Maaf akan typo yang bertebaran.....
Enjoy...
Jimin bergegas menemui Seokjin diruang pria itu. Ia mendengar Seokjin baru saja selesai melakukan operasi pada Taehyung. Bukaan pintu ruangan itu mengalihkan atensinya.
"Eoh? Jimin? Ada apa?" Tanya Seokjin yang baru saja selesai mencuci tangan.
"Kenapa kau tidak memberi tahuku kalau Taehyung selesai operasi, Hyung?" Tanya Jimin balik.
"Maafkan aku, aku juga terkejut saat lewat ruangannya. Tiba-tiba ia kritis lagi. Tapi kau tenang saja, Taehyung sekarang baik-baik saja. Namun, kemungkinan ia akan mengalami hilang ingatan." Jawab Seokjin duduk dikursi kerja.
"hilang ingatan?" Gumam Jimin.Seokjin menganggukkan kepala. "Iya, ini sudah resiko. Ada pembuluh darah yang pecah." Ujar Seokjin membuka berkas operasi Taehyung. "Jim, sebaiknya kau segera pindah rumah. Aku tidak menjamin Hakyung akan baik-baik saja setelah ini. Karena...." Seokjin menjeda perkataan.
"Ada apa Hyung?" Jimin mendadak khawatir. "Wanita itu kembali." Sahut Seokjin membuat Jimin membulatkan mata. Jimin tahu arah bicara Seokjin, cukup tahu wanita yang dimaksud Seokjin.
Jimin membuka pintu kamar inap Hakyung. Dilihatnya Hakyung yang tengah makan siang bersama sang ibu. Secercah senyum ia dapatkan kala Hakyung menatapnya. Gundah yang awalnya menerpa, kini hilang begitu saja. Tak perlu merasa cemas, ia sudah memiliki Hakyung. Dan akan selamanya seperti itu. Tidak perlu di takutkan lagi, wanita itu tidak akan mengganggunya lagi.
"Jim, kau baik-baik saja?" Tanya Hakyung yang nampak khawatir.
"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja. Bagaimana keadaanmu?" Jawab Jimin yang duduk disisi brakar. "Sudah lebih baik." Ujar Hakyung.
"Hei, disini ada ibu. Apa kalian lupa? Astaga, apakah ini yang namanya anak muda yang sedang jatuh cinta?" Sahut sang ibu yang duduk dikursi. Kekehan dari Hakyung dan Jimin terdengar.
"Ibu datang dengan siapa kemari?" Tanya Hakyung yang menatap ibu mertuanya itu.
"Bersama teman lama Jimin, namun dia tidak bisa mampir karena ada meeting dengan client." Jawab ibu mertuanya.
.....
Malam ini cukup dingin di Seoul, gadis itu masih saja duduk sendirian di sana. Menenggak soju yang baru saja ia tuangkan dalam gelas kecil bening itu. Jungkook terlihat masuk dan duduk dihadapan gadis itu. Mata keduanya bertemu, seolah ada keterkejutan disana namun enggan memperlihatkan. Jungkook tersenyum kala gadis itu menuangkan soju kedalam gelasnya.
"Sudah lama tidak bertemu denganmu." Celetuk Jungkook membuat gadis itu menatap.
"Ya, kau benar, 3 tahun berada di Los Angeles membuatku merindukan Korea." Gadis itu tersenyum dan kembali menenggak segelas soju.
"Kapan kau datang?" Tanya Jungkook meletakkan gelasnya yang sudah kosong. "Dua hari lalu, bagaimana kabar Hakyung?" Jawab gadis itu yang kini menatap Jungkook.
"Dia sudah menikah sebulan lalu." Ujar Jungkook menyadarkan punggung pada sandaran kursi.
"Benarkah?" Gadis itu nampak terkejut. "Ya, dia menikah sebulan lalu dengan seorang yang tidak dia kenal. Bisa dikatakan, mereka dijodohkan." Timpal Jungkook lagi.
"Masih ada hal seperti rupanya." Gumam gadis itu. "Lalu bagaimana denganmu?" Tanya gadis itu.
Jungkook menatap, mengangkat sebelah alisnya. Merasa sedikit asing dengan pertanyaan seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hologram [호로그람] || Ji-Hope Fanfiction(Belum Revisi) || LENGKAP
Fiksi Penggemar(LENGKAP) Bagaimana jika perjodohan yang kau jalani adalah permintaan pria itu sendiri melalui kedua orangtuanya Dan bagaimana jika orang di masalalumu adalah salah satu kerabatnya? Dan bagaimana pula jika kau sudah dikenal oleh pria itu melalui m...