13

1.6K 202 2
                                    

Kebiasaan nyi-nyir Bidadari mulai muncul lagi. Mungkin karena terlalu lama mengurung diri di dalam apartemen kakaknya itu dan baru hari ini ia keluar dari apartemen kakaknya itu, membuat Bidadari mengomentari apa saja yang dilihatnya. Seperti orang yang sudah terlalu lama kehabisan oksigen dan akhirnya menghirup oksigen sebanyak mungkin yang ia bisa.

"Anjrit Do, lu lihat gak yang tadi satu lift sama kita? Itu yang ceweknya itu kan tinggal di unit seberang apartemen Bang Putra. Baru kali ini gue lihat dia sama cowoknya. Eh buset, mesra beudhh yah. Gak sungkan gitu yah mempertontonkan kemesraan di tempat umum begitu yah. Nyender mulu sama cowoknya kayak gak punya tulang tuh kakinya, sampai harus nyender segala.", komentar Bidadari yang mendapat gelengan heran dari Edo. 

"Gini nih, kalau orang gak pernah pacaran. Gak pernah nyender!", sahut Edo yang dijawab dengan dengusan kencang dari Bidadari. Mereka berdua kini tiba di depan unit apartemen milik Edo yang berada tiga lantai di bawah unit apartemen yang ditempati Putra dan Bidadari.

Mereka berdua baru saja mengantarkan makanan ke apartemen milik Putra. Sepertinya Putra masih tertidur karena semalam ia pulang malam lagi. Putra masih berusaha mempelajari data-data perusahaan milik keluarga Jerry dan menyesuaikan diri di sana.

"Gue jamin, semua orang yang dengar omongan lu barusan, bakal bilang hal yang sama kayak gue. Makanya pacaran.", ucap Edo kembali yang tidak ditanggapi oleh Bidadari. Kini Bidadari lebih memilih asik, sibuk untuk mengamati keadaan apartemen milik Edo.   

Edo hanya bisa tertawa dalam hati melihat Bidadari yang masih sempat meninggalkan pesan dan diletakkan di samping bungkusan makanan yang dibawa Edo untuk Putra.

Aku lagi kabur.
Jangan dicariin.

Entar malam juga pulang.
-Bida.

Mana ada orang yang kabur dan meninggalkan pesan macam itu. Jatuhnya sama saja Bidadari sedang pergi keluar dengan temannya dan pada malam harinya sudah akan kembali lagi. Atau secara tidak langsung, meminta Putra untuk mencari keberadaannya.

"Awas yah! Jangan bilang sama bang Putra, gue lagi sama lu! Kalau sampai ngadu, gue gak bakal mau ngomong lagi sama lu!", ancam Bidadari tadi, begitu mereka keluar dari apartemen Putra.

Begitu melihat ke dalam apartemen yang ditempati Edo, terlihat Edo sudah mulai membongkar beberapa barang bawaannya yang memang tidak banyak, mengingat perabotan di apartemen itu sudah dibelinya dari pemilik unit apartemen yang ditempati sebelumnya. Sudah ada beberapa bingkai foto yang menghiasi dinding dan meja di sudut apartemen. Bidadari sedikit tidak menyangka, untuk ukuran seorang pria, biasanya jarang ada yang mau memajang foto. Berbanding terbalik dengan Edo yang di dinding apartemennya sudah terpajang foto keluarganya dalam ukuran cukup besar, 90x60 cm. 

Tidak jauh dari sana ada figura dengan ukuran 10 R yang merupakan potret Edo, Putra, Jerry, Tommy yang mengelilingi Bidadari dengan pose seperti mencubit Bidadari, saat perayaan ulang tahun Bidadari yang ke 17, tiga tahun yang lalu. Bidadari jadi tersenyum melihatnya, teringat pada saat mereka berempat yang ngotot harus mengadakan perayaan walaupun perayaan kecil untuk ulang tahunnya yang ke 17 itu. Mengingat saat itu Bidadari merasa sedih karena Angel yang berulang tahun terlebih dahulu dirayakan secara besar-besaran dan mewah di salah satu hotel bintang lima. Sedangkan, saat Bidadari berulang tahun, ucapan selamat pun tidak sedikitpun terucap dari mulut keluarganya itu kecuali Putra. Akhirnya mereka melemparkan pesta kecil-kecilan yang hanya dihadiri oleh mereka berlima.

Memang lingkungan sosial Bidadari sangat kecil, tapi ia bersyukur dikelilingi oleh orang-orang yang sangat menyanyangi dirinya. Meskipun itu juga tercipta, berkat adanya Putra yang selalu memaksa mengajak Bidadari untuk ikut bermain bersamanya dan tidak akan ikut bermain jika salah satu dari temannya yang tidak setuju jika mengajak Bidadari ikut serta, walaupun hanya untuk sekedar duduk di salah satu rumah temannya dan didampingi oleh mama yang rumahnya mereka kunjungi. Mengingat Bidadari yang masih kecil dan tidak bisa diajak mengikuti permainan anak laki-laki yang berselisih enam sampai tujuh tahun darinya. Karena sang kakak, Putra masuk sekolah juga lebih cepat satu tahun. Jerry lebih tua satu tahun dari Putra, sedangkan Edo dan Tommy selisih dua tahun dari Putra karena mereka berdua terlambat masuk sekolah satu tahun. Akan tetapi terkadang Putra dan Jerry justru sesekali menemaninya bermain boneka ataupun lainnya yang dapat dilakukan oleh Bidadari. 

Bidadari The Ugly DucklingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang