43

1.4K 157 7
                                    

Bukan Ivanka namanya kalau ia belum mendapatkan jawaban dari rasa penasarannya. Setibanya di rumah setelah pulang kerja yang dilakukan Ivanka adalah mencari keberadaan Bidadari yang ternyata sedang asik berkutat di dapur rumah sedang menyiapkan makan malam.

"Bi, gua mau tanya dong. Kok lu mau sih kerjasama sama Wira?", Tanya Ivanka tanpa basa-basi.

"Memangnya kenapa Ka? Orangnya nggak baik yah? Apa aku tolak aja? Mumpung belum tanda tangan surat perjanjian nih.", sahut Bidadari.

"Oh nggak. Anaknya sih baik. Cuma kan aku pernah nawarin modalin kamu, Bang Putra sama Jerry juga begitu. Bahkan keuntungan 100% kamu yang ambil. Kamu kenapa malah terima tawaran kerjasama Wira? Apa kamu naksir gitu sama Wira?", Tanya Ivanka yang berhasil membuat Bidadari menoleh ke arahnya sepenuhnya menghentikan kegiatan memasaknya.

"Ya nggaklah Ka. Aku mau istirahat dulu urusan cinta-cintaan. Mau urusin bisnis dulu. Lagian kalau pacaran aku sudah pernah nyobain walau... Yah begitulah. Nikah juga sudah pernah ngerasain. Yang belum cuma ngembangin bisnis aku. Jadi aku mau konsentrasi urusan bisnis aku dulu. Nah kalau masalah kerjasama itu dulu karena aku belum begitu yakin sih. Aku cuma takut kalian kasihan sama aku doang. Nah kalau orang lain kan aku merasa lebih yakin gitu.", Jelas Bidadari menjawab pikiran Ivanka yang mulai melenceng.

"Kamu sendiri gimana? Sudah telepon dia dan kasih tahu kalau kalian sudah punya anak?", Tanya Bidadari yang mendapat gelengan pelan dari Ivanka yang kemudian memilih menengguk segelas air dingin. Dirinya masih belum siap membahas permasalahan rumah tangganya. Ivanka sudah menceritakan semua permasalahan dirinya pada Bidadari. Yang Bidadari tahu, Ivanka sudah menikah dengan sahabatnya yang bernama Andri. Namun, saat sang suami mendapat tugas ke luar negeri untuk lama waktu yang belum dapat ditentukan, Ivanka menolak untuk ikut. Ivanka tidak tega meninggalkan Bibi Retno sendirian. Sedangkan sang bibi menolak untuk ikut ke luar negeri karena takut tidak dapat menyesuaikan diri. Bagaimanapun, Ivanka tidak mungkin meninggalkan sang bibi yang sudah turut serta mengasuhnya sejak kecil, bahkan harus menanggung biaya kehidupan Ivanka yang bukan anak kandungnya saat ibu Ivanka meninggal. Andri yang merasa Ivanka tidak memilih dirinya, memilih berangkat ke luar negeri dan tidak menghubungi Ivanka sama sekali. Ivanka pernah mencoba menghubungi nomor Andri, masih aktif namun tak ada jawaban. Bahkan setelahnya Andri juga tidak menanyakan alasan dirinya menghubunginya. Padahal ia berniat mengabari mengenai kehamilannya yang baru ia ketahui saat menginjak usia 3 bulan. Semenjak saat itu, Ivanka tidak pernah mencoba menghubunginya. Bahkan dengan sengaja, Ivanka tidak menggunakan media sosialnya kembali agar sang suami tidak mengetahui perkembangan terbaru tentang dirinya. Walaupun Ivanka sendiri ragu jika Andri memantau dirinya melalui media sosial, mengingat Andri tak pernah sekalipun mencoba menghubunginya. Bahkan Ivanka memilih tinggal kembali di rumahnya sendiri dan tidak tinggal di rumah milik Andri. Kunci rumahnya sudah Ivanka titipkan pada sepupu Andri.

"Aku merasa puas dengan kondisiku yang sekarang. Cukup dengan Isefera, Bi Retno dan semakin besar ternyata aku punya kamu dan Bang Putra juga otomatis jadi abang aku walaupun kayaknya Bang Putra terpaksa. Hahaha..", sahut Ivanka yang diikuti senyum tipis Bidadari. Bidadari hanya menyanggah mengenai keterpaksaan Putra menganggap Ivanka sebagai adikny juga, ia tidak berani berkomentar lebih jauh. Takut menyinggung perasaan Ivanka, di satu sisi kehidupan pernikahannya tidak berjalan mulus. Bagaimana bisa ia sok memberi nasihat pada Ivanka sedangkan pernikahannya sendiri kandas.

"Tapi ya Bi, kalau kamu sampai naksir sama Wira, aku dukung seratus persen. Entah mengapa aku merasa kalian tuh bakal klop banget.", Tiba-tiba Ivanka seperti berusaha menjodohkan Bidadari kembali dengan Wira.

"Ya nggaklah Ka. Lagian mana cocok sih sama aku yang statusnya sudah pernah menikah. Sudah, nggak usah jodoh-jodohin aku melulu."

"Jodohin sama siapa?", Tanya Putra yang tiba-tiba muncul di sana. Seperti biasa, sang kakak akan mampir setiap pulang kerja. Sebenarnya Bidadari ingin tinggal dengan Putra juga, namun mengingat ia baru bertemu dengan saudari kembarnya, Bidadari ingin menghabiskan waktu lebih banyak untuk mengenal Ivanka. Ditambah Ivanka tidak mengijinkan Bidadari tinggal bersama Putra, katanya bukan muhkrim.

"Itu loh bang. Wira, sahabatku yang anaknya Pak Romli. Jadi si Bida setuju buat kerjasama sama Wira buat bikin Bakery. Yah kan aku curiga dong si Bida kenapa mendadak mau kerja sama sama Wira. Kalau naksir, nanti aku jodohin.", Sahut Ivanka yang membuat dirinya mendapat pukulan pelan di kepala dari Putra. "Ngaco aja!". Bidadari tertawa pelan melihat tingkah mereka yang seperti kucing dan tikus tapi sebenarnya akur.

"Kamu sudah pikirkan matang-matang dek soal kerjasama itu?", tanya Putra yang diikuti anggukan dari Bidadari.

"Ya sudah, nanti pas penandatanganan surat perjanjian kerjasama, kamu ajak abang. Biar abang lihat perjanjiannya merugikan kamu atau enggak.", Bidadari hanya mengangguk setuju. Dia tidak mau ambil pusing. Toh, ia merasa ia memang harus mendengarkan nasihat sang kakak supaya tidak ada hal yang tak diinginkan kembali terjadi. Seperti dulu saat kakaknya mencoba memberitahunya.

***

Pria yang sedang sibuk memeriksa laporan yang masuk tersebut, menghentikan kegiatannya saat mendengar dering telepon masuk ke ponsel miliknya. Dahinya berkerut saat melihat nama yang terpampang di layar ponselnya itu. Nama yang sudah lama sekali tidak menghubunginya.

"Hallo.. Wah, ada angin apa nih nelpon gua? Mau ngirim undangan kah?", Ucap pria tersebut.

"Hallo Tom, sorry ganggu. Gua bukan mau kirim undangan. Apa kabar nih bro?", Tommy tahu yang berada di ujung telepon tersebut hanya sedang basa basi.

"Jadi ada apa nih lu telepon gua?"

" Gua butuh bantuan lu."

"Wah, seorang Edo yang sudah termasuk pengusaha sukses dan mulai ekspansi usahanya sekarang mau minta bantuan gua. Bantuan apa nih?"

"Gua mau minta kontaknya Bida dong. Ada yang perlu gua bicarakan sama Bida. Tapi gua nggak tahu harus cari ke mana."

"Wah, sorry bro. Untuk yang satu itu gua nggak bisa nolong. Lu tahu sendiri kan Putra protektifnya kayak apa ke adiknya. Apalagi setelah berbagai macam kejadian menimpa Bida. Yah lu tahu lah. Lu kan kenal Putra. Dan lu juga jadi salah satu penyebabnya.", Sahut Tommy yang terdengar getir di telinga Edo. Dia tahu betul bahwa apa yang diucapkan Tommy memang benar adanya.

"Please banget Tom. Gua mau minta maaf sama Bida. Gua baru tahu apa yang terjadi saat orangtua gua meninggal. Gua selama ini berpikir Bida itu penyebabnya. Tanpa tahu kalau gua juga punya andil besar dengan kejadian saat itu, yang bikin gua kehilangan banyak orang yang gua cintai."

"Sorry banget bro, lu teman gua. Putra juga teman gua. Tapi Bida juga teman sekaligus adik buat gua. Gua harus tanya sama Bida dulu. Kalau memang Bida setuju, nanti gua kabarin. Gua cuma bisa bantu gitu aja.", Ucap Tommy yang memberikan harapan bagi Edo.

"Thanks banget Tom. Gua tunggu kabar lu secepatnya yah. Sorry banget ngerepotin", pamit Edo mengakhiri sambungan teleponnya. Tommy meletakkan ponselnya di meja. Tangannya yang satu mengusap dahinya yang berkerut. Di satu sisi, ia takut keputusannya untuk mencoba menghubungi Bidadari akan membawa kesedihan baru ataupun masalah lain lagi untuk Bidadari. Tapi di satu sisi, Tommy tahu betul perasaan Edo untuk Bidadari sejak dulu. Makanya ia tidak terlalu terkejut mendengar kabar pernikahan Edo dengan Bidadari. Meskipun ia sedikit ragu karena tahu alasan di balik pernikahan tersebut namun ia merasa yakin dengan ucapan Edo dan Bidadari saat itu yang merasa yakin untuk menikah. Mungkin saja, hubungan mereka berdua bisa pulih kembali, karena Tommy dapat melihat Bidadari masih belum bisa melupakan hubungannya dengan Edo. Tapi apa yang Tommy itu yakini belum tentu sesuai dengan kenyataannya bukan? Tommy sendiri kurang yakin antara Edo atau luka yang sudah ditorehkan untuknya hingga hati Bidadari sudah koyak dan sulit dipulihkan. Tapi Tommy berharap, jika sampai Bidadari setuju bertemu dengan Edo, Bidadari bisa berdamai dengan lukanya dan memulai hidupnya dengan lembaran yang baru. Benar-benar baru.

Holaaa..
Tiba-tiba merasa kok kayaknya aku nulis per chapternya kayaknya kependekkan. Doakan aja, chapter berikutnya bisa lebih panjang.

Seperti biasa, ditunggu kritik dan sarannya.

Happy Chinese New Year untuk teman-teman yang merayakan. Boleh bagi angpaonya buat aku. Nanti aku kasih nomor rekeningnya 😂😂😂

God bless.

26.01.2020
Siska.

Bidadari The Ugly DucklingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang