Tzuyu sudah berhasil masuk kedalam ruangan pemilik club. Dengan alasan benci keramaian, Tzuyu bisa membujuk laki-laki itu untuk membawanya keruangannya.
Pemilik club ini bukanlah laki-laki tua, tapi masih terlihat cukup muda bernama Kim Namgil. Mungkin umurnya baru masuk tiga puluhan. Dia juga tergolong tampan. Tzuyu yakin pemilik club ini adalah salah satu anggota angler.
Ketika memasuki ruang itu, Tzuyu mencoba memindai ruangan dengan lensa yang sudah terpasang khusus dimatanya. Lensa penghubung dirinya dan organisasi juga lensa matenya.
Sepanjang pengamatan Tzuyu, tidak ada yang mencurigakan dari ruangan ini. Hanya ada satu pintu diruangan itu. Sepertinya ruangan dibalik pintu itu adalah toilet. Tapi Tzuyu harus memastikannya.
"Oppa, aku ingin ketoilet sebentar" ucap Tzuyu.
"Toiletnya ada di balik pintu itu" ucap Namgil.
Tzuyu kemudian memasuki ruangan itu. Ditoilet juga tidak ada yang mencurigakan.
"Oppa, apa oppa sudah menemukan letak pintu itu?" Tanya Tzuyu pada Suga melalui invisible inearnya.
"Pintunya ada di belakang kursi pemilik club Tzu. Tapi pintu itu pintu otomatis, aku masih berusaha meretasnya" ucap Suga.
"Aku akan mencoba dengan caraku oppa"
Tzuyu kemudian keluar dari kamar mandi. Dia sengaja lewat belakang kursi kebesaran Namgil. Benar saja ada sekat yang tersamarkan dibagian dindingnya.
"Kemarilah Tzu, aku tahu kau mengajakku kesini agar kita bisa bersenang-senang malam ini" ucap Namgil.
Tzuyupun menghampiri Namgil dan duduk disampingnya. Tapi tiba-tiba tangan Namgil bergerak ingin menyentuh Tzuyu. Refleks Tzuyu memegang tangan Namgil.
"Kenapa Tzu?"
Tzuyu memegang telapak tangan Namgil dan mengelusnya. Bagi orang biasa mungkin perlakuan Tzuyu terlihat wajar, tapi tidak bagi orang yang paham. Tzuyu sedang mencari titik saraf laki-laki itu.
"Oppa tahu, aku paling tidak suka ada orang yang menyentuhku sembarangan. Hanya orang tertentu saja yang boleh menyentuhku. Bukannya kau sudah dengar itu?" Ucap Tzuyu sambil menekan titik saraf yang ditemukannya.
Namgil merasakan ada yang aneh dengan tubuhnya. Tubuhnya kaku seperti kayu dan mati rasa. Tzuyu hanya melihatnya dengan senyum miringnya. Tzuyu memang salah satu orang yang mengusai tekhnik Dim mak atau Death Touch. Keahlian ini membuat Tzuyu mampu membunuh lawannya hanya dengan sentuhan.
"Ada apa dengan tubuhku?"
"Tenang saja, kau hanya tidak bisa bergerak. Aku akan membuatmu bisa bergerak lagi nanti. Tapi aku ingin bertanya seseuatu padamu"
"Siapa kau sebenarnya?"
"Aku Chou Tzuyu, harusnya kau tahu itu oppa"
"Apa maumu?"
Tzuyu tersenyum, sangat senang melihat lawannya tidak berkutik seperti ini.
"Ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan, tapi yang pertama, bagaimana cara membuka pintu itu?" Ucap Tzuyu sambil menunjuk pintu rahasia yang sekarang ada didepannya.
"Aku tidak akan memberi tahumu"
"Uh sayang sekali"
Tzuyu menghampiri Namgil yang terlihat tidak berdaya di sofa. Dia kemudian memegang telapak tangan Namgil lagi.
"Kau tahu, aku juga paling benci darah, makanya aku akan membunuh orang dengan cara seperti ini. Lebih efektif dan tidak akan ada bukti. Walaupun kau di otopsipun hasilnya hanya akan seperti gagal jantung" ucap Tzuyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret
Romancesetiap orang punya rahasia entah itu rahasia besar atau rahasia kecil tapi bagaimana kalau ternyata kebenaran yang harus disembunyikan demi keselamatannya? this is about Bangtwice especially about Tzukook Nb: Cerita ini memuat adegan-adegan kekerasa...