8

2.9K 357 34
                                    

















Sudah dua minggu Seulgi menghindar dari Irene. Yang mampu Seulgi ucapkan saat mereka bertemu cuman satu kata.. "minggir", padahal maksudnya lebih dalam dari yang terlihat. 'Minggir dari pikiran aku, minggir dari hati aku..' namun sepertinya Irene tidak paham betul arti kata minggir, Irene selalu muncul dimanapun Seulgi berada. Menuntut penjelasan atas sikapnya.

Wendy yang merasa curiga dengan keadaan ini sebenarnya tidak perduli,ini masalah mereka berdua,dan jangan libatkan Wendy di dalamnya ,namun lama lama itu mulai mengganggunya. Dari Irene yang merengek pada Wendy untuk bertemu Seulgi, dan Seulgi yang selalu saja lari saat bertemu Irene.

Seulgi sekarang kerja serabutan, apa aja yang penting menghasilkan dan halal :') semua dia lakukan untuk bertahan hidup di kerasnya dunia ini. Namun anehnya Irene selalu saja tahu dimana Seulgi bekerja.

Sampai hari ini, Seulgi lelah akan Irene yang selalu mengekorinya, seperti anak ayam yang tidak mau lepas dari induknya. Seulgi memutuskan untuk meladeni Irene kali ini, semoga hatinya baik baik saja menatap Irene. Padahal ia ingin langsung masuk ke kamarnya.

"Lu maunya apa sih? Kenapa selalu aja muncul di hidup gue? Kita ga ada hubungan apa apa lagi ren" jelas Seulgi yang menangkap basah Irene sedang memperhatikannya dari jauh.

Irene maju dan mendongak mencoba menatap mata monolid Seulgi, yang di tatapnya malah mengalihkan pandangannya.

"Gue mau lu jelasin kenapa lu kayak gini? Dulu lu selalu natap mata gue saat kita bertengkar, dan hari itu.. gue belum selesai ngomong lu malah pergi, lalu belakangan ini, gue ngerasa lu ngehindar dari gue" pertanyaan Irene terlalu banyak dan terlalu sulit untuk Seulgi jawab, jika ia menjawabnya itu artinya sama saja ia menyatakan perasaannya pada Irene, padahal ia belum siap.

"Gini ya nona Irene, gue cuman ngerasa kita ga perlu sedeket dulu lagi.. atasan lu bukan gue lagi.. mending ya lu fokus kerja di kantor, jangan ngikutin gue mulu... kalau soal hari itu, gue pergi karena gue ngerasa lu ga butuh gue lagi... " jelas Seulgi panjang lebar.

"Siapa bilang gue ga butuh lo? Gue butuh lo gi... gue butuh lo di hari hari gue... setelah lu pergi, rasanya hidup gue hampa, ga ada lagi yang berantem sama gue. Ga ada Seulgi yang marah abis itu perhatian lagi." Irene berusaha menahan air matanya yang hampir jatuh, ia juga merasa lelah dengan sikap Seulgi yang semakin hari semakin dingin padanya, seolah mereka belum pernah kenal sebelumnya.

"Lu minta aja sana sama cowok yang waktu itu lu peluk"ucap Seulgi lalu berbalik,ia ingin segera masuk ke kamarnya dan melupakan semuanya. Namun langkahnya di cegah oleh perkataan Irene.

"Lo cemburu?"

Bukan kah itu sudah sangat terlihat jelas? Mengapa perlu di pertanyakan lagi? Seulgi hanya melirik Irene tanpa menjawabnya. Namun tiba tiba saja Irene dengan sigap memeluknya dari belakang.

"Maaf... bukan maksud gue buat lo ga nyaman waktu itu, dia itu temen SMA gue, bisa jadi sahabat.. dia selalu ada saat gue senang ataupun sedih, namun tiba tiba dia menghilang. Sekarang gue ga butuh dia ada buat gue.. yang gue mau cuman elu gi... lu temen yang gue mau.. walau gue berharap kita bisa jadi lebih dari temen." Jelas Irene ,ia memeluk Seulgi erat ,tak ingin melepaskannya.

Seulgi memegang tangan Irene yang berada di perutnya, mengelusnya pelan. "Ren.. gue bukan orang baik.. gue ga bisa jadi temen lo... maaf" ucap Seulgi lirih.

Terasa Irene menggeleng di punggungnya Seulgi. "Engga.. gue tau lu orang yang bener bener baik gi... dan gue ga minta lu jadi temen gue.. gue mau nya lu jadi sahabat gue... kayak Wendy" ucapnya

Hati Seulgi seolah di tikam oleh tombak yang besar dan tajam, sudah pasti sahabat, tidak bisa lebih dari itu. Yap.. Irene lurus. "Maaf gue ga bisa Rene.. gue ga sanggup.. " ucap Seulgi , ia melepaskan tangan irene yang memeluknya. "Mending kamu kembali ke kamar Wendy" lanjut Seulgi tanpa berbalik untuk melihat kondisi Irene barang sebentar saja. Ia takut hatinya semakin sakit.

Say Love Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang