Jimin tengah berada di kantor. Ia baru saja menghadiri rapat. Ditemani sekretarisnya, Hayun ia tengah membicarakan sesuatu. Ia akan mengerjai Hakyung, karena wanita itu mengatakan akan kekantor tepat jam makan siang. Ia akan berdiri berhadapan dengan Hayun saat Hakyung datang. Rencana awal seperti itu, namun belum sempat melakukan prank Jimin sudah mendapatkan telfon dari Hakyung. Wanita itu terdengar ketakutan.
"Sial!" Ucapnya memukul setir.
....
BRAK!
"JIMIN!" pekik Hakyung yang tercekat.
Jimin melihat Hakyung yang sudah terkapar di lantai dengan darah yang mengalir dari perutnya. Jimin panik bahkan sangat.
"Hakyung! Ya tuhan apa yang terjadi?! Kenapa seperti ini?" Jimin bertanya bertubi-tubi.
"Jim, to-long-selamatkan Tae-hyung." Permintaan konyol Hakyung yang di tengah kepanikan Jimin.
Beruntung Jungkook datang, dan Jimin dapat membawa keduanya kerumah sakit dengan bantuan Jungkook.
Keduanya sudah sampai di Rumah sakit 45 menit yang lalu. Dan sekarang Taehyung dan Hakyung tengah di periksa oleh beberapa dokter. Jimin berjalan mondar mandir di depan ruang ICU tempat Hakyung dan Taehyung dirawat. Setelah menunggu cukup lama salah satu Dokter dan beberapa jajarannya keluar dari ruang ICU.
"Bagaimana keadaan istri saya dok?" Tanya Jimin tanpa basa basi.
Helaan nafas dokter itu membuat Jimin maupun Jungkook bertambah khawatir.
"Maafkan aku, tapi aku tidak bisa menyelamatkan janinnya." Jawab dokter dengan marga Kim itu. Baik Jimin ataupun Jungkook sangat terkejut. Pasalnya Hakyung tidak merasa apapun beberapa minggu ini.
"Iya, istri anda tengah mengandung, dan usia kandungannya baru memasuki 3 minggu." Tambah dokter itu lagi. "Kalo begitu aku permisi." Ujar Dokter itu lagi.
Tak berselang lama, Dokter dengan marga yang sama keluar dari dalam ruang ICU seorang diri. Jimin cukup terkejut, pasalnya yang keluar dari sana adalah Kim Seok Jin kakak dari mantan kekasihnya, Kim Sejeong.
"Hyung?" Seokjin tersenyum dan menyimpan stetoskop di saku jasnya.
"Bagaimana kabarmu?" Tanya Seokjin. "Aku baik, kau?" Jawab Jimin ramah.
"Baik. Dia istrimu?" Jimin tahu arah pembicaraan Seokjin. Dan ia menganggukkan kepala mengiyakan.
"Dia baik baik saja, hanya saja calon anakmu tidak bisa diselamatkan. Dan kondisi Taehyung kritis, ia banyak mengeluarkan darah. Tapi kau tenang saja, Taehyung masih bisa di selamatkan. Luka dikepalanya juga sudah ditangani." Ada perasaan lega disana. "Kau sudah kembali menemui Sejeong?" Tanya Seokjin membuat Jungkook langsung melirik Jimin.
"Sudah, beberapa minggu lalu. Aku tidak sendiri, Taehyung juga menemuinya bahkan membawakan bunga kesukaannya. Ini sudah tahun kelima Sejeong meninggalkan kita." Ujar Jimin menjelaskan, seolah menjawab pertanyaan telepati Jungkook.
....
Sekarang sudah pukul 5 sore, Hakyung dan Taehyung sudah di pindahkan ke ruang rawat inap VIP. Kamar Taehyung dan Hakyung hanya berjarak 3 kamar. Awalnya Jimin takut, namun mendengar kondisi Taehyung yang masih kritis ia masih dapat bernafas lega. Jimin masih setia menggenggam tanga Hakyung, sedangkan Jungkook kembali kekantor karena harus mengurus beberapa jadwal Hakyung beberapa hari kedepan.
Matanya tak lepas dari wajah Hakyung, wajah cantik itu terdapat luka lebam dibeberapa tempat. Disudut mata, pipi hingga di sisi bibir wanita itu. Jimin geram bukan main, merasa sangat marah pada dirinya sendiri karena gagal melindungi Hakyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hologram [호로그람] || Ji-Hope Fanfiction(Belum Revisi) || LENGKAP
Fanfic(LENGKAP) Bagaimana jika perjodohan yang kau jalani adalah permintaan pria itu sendiri melalui kedua orangtuanya Dan bagaimana jika orang di masalalumu adalah salah satu kerabatnya? Dan bagaimana pula jika kau sudah dikenal oleh pria itu melalui m...