.

   "Hakyung-ssi, kau baik-baik saja?"panggilan Jimin mengganggu rungu Taehyung. Dilemparnya ponsel itu kedinding hingga terpecah belah.

"Tae-taehyung aku-aku mo-hon. Lepaskan a-ku." Lirih Hakyung meminta.

Tepat saat itu, bibir Hakyung bukam akibat ciuman Taehyung. Hakyung membulatkan mata. Menitikan airmata dan merapalkan nama Jimin dalam hati berkali-kali.

  Jimin menatap kosong ponselnya. Tiba-tiba perasaannya tidak tenang. Ia memutuskan untuk pulang kerumah.

  Digasnya mobil hitam mewah itu guna cepat sampai di kediamannya.

Saat membuka pintu rumah, ia lantas langsung ke lantai dua rumahnya. Ia melihat Hakyung yang sudah terduduk menekuk lututnya. Menatap kosong kelantai yang penuh dengan pecahan seperti serpihan ponsel. Ia mendekati Hakyung. Wanita itu sangat berantakan, bahkan pakaiannya sudah terbuka bagian kancing atasnya.

  Sial!

Hakyung mengeratkan pelukan pada lututnya kala Jimin menyentuh lengannya.

  "Siapa yang melakukannya?" Jimin tidak marah, ia hanya mempertegas ucapannya.

Hakyung mengangkat wajah menatap Jimin. Wajahnya bahkan sudah berair, bibir sedikit bengkak. Bahkan ada bekas isapan disana, dileher kirinya.

"Hakyung, jawab aku siapa yang melakukannya?" Tanya Jimin sekali lagi.

"Jangan sentuh, aku mohon." Ngilu saat Jimin mendengarnya.

  Persetan dengan permintaan konyol Hakyung, ia malah memeluk tubuh itu. Membiarkan Hakyung meronta didalam pelukannya. Sekitar pukul 3 sore, Hakyung akhirnya bisa tertidur. Jimin mengangkat pelan tubuh wanita itu dan menidurkannya diatas ranjang. Ia melihat ada 3 bercak bekas sesapan. Bahkan bibir Hakyung bengkak. Ia tidak ingin curiga kepada istrinya. Hakyung dipaksa, ia melakukan akibat dipaksa seseorang. Namun siapa?

Disaat Jimin akan beranjak, dapat dirasakannya tangan Hakyung yang memegang erat pergelangan tangannya. Hakyung nampak gusar. Apa Hakyung bermimpi buruk? Pikirnya.

"Temani aku." Lirihnya. Jimin terkejut. Bukan karena ucapan Hakyung. Namun keadaan Hakyung yang sudah sadar bahkan kini tengah membuka mata.

  Jimin menganggukkan kepala. Lantas ia berbaring disisi Hakyung, menggenggam tangan wanita itu. Karena ia tahu Hakyung tidak akan mau disentuh lebih dari itu.

....

Sudah hampir 2 minggu sejak kejadian itu, Hakyung beraktivitas sepertia biasa. Bangun pagi, menyiapkan makan, membuatkan Jimin bekal dan berangkat bekerja. Seperti hari ini, ia akan melakukan meeting dengan beberapa client di perusahannya.

Hologram [호로그람] || Ji-Hope Fanfiction(Belum Revisi) || LENGKAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang