6

2.9K 357 7
                                    



Didalam kamar , Seulgi menghela nafasnya berat, jujur ia tidak tega melihat Irene menangis,namun egonya lebih besar dari pada rasa ibanya. Seulgi menulis surat di sebuah kertas dan kemudian memasukannya kedalam amplop. Setelah selesai beberes Seulgi keluar dan membawa tasnya.

"Maaf ren, gue ga cegah lo pergi, makasih buat semuanya, karena setelah hari ini mungkin lo ga bakal liat gue lagi" batin Seulgi lalu keluar dari kamar.

Seulgi checkout pukul 11.30,mepet memang, sengaja.. biar ga ketemu sama Irene pas di jalan. Seulgi pulang ke rumah bibi jung. Menaruh tasnya si kamar lalu meletakan suratnya di atas meja,kemudian ia memeluk bibinya sebentar yang tertidur di depan TV.

"Makasih banyak Bi.. untuk semuanya.. tapi aku udah ga sanggup lagi, bahagiaku udah pergi bersama orang lain.." ucap Seulgi pelan,mengecup kening sang bibi. Kemudian ia bangkit berdiri kemudian pergi dari sana.

Seulgi berjalan jalan di taman sebentar, kemudian ia masuk kedalam mall melihat sekeliling, tanpa membeli apapun. Lalu hari sudah mulai malam, Seulgi menuju jembatan, Sungai Han. Ia berdiri sambil menutup matanya. Merasakan hembusan angin yang menyentuhnya.

"Betapa menyenangkannya menjadi angin, ia bisa terbang kesana kemari tanpa beban. Aku terlalu sakit untuk menerima semuanya.... kamu pergi... kamu tahu.. ini sangat menyakitkan" guman seulgi di sertai air mata. Seulgi mengingat ingat masa masa indahnya bersama Suzy, pacarnya, ah bukan lebih tepatnya mantan pacar.

"Kamu bilang.. kamu ga bakal pergi, kamu bilang kamu bakal setia.. ka hikss mu.. bilang... cuma aku... dasar pembohong! " Seulgi menangis cukup keras, saat itu jalanan memang cukup sepi,karena udara sudah sangat dingin. Orang orang enggan keluar malam ini, kecuali gadis bernama Kang Seulgi itu.

Seulgi menangis dengan sangat keras, tidak peduli pada sekelilingnya, saat itu pun, salju turun untuk yang pertama kalinya. "Haha.. kamu ingat? Dulu kamu mengaku padaku saat salju pertama bukan? Sekarang kamu pun pergi saat salju pertama... kamu terlalu jahat...." seulgi berguman pada dirinya sendiri, memegang salju kemudian memeluknya. "Aku terlalu mencintai kamu... " seulgi berjalan mendekati pagar dan kemudian memanjatnya. "Bae Suzy... aku sangat mencintai kamu terimakasih untuk dua tahun yang berharga" Ucap seulgi kemudian ia menjatuhkan dirinya dari jembatan.Seulgi menutup matanya,menikmati hembusan angin yang menyentuh tubuhnya untuk terakhir kalinya.

Byuuurr

Suara percikan air terdengar begitu nyaring,tubuh seulgi terjun bebas menuju air sungai han yang sangat dingin, manusia normal tidak akan tahan lebih dari lima menit. Di dalam air seulgi membuka matanya, mendengar suara seseorang yang memanggil namanya. Di lihatnya bayangan hitam berusaha meraih dirinya,namun Seulgi seolah tidak sanggup berbuat apa apa, ia memejamkan matanya.

*******

Pip...pip...pip...

Suara monitor jantung terdengar nyaring di kamar yang oenuh keheningan itu. Seulgi perlahan membuka matanya, "apa aku sudah mati?" Batinnya. Seulgi melihat sekeliling, ah.. ini kamar rumah sakit. "Sial.. biaya rumah sakit ini pasti mahal.. kenapa ga mati aja sih.. nambah nambah utang aja.." Seulgi berusaha bangkit dan melepas selang infusnya. Namun,

Klek

Pintu terbuka, seulgi yang terkejut lantas langsung menengok ke arah pintu, apa itu dokter? Atau oarang yang nambah nambah untangnya buat masukin dia ke rumah sakit ini?. Dan betapa terkejutnya seulgi mengetahui sosok itu, matanya membelalak terbuka, walau masih sipit.

"Irene?"ucap Seulgi pelan. Ia terkejut, bukannya kemarin Irene dah pergi? ,"kok lu di sini?" Seulgi masih tidak dapat mengalihkan pandangannya. Irene yang juga terkejut bahwa Seulgi sudah sadar langsung berlari ke arahnya, bukan di peluk namun Irene menyentil kening Seulgi. "Aw! Sakit tahu!" Ucap Seulgi sambil memegang keningnya.

Say Love Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang