Bagian10:Looking

1.8K 135 4
                                    

Sudah 3 bulan lebih dari hari itu. Baik Hakyung ataupun Jimin sekarang sama sama sibuk. Bahkan Hakyung harus sangat sibuk sekarang pasalnya ia akan bekerja sama dengan investor luar negeri untuk membangun gedung guna untuk sebuah sekolah di Daegu. Ditemani Jungkook, sekretarisnya ia menuju hotel yang akan di gunakan untuk meeting mereka bersama investor tersebut.

Tepat saat Hakyung berbelok kesebuah lorong ditemani Jungkook. Ia melihat seseorang yang sangat familier tengah bersama seorang wanita yang sangat tidak asing baginya dan Jungkook.

"Anda baik-baik saja, Daepyonim?" Jungkook mencoba menanyai keadaannya.

Hakyung menganggukkan kepala. Mereka berjalan pelan setelah kedua orang itu pergi dari sana.

Sekarang sudah pukul 4 sore lewat 10 menit. Ia dan Jungkook baru saja menyelesaikan meeting.

Keduanya berjalan keluar dari Hotel bintang 5 itu. Jungkook sesekali meliriknya.

"Jangan khawatir, aku baik-baik saja, eoh." Ujarnya Informal.

"Tetap saja, kau melihatnya." Jawab Jungkook yang masih fokus pada menyetirnya.

Hakyung tersenyum tipis.

Dibukanya pintu rumah. Ia melihat suaminya tengah menonton tv. Tidak biasanya Jimin pulang cepat.

"Eoh? Kau sudah pulang?" Jimin beranjak dan menyambutnya.

"Ya." Jawabnya dengan senyum tipis ala Hakyung.

"Oh ya, Taehyung menelfon, dia bilang ingin menemuimu sebelum operasi mata." Ujar Jimin tiba-tiba.

Hakyung menatap. Sedetik kemudian ia menganggukkan kepala.

Tanpa di temani Jimin, Hakyung memasuki sebuah restoran yang cukup terkenal di Seoul. Hakyung diantar oleh seorang pelayan menuju kesebuah ruangan. Disana sudah ada Taehyung dan Namjoon.

"Anda sudah datang?" Ujar Namjoon sangat formal.

Hakyung tersenyum.

"Ada apa?" Hakyung tetaplah Hakyung wanita yang sangat dingin jika berhadapan dengan Taehyung.

"Kau masih sama. Tidak pernah berubah." Ujar Taehyung tiba-tiba.

"Kau tahu aku, Taehyung-ssi." Balas Hakyung yang melipat kedua tangannya.

"Ada yang aku sampaikan." Taehyung mengarahkan kepalanya."Namjoon Hyung, berikan berkasnya." Lanjut Taehyung.

Namjoon memberikan berkas itu dan Hakyung menerimanya. Atas perintah Taehyung, Hakyung membukanya.

"Kau tidak akan percaya bukan? Ya, awalnya aku juga tidak percaya saat pengawalku memberitahuku. Suamimu lebih bahaya di bandikan aku Hakyung-a." Taehyung tersenyum. "Jangan pernah menjelekkan suamiku, Taehyung." Sahut Hakyung sarkas.

"Tidak apa-apa jika kau tidak percaya padaku. Itu tidak masalah, setidaknya aku sudah memberi tahumu sebelum aku pergi ke Inggris. Oh ya, jangan lupakan gadis itu, Hakyung-ssi. Soojin lebih cerdik dari yang kau bayangkan. Sama seperti ku, dia juga sangat licik. Setidaknya aku masih punya hati untuk tidak mengejarmu kembali." Setelah mengatakan hal itu, Taehyung mengisyaratkan Namjoon agar membawanya pergi.

Airmatanya sudah tidak terbendung lagi. Berkas itu menampilkan beberapa foto HD yang memperlihatkan Suaminya pergi bersama seorang gadis yang berada di masalalunya.

"Cukup Hakyung Nuna. Kau sudah mabuk." Jungkook menyingkirkan botol soju dari hadapannya.

"Brengsek! Biarkan! Aku tidak akan berhenti sebelum menghabisi keduanya, Kook." Jawab Hakyung meracau.

"Hentikan! Apa kau sudah gila?! Biarkan saja, sejak awal aku memang tidak menginginkan pernikahanmu dengan pria itu." Ucap Jungkook memelan. Hakyung mengangkat kepalanya. "Kau sama saja, bitch." kebiasaan Hakyung, jika saat marah akan mengeluarkan kata-kata kasar.

Keesokan harinya, Hakyung terbangun. Bukan dirumahnya, namun dirumah ayahnya. Dapat dilihatnya sanga ayah yang duduk disisi ranjang tengah menatap dan menggenggam tangannya. Senyuman tipis ia dapatkan kala pria paruh baya itu berusaha mengusap surai gelapnya.

"Apa yang terjadi?" Hal yang tidak ia sukai adalah, sang ayah tahu segalanya.

"Tidak ada. Ayah tidak usah khawatir. Aku baik-baik saja." Bohongnya. "Aku tahu, kau tidak baik-baik saja, Kyung-a. Ayah tahu kau berusaha tegar. Biarkan saja jika itu pilihannya." Sang ayah berusaha memberikan kekuatan.

Hakyung menganggukkan kepala.

Hari ini Hakyung akan meeting dengan beberapa petinggi perusahan. Ia sebagai Direktur Utama akan memimpin sendiri rapat ini.

"Aku ingin, tarik semua saham perusahaan yang ada di perusahaan Tuan Park Jimin. Aku tidak ingin ada sepeserpun yang masih tersisa disana. Apa kalian mengerti. Satu lagi, untuk kau Han. Ku perintahkan agar pergi kekantor Park untuk mengambil berkas berkas itu. "Pria bernama Han itu menganggukkan kepala.

Hakyung masih fokus menatap kearah laptopenya. Dapat di lihatnya dari sudut mata, pria itu tengah berdiri didepan meja kerjanya.

"Apa yang kau lakukan, Kyung-a?"Akhirnya pria itu mengeluarkan suara.

Hakyung menggangkat kepalanya.

"apa? Apa yang aku lakukan?" Seringaian Hakyung keluar. Ini yang di takutkan Jimin.

"Jika sudah selesai, keluar dari ruanganku Tuan Park." Ujar Hakyung membuat Jimin membulatkan mata.

Matanya sudah mulai lelah. Hakyung memutuskan untuk kembali kerumah. Kali ini ia tidak bersama Jungkook namun bersama supir pribadinya. Diperjalanan ia hanya menatap layar ponsel yang masih menyala sejak 15 menit yang lalu. Hingga ia tidak sadar sopirnya sudah membukakan pintu.

"Nyonya?" Hakyung menoleh dan menganggukkan kepala.

Ia berjalan pelan dan memasukkan kembali ponsel kedalam tas. Bahkan tanggannya masih menggantung, enggan meraih gagang pintu rumahnya. Sekarang sudah pukul 8 malam. Diliriknya mobil sang suami telah terparkir di garasi yang terbuka itu.

Klik!

Dibukanya pintu perlahan. Jimin tengah berdiri di tangga. Menatap kedatangannya dengan senyuman manis. Lagi-lagi ia harus bersandiwara. Seolah tidak terjadi setelah adegan bertengkar mereka di kantor tadi. Pria itu sangat pandai berekting, kenapa tidak menjadi aktoe saja?

"Kau sudah pulang?" Jimin mendekat dan berdiri dihadapannya. "Eung." Singkatnya dengan senyum kepalsuan yang ada. Tanpa seizinnya, Jimin memeluknya erat.

Bahkan Jimin meletakkan dagunya pada bahu wanita itu.

"Aku merindukkan mu." Ujarnya.

Hakyung hanya diam, enggan menimpali perkataan Jimin.

"Tidak biasanya kau pulang cepat?" Mulut terkutuk itu ingin sekali ia pukul.

"Merindukanmu." Jawab Jimin jujur. Hakyung lagi lagi tidak menimpali. Memilih untuk diam.

"Maafkan aku." Ujar Jimin.

Hakyung tidak menjawab. Memilih diam karena mengingat beberapa headline berita online tadi membuatnya kembali memuncakkan gemuruh amarahnya.

[Breaking news]

[Direktur Utama dari Lee Lable Grup, Lee Hakyung memutuskan menarik semua saham dari Perusahaan CHiPark COMPANY. Dengan otomatis Lee L.G(Lable Grup) tidak lagi menjadi Investor CHiPark COMPANY. Sampai saat ini pihak Lee L.G belum mengeluarkan pernyataan mengenai alasan dibalik mereka menghentikan kerjasama]

[Dikabarkan ada rumor yang beredar, mengatakan bahwa Direktur utama Lee L.G mengetahui suaminya yaitu CEO dari CHiPark COMPANY tuan Park Jimin telah menjalin hubungan dengan seorang Model terkenal, Seo Soojin. Namun sampai berita ini diturunkan pihak Lee L.G ataupun CHiPark COMPANY belum memberikan pernyataan lebih lanjut]

Hakyung masih setia di peluknya. Hingga ia harus rela melepaskan pelukan akibat satu kalimat yang membuatnya terdiam cukup lama.

"Kau masih mencintai, Soojin?"



































Satu part aja dulu........

Hologram [호로그람] || Ji-Hope Fanfiction(Belum Revisi) || LENGKAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang