37

1.2K 147 6
                                    

Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga. Seterampilnya seseorang mengendarai motor, pasti bisa jatuh juga. Sepintar-pintarnya Ivanka bersembunyi, ia akhirnya bertemu juga dengan Edo. Tentunya Edo menganggap dirinya sebagai Bidadari. Ivanka berusaha menghindar dari Edo sebisa mungkin, mengingat ia sedang menunggu Putra datang bersama Bidadari, sang bibi dan juga putrinya. Untung saja Ivanka memisahkan diri sesaat dengan mereka karena ada barangnya yang tertinggal di toko pakaian yang mereka kunjungi. Dengan cepat Ivanka mengirimkan pesan kepada Putra. Ivanka berusaha menjauh dari tempat Putra dan yang lainnya menunggu dirinya

"Mau sampai kapan kamu bersembunyi Bida?", ucap Edo geram saat berhasil menangkap tangan Ivanka.

"Aku bersembunyi?", tanya Ivanka kemudian ia tertawa sarkas. "Anda salah besar. Aku hanya tidak ingin membuang waktu percuma untuk Hal ataupun orang yang tidak penting."

Edo semakin geram mendengar jawabannya dan justru semakin kencang menggenggam tangan Ivanka yang dikiranya Bidadari.

"Ohh, sudah merasa hebat kamu? Ingat apa yang terjadi sama kamu dulu? Siapa yang pernah nolong kamu pas kamu hampir diperkosa? Kamu ingat orangtua siapa yang merawat kamu di saat kamu depresi dulu? Kalau kamu gak ingat, aku kasih tahu jawabannya ke kamu. Yang pertama, aku Edo yang sudah nolong kamu waktu kamu nyaris diperkosa. Yang kedua, orangtuaku yang merawat kamu dan menyayangi kamu melebihi aku anaknya sampai mereka harus meninggal di tangan kamu!", Emosi di wajah Edo nampak jelas dan mengundang perhatian orang sekitar yang berlalu melewati mereka.

"Kamu merasa penampilan kamu sudah lebih baik dibandingkan dulu? Aku nggak masalah kamu mau tebar pesona dengan penampilanmu yang sekarang atau bahkan tidur dengan siapapun. Aku hanya minta kamu datang ke proses sidang cerai kita agar cepat selesai. Aku sudah nggak sudi menghabiskan waktu lebih lama memegang status sebagai suami dari perempuan seperti kamu.", Lanjut Edo yang membuat Ivanka geram Dan menghadiahi tamparan di wajah Edo. Ivanka tidak peduli bila mereka saat ini menjadi tontonan dari orang yang berlalu lalang. Ia tidak habis pikir bagaimana Bidadari bisa bertahan menikah dengan pria macam itu.

"Bida bukan perempuan murahan! Kalau kamu merasa lebih baik, kamu salah besar. Sekarang yang aku lihat, kamu membuktikan bahwa dari awal kamu memang punya hubungan dengan Diana. Siapa yang sudi menghabiskan waktu lebih lama memegang status sebagai istri dari seseorang seperti kamu. Kamu nggak tahu apa yang harus Bida alami di hari itu. Hari di mana kedua orangtuamu juga meninggal. Kalau kamu tahu apa yang sebenarnya, apa kamu yakin kamu masih akan menyalahkan Bida? Aku berani jamin kamu akan hidup dalam penyesalan! Dari semua hubungan antara Bida dan kamu, aku rasa keputusan perceraian yang kamu ajukan adalah keputusan kamu yang paling tepat! Aku harap kita segera nggak terikat hubungan apapun lagi.", ucap Ivanka geram kemudian dengan sekuat tenaga melepaskan genggaman tangan Edo. Untung saja Jerry dan Tommy muncul tepat waktu. Jerry segera melepaskan cengkraman Edo yang berhasil membuat Edo kembali geram melihat apa yang dilakukan Jerry untuk Ivanka yang dikiranya Bidadari.

"Kamu nggak apa-apa kan Bida?", Tanya Jerry yang diikuti gelengan kepala dari Ivanka. Kedua mata Edo memperhatikan interaksi mereka berdua. Tangannya mengepal melihat Jerry merangkul gadis yang dikiranya Bidadari itu. Mereka terlihat mesra.

"Do, sumpah gua nggak kenal lagi sama lu! Meski kalian dalam proses bercerai, bukan berarti lu bisa berbuat seenaknya sama Bida. Kalau memang lu nggak suka sama Bida, harusnya sejak awal lu nggak usah menikahi Bida. Ujung-ujungnya lu juga jadi salah satu luka terbesar dalam hidupnya!", ucap Jerry yang kemudian membawa Bidadari menjauh dari sana diikuti Tommy yang meninggalkan Edo berdiri terpaku menatap kepergian mereka.

***

"Sumpah si Edo nyebelin banget kayak hewan binatang kaki empat yang menggonggong itu! Gua dari tadi ingin berkata kasar tahu nggak, kalau aja gua nggak ingat gua lagi jadi Bida.", Ivanka mengeluarkan unek-uneknya setelah merasa aman sudah duduk di dalam mobil Jerry. Putra sudah pergi terlebih dahulu bersama Bidadari, Isefera dan Bibi Ivanka untuk menghindari pertemuan dengan Edo. Setidaknya ia sedikit bernafas lega saat melihat Jerry dan Tommy muncul menolongnya. Mereka berdua datang karena sebenarnya mereka sedang janji makan malam bersama rombongan Putra. Hendak merayakan ulang tahun Putra. Siapa sangka mereka justru akan bertemu dengan Edo.

"Sabar, setahu gua dulu Edo orangnya nggak begitu. Sepertinya Edo masih beranggapan kalau Bida itu penyebab orangtuanya meninggal. Ditambah pas mereka meninggal, Bida dan Putra nggak datang sama sekali sampai pemakaman mereka selesai. Bahkan di acara pengajian mereka pun, mereka nggak datang. Gua rasanya ingin kasih tahu dia apa yang terjadi sama Bida sebenarnya, tapi Putra memilih untuk nggak mengungkapkan apapun sama Edo. Pada intinya mereka berdua saling menyalahkan satu sama lain atas yang menimpa pada orang yang masing-masing mereka sayangi.", Sahut Jerry. Tommy yang duduk di sampingnya hanya mengangguk setuju.

"Tapi dari sekian banyak hari, kenapa harus hari ini gua ketemu dia? Padahal daerah ini jauh kan dari tempat tinggal dia?", Tanya Ivanka heran.

"Ya, salah satu hal yang pasti di dunia ini selain kematian adalah ketidakpastian. Kita menghindar seperti apapun tidak menjamin kita pasti nggak bakal ketemu sama dia kan? Setidaknya tadi lu nggak teledor kan sampai dia nyadar kalau lu bukan Bida?", ucap Jerry.

"Arghhhh.. Nggak tahu deh gue. Tadi gue sudah kesal banget sampai ke ubun-ubun. Kayaknya gua sempat beberapa kali nyebutin nama Bida. Tapi si laki brengsek itu kayaknya nggak nyadar."

"So, kita jadinya ke mana?", lanjut Bidadari enggan membahas pria brengsek itu kembali.

"Tadi Putra ngabarin, mending pulang saja.", sahut Tommy.

"Argghhh.. Shit, benci banget gua sama tuh orang. Buang-buang waktu aja gua hari ini kalau ujung-ujungnya cuma makan di rumah.", gerutu Ivanka yang tidak mendapat tanggapan dari Jerry ataupun Tommy.

Sesampainya di rumah milik Ivanka, Ivanka menceritakan proses pertemuannya dengan Edo. Tentunya, bibi Ivanka sudah mengantarkan Bidadari dan Isefera ke kamarnya masing-masing terlebih dahulu. Tidak ingin Bidadari mendengar apa yang Edo ucapkan. Walaupun Bidadari hanya duduk terdiam seperti termenung, mereka semua percaya bahwa Bidadari masih dapat memahami pembicaraan mereka. Terbukti di saat Edo menggugat cerai Bidadari, Putra menemukan Bidadari menangis saat ia tinggal sebentar. Respon terbesar yang Bidadari berikan adalah saat pertama kali Isefera pulang ke rumah setelah dilahirkan. Bidadari mengangkat wajahnya mencari sumber tangisan yang hadir di rumah tersebut, kemudian Bidadari hanya menatap bayi tersebut sesaat kemudian ia memilih enggan menatapnya lagi.

Holla..
Ditunggu kritik dan sarannya ya gengs.

Terima kasih loh masih mau membaca cerita absurd ini. Aku senang sekaligus terharu. Padahal dengan nggak tahu dirinya memberikan janji palsu entah kapan up sampai sudah ganti tahun baru up lagi. Terima kasih banyak teruntuk kalian yang masih mau baca, kasih comment dan vote.

Kalau kata kak Fitrop mah chyntaaa.

God bless.

11.01.2020
Siska.

Bidadari The Ugly DucklingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang