2

2.9K 261 3
                                    

"Haiii Arjunaaa", sapa si gadis dengan riang sambil bergelayut manja pada lengan pria yang hampir atau mungkin memang setiap hari datang ke rumahnya.

Mungkin jika yang tidak mengenal penghuni rumah itu, akan berpikir bahwa pria yang bernama Arjuna itu juga tinggal di rumah itu.

Arjuna hanya membalas sapaan gadis itu dengan senyuman lebar dan membelai lembut kepalanya.

"Gila, gak ada bosannya yah ketemuan tiap hari. Sehari dua kali pula. Gue aja yang tinggal bareng dia, jarang ketemu dia, bosen banget lihat mukanya. Tapi susah sih kalau sudah naksir", ucap Bidadari dalam hati memutar kedua bola matanya jengah.

Pria yang datang dua bulan lalu dengan alasan mencari Putra, kakaknya. Tapi ternyata tujuan utamanya mencari Angel. Dan gadis yang bergelayut manja padanya saat ini adalah Angel.

Bidadari tidak berkenalan secara resmi dengan pria bernama Arjuna itu. Tahu namanya saja karena Angel yang memanggilnya atau asisten rumah tangga yang mengabari bahwa Arjuna datang mencari Angel.

Entah pria itu tahu dari mana namanya. Bidadari juga tidak peduli. Bukan tamunya ini. Setidaknya pria itu hanya memanggil nama pertamanya setengah saja. Hanya saja setiap kali berpapasan, mungkin pria itu mencoba bersikap sopan dengan menyapanya. Atau cari muka sama Angel, agar terkesan ramah .

"Hai Bida", sapa pria itu saat melihat Bidadari yang hendak bersiap berangkat kerja. Bidadari hanya membalas dengan anggukan saja dan segera beranjak keluar rumah.

Bidadari berani bertaruh, di luar sana juga pria itu tak akan mengenalinya. Secara selalu bertemu Bidadari yang mengenakan masker mulut. Karena selalu bertemu saat Bidadari hendak berangkat kerja atau baru pulang kerja.

Dan saat libur kerjapun, Bidadari memilih menghabiskan waktu di dalam kamar atau pagi-pagi sekali sudah pergi ke apartemen Putra. Atau tidak, Arjuna sudah pergi bersama Angel saat Bidadari keluar dari kamarnya.

Semenjak alergi yang menimpa Bidadari, ia sudah merasa nyaman mengenakan masker mulut saat keluar rumah. Meskipun saat ini alerginya sudah hilang.

Sebenarnya dokter kulit meminta Bidadari untuk kembali untuk kontrol pasca pengobatan. Namun menurut Bidadari itu semua tidak perlu karena akan memakan biaya kembali dan ia menggunakan tabungannya sendiri untuk berobat. Belum lagi saat itu ia juga alergi antibiotik. Untung saja bibirnya sudah kembali seperti semula.

Lagipula setidaknya radang pada kulit wajahnya sudah menghilang. Hanya saja kini wajah Bidadari jadi sedikit berjerawat tidak semulus dulu.

Baru saja Bidadari menyalakan motornya, motornya tiba-tiba tidak menyala. Berkali-kali ia mencoba nya dan hasilnya sama saja. Sampai Arjuna dan Angel sudah menyusul dirinya yang berada di halaman rumah.

Angel berjalan lurus melewatinya segera menuju mobil milik Arjuna yang diparkir di luar rumah. Tidak peduli pada Bidadari. Akhirnya Arjuna berinisiatif bertanya pada Bidadari.

"Motornya kenapa? Gak mau nyala?", tanya Arjuna menghampiri Bidadari.

"Gak tahu nih. Tiap dinyalain, baru nyala langsung mati.", ucap Bidadari kemudian melirik jam tangan.

"Kayaknya masalah businya deh. Tapi bakal lama. Kalau gak, kamu mau ke arah mana? Kalau searah bareng aja sama kita. Di Resaga Company kan? Itu gak jauh kok dari kantor saya. Saya lewat sana. Bareng aja yuk. Tapi saya antar Angel ke kampusnya dulu.", ucap Arjuna.

"Ohh. Gak usah. Saya bisa naik angkutan umum. Terima kasih buat tawarannya.", ucap Bidadari kemudian melepaskan helm miliknya dan meletakkannya di spion motornya.

"Pak Gun. Pak Gun", panggil Bidadari seperti anak kecil memanggil teman untuk keluar rumah dan mengajaknya bermain. Membuat Arjuna tertawa kecil mendengarnya.

Bidadari The Ugly DucklingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang