25

1.3K 132 7
                                    

Selama delapan bulan menikah, kondisi psikis Bidadari jauh lebih baik. Edo memperlakukannya dengan lembut dan penuh hormat, meskipun sering kali menggoda nakal pada Bidadari, Bidadari tidak merasa takut. Karena ia tahu, ia akan aman bersama Edo. Ia merasa dirinya kembali beharga. Hanya saja, Bidadari masih membutuhkan obat penenang untuk berinteraksi dengan orang lain.

Satu bulan awal pernikahan, Edo mengalah dengan tidur di sofa. Namun, karena merasa bersalah, akhirnya Bidadari meminta Edo untuk tidur di atas tempat tidur yang sama dengannya. Hanya sebatas itu saja dengan guling sebagai pembatas di antara mereka. Meskipun seringkali si guling akhirnya jatuh tergeletak di lantai dan Bidadari justru menjadikan Edo sebagai guling, karena gaya tidurnya yang cukup barbar. Awalnya mereka berdua masing- masing terkejut saat terbangun dalam kondisi tersebut dan setiap hari berakhir seperti itu hingga mereka berdua sudah tidak merasa canggung sama sekali setiap kali terbangun dalam kondisi seperti itu. Belakangan Edo sudah menemukan cara agar Bidadari tidur dengan tenang, yakni dengan memeluknya. Meskipun hubungan mereka tidak seintim pasangan suami istri, secara tidak langsung mereka bisa dibilang sedang menjajaki masa berpacaran setelah menikah. 

Bidadari mengisi waktunya di rumah dengan belajar memasak. Hingga akhirnya membuka usaha toko kue online bersama sang mertua. Tapi sebagian besar pelanggan usaha mereka adalah teman dari mami Edo. Tentunya usaha yang mereka lakukan mendapatkan dukungan penuh dari sang papi, Edo dan juga Putra. Dihitung-hitung menyibukkan Bidadari yang setahun lebih ini sudah tidak bekerja. Jadi ada yang bisa mengalihkan pikiran Bidadari untuk tidak mengingat hal - hal buruk yang pernah terjadi. Karena usaha mereka baru dirintis, sebagian besar proses pembuatannya mereka lakukan sendiri dengan bantuan Mbok Yatmi, salah satu asisten rumah tangga keluarga Edo. Untuk pengiriman di hari biasa, mami Edo, Bidadari, bersama Pak Darto, supir keluarga Edo, yang mengantarkannya.

Berkat pemasaran dari mulut ke mulut, serta menggunakan media sosial, usaha kecil mereka tersebut bisa mendapat pesanan minimum 3 pesanan setiap minggunya. Biasanya pesanan mereka kebanyakkan di akhir pekan, sehingga Edo yang akan pergi mengantarkan pesanannya bersama Bidadari.

"Kita antarnya ke alamat ini?", tanya Edo begitu melihat alamat yang tertulis di kertas yang diberikan oleh Bidadari.

"Yap, yap. Itu yang terakhir.", sahut Bidadari tidak menyadari perubahan raut wajah Edo saat melihat alamat tersebut. Dengan sedikit ragu, Edo akhirnya tetap mengantarkan ke alamat yang dimaksud.

Sesampainya di sana, Bidadari tidak langsung turun, tapi menghubungi konsumennya terlebih dahulu. Begitu yakin, Bidadari menuju bagasi mobil hendak mengambil kue pesanan yang terakhir. Saat hendak membuka bagasi mobil, Bidadari terkejut mendengar seseorang memanggil Edo.

"Eh, Edo. Tumben hari ini kamu main ke sini, nggak bilang-bilang lagi. Biasanya kamu bilang enggak bisa kalau weekend. Kebetulan banget, mamaku hari ini ulang tahun, kamu mampir yuk sekalian ikut makan malam."

"Ohh, nggak. Aku ke sini mau ngantar pesanan.", sahut Edo terdengar canggung.

"Pesanan kue aku yah? Aku dengar, mama kamu terima pesanan kue gitu, aku nggak nyangka kalau kamu sendiri yang nganterin pesanannya. Soalnya tadi yang telepon, perempuan sih. Aku pikir mama kamu atau siapa gitu yang antar.", sahut sang gadis dengan ceria sambil menggenggam pergelangan tangan Edo. Gadis tersebut menoleh ke arah belakang mobil saat mendengar suara pintu mobil tertutup.

"Selamat sore kak, Kak Diana? Ini kue pesanannya.", ucap Bidadari sambil menyerahkan kotak berukuran sedang ke tangan gadis tersebut.

"Oh ya, terima kasih ya. Ini tips buat kamu.", ucap sang gadis sambil memberikan selembar uang lima puluh ribuan.

"Nggak usah kak. Terima kasih banyak kak.", sahut Bidadari menolak.

"Oh. Kalau gitu terima kasih ya. Eh Do, yuk masuk. Si mama pasti senang lihat kamu datang hari ini.", ucap gadis bernama Diana itu langsung mengamit tangan Edo.

Bidadari The Ugly DucklingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang