11

1.7K 211 11
                                    

"Bida!", teriak Putra saat melihat Bidadari berbincang dengan Arjuna. Keduanya menoleh ke arah Putra yang kini sedang mengarah ke tempat mereka berdiri dengan tatapan penuh emosi. 

Di belakangnya, Edo mengikuti. Wajahnya terlihat lega. Segera Putra berdiri di depan Bidadari, menghalangi Arjuna untuk mendekati Bidadari dan melanjutkan perbincangannya dengan Bidadari. Ia menggenggam kencang lengan Bidadari, membuat Bidadari meringis kesakitan karena terkena area lengannya yang masih lebam. Edo hanya berdiri di samping Bidadari dan merangkulnya takut jika Bidadari masih dalam keadaan lemah, mengingat Bidadari baru keluar dari rumah sakit.

"Gue sudah peringatin lu, jangan deketin adik gue lagi! Lu gak ngerti Bahasa Indonesia yah? Apa gue perlu pakai kekerasan buat bicara sama lu?!", ucap Putra yang membuat Bidadari mengerutkan dahinya bingung tidak mengerti. Begitu pula dengan Arjuna yang merasa bingung karena seakan dirinya yang disalahkan atas kejadian yang menimpa Bidadari. Padahal ia tidak tahu apa yang menimpa Bidadari, bagaimana Bidadari bisa jadi seperti ini dan hubungannya dengan kejadian yang menimpa Bidadari.

"Bang, apa sangkut pautnya sama dia? Dia gak tahu apa-apa, kenapa abang harus marah sama dia?", ucap Bidadari yang sedikit  kesal pada kakaknya yang tiba-tiba bersikap seperti itu.

"Kamu itu jangan terlalu polos dek. Jangan terlalu bodoh jadi orang.",  ucap Putra ingin menyadarkan adiknya itu. Sengaja menekankan kata 'dek' dan Bidadari mengerti, jika Putra sudah memanggilnya dengan 'dek', berarti Putra sedang kesal dan tidak mau dibantah.

"Tiga hari yang lalu pas kejadian itu, sebelumnya kamu pulang, kamu ke mana dan sama siapa?", tanya Putra kemudian.

"Aku pergi sama Tamara dan Teddy buat ketemu temannya yang ternyata Jerry. Kami ngobrol bareng di kafe.", jawab Bidadari sedikit bingung apa hubungannya dengan kejadian yang menimpanya. Putra memilih terdiam, menunggu Bidadari melengkapi ceritanya.

"Oh ya, gue ketemu Arjuna sih, dia ikut gabung ke meja kami dan gue pulang bareng Jerry karena ada yang perlu gue bicarain sama dia.", lanjut Bidadari kembali.

"Dan lu!", Putra melempar pandangan ke arah Arjuna. 

"Lu di kafe itu sama siapa? Memang datang sendiri atau sudah ada janji ketemu orang di sana atau habis ketemu orang di sana, baru lu gabung ke meja Bida?", tanya Putra pada Arjuna yang memilih terdiam sejenak sebelum menjawab.

"Gue sendiri.", ucap Arjuna yang membuat Bidadari dan Edo mendelik ke arah Arjuna menatapnya tak percaya, mendengar jawaban Arjuna. Jelas Bidadari dan Tamara melihatnya sedang asik berbicang dengan Angel. Tamara juga sudah menceritakan hal itu saat di rumah sakit pada Arjuna dan yang lainnya.

"Sekarang kamu sudah mulai ngerti kan dek, kenapa kamu jangan dekat-dekat sama dia? Kamu juga tahu kan apa penyebab kamu sampai kayak begini?", tanya Putra yang diikuti anggukan pelan dari Bidadari yang kini lebih memilih bersembunyi di balik punggung Putra berusaha agar dirinya tidak terlihat dan melihat Arjuna.

Bidadari tidak bodoh, otaknya dapat langsung berpikir cepat  begitu mendengar jawaban Arjuna. Arjuna berbohong! Kini ia merasa takut berurusan dengan orang yang berdiri di depan kakaknya itu.

Merasakan adiknya yang bersembunyi di balik punggungnya, Putra meminta Edo untuk membawa Bidadari kembali masuk ke dalam apartemennya. Dengan segera Edo menuntun Bidadari yang kini memilih bersembunyi dalam dekapan Edo.

"Buat lu! Gue gak ngerti lu ada masalah apa sama adik gue? Lu tiba-tiba balik ke Jakarta dan dalam waktu yang singkat lu buat adik gue menderita. Memangnya adik gue buat salah apa sih sama lu?!", ucap Putra yang masih tidak dimengerti oleh Arjuna. Ia merasa tidak melakukan apapun yang menyakiti Bidadari.

Bidadari The Ugly DucklingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang