"Wah gila sih kalo kaya gini. Shan, lo aja deh yang maju buat ketemu anaknya Indira Corp." Kinal memijit pelipisnya. Mereka baru selesai rapat dan menemukan kecurangan keuangan di proyek resort yang di kerjakan oleh salah satu perusahaan yang di tunjuk Kinal.
"Gue? Sama Bebeb deh. Masa gue sendiri. Lagian gue udah bilang dari awal ke elo sama kak Ve, kalo Indira corp tuh lagi bermasalah. Kalian ngeyel, masih aja pake jasa mereka." Shania mengomel sebal kepada dua orang di depannya.
"Ve kemana sih?" Kinal makin merengut saat disadarinya Veranda tidak ada bersama mereka.
"Beb, gimana?" Tanya Shania. Orang yang di panggil Beby hanya menengok sebentar lalu menyibukkan diri kembali dengan hpnya. Shania yang geram melihat tingkah Beby, lansung merebut hpnya Beby.
"Balikin hp gue tante Shania! Iya, nanti lo pergi sama gue. Tapi besok, malem ini gue udah janji ngajak Anin jalan." Beby merebut hpnya kembali dari tangan Shania.
"Lo lagi pdkt sama Anin, Beb?" Tanya Shania curiga. Ia memicingkan matanya, membuat Beby merasa di intimidasi.
"Iya. Hehehe. Doain ya gue berhasil ngajak Anin." Jawab Beby.
"Astaga, sejak kapan lo belok? Gue kira lo selama ini boongan doang ganjen-ganjen gitu ke cewek. Kirain di antara kita berempat kak Kinal doang yang nggak normal. Lo malah ikutan." Bahu Shania bergidig membayangkan Beby yang ikutan seperti Kinal.
"Yaelah, Shan. Biasa aja kali. Kaya baru kenal kemarin aja. Kita udah sahabatan 10 tahun dari SMA. Kaya nggak kenal Beby aja, keliatan kali kalo dia kaya gue." Kinal mengambil minuman di mejanya. "Gue serahin ke kalian ya, gue mau jemput Naomi dulu." Kinal mengerlingkan matanya kepada Shania, membuat Shania berlagak muntah.
"Jijik gue." Shania mengambil tasnya bersiap untuk ikut pulang juga.
"Jangan sok jijik. Belom kena aja lo sama pesona Beby. Kurang peka sih, lo. Hahaha." Kinal meledek Shania. Sementara Beby melemparkan pandangan ingin membunuh Kinal karena ucapannya.
"Amit-amit. Terserah kalian deh, mau belok kek, normal kek, biseks kek, asal nggak ngajak gue." Kata Shania, ia berjalan keluar ruangan kemudian menghilang di balik pintu.
Seperginya Shania, Beby kembali lesu. Ia meletakkan hpnya ke meja.
"Lo bego sih, Beb. Malah bilang lagi pdkt sama Anin. Tapi gue yakin, suatu saat Shania bakal sadar kalo lo sayang banget sama dia." Kata Kinal menepuk pundak Beby.
"Sadar doang. Tapi nggak mau cinta balik ke gue. Lo denger sendiri, dia aja jijik." Jawab Beby terdengar lesu.
"Yaudah, yang penting lo ada di deketnya dia terus. Jagain dia, bahagiain dia meskipun dia bukan milik lo."
"Ngenes amat jadi gue."
"Hahaha. Udah ah. Gue balik. Jangan lupa besok. Bye."
"Gue nebeng, kak. Gue kan tadi berangkat bareng tante. Dia lupa keknya ma gue."
"Yaudah yuk."
Beby menyunggingkan senyumnya, saat sampai di parkiran ia melihat Shania berdiri menyender di mobil sambil memainkan kunci motor.
"Tante, lo nungguin gue?" Tanya Beby.
"Hmmm." Jawab Shania malas.
"Kak Kinal, gue balik bareng tante aja. Salam buat bunda Naomeh yaaa." Beby berteriak kepada Kinal yang sedang membuka pintu mobilnya.
"Oke. Shan, gue nggak balik apart ya. Bilangin Ve juga, gue message dia centang satu."
"Oke." Jawab Shania. Ia melemparkan kunci mobil kepada Beby. Menyuruh gadis berlesung pipi itu untuk mengemudikan mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somebody To Love
FanfictionWARNING! GXG AREA! Kadang sekuat apapun aku berusaha melupakanmu, namun lembaran kenangan selalu mengingatkanku tentangmu.