Sekedar spoiler, guys.
Part ini hampir nggak ada adegan VeNal dan BebNju. Ada tapi seuprit. Kalo mau skip part ini nggak papa.
Ada sedikit adegan 17+. Plis menjauh buat yang belom cukup umur. Atau bisa skip saat mulai masuk ke bacaan yang mengandung kata-kata menjorok ke vulgar. Nanti aku kasih clue untuk skip bagian 17+ khususnya bagi yang belom berumur atau yang nggak mau baca, nggak terlalu Vulgar sih, cuma ya adegan dewasa.
Mohon kebijakannya ya my lovely readers.
***
"Uncle Sakti." Nabilah berjalan dengan perlahan ke kursi yang di duduki Shani dan Sakti. Satu tangannya di gunakan untuk mengucek matanya, sedangkan tangan satunya memegang botol susu.
"Eh udah bangun. Sini sayang duduk sama aunty Shani."
Nabilah menurut, ia duduk di pangkuan Shani. Mata menatap lekat Viny yang duduk di depannya sedang merapikan berkas.
"Aunty." Panggil Nabilah.
"Nabilah manggil siapa?" Tanya Shani. Nabilah lalu menujuk kepada Viny, membuat Viny menghentikan pekerjaannya. Ia sebenarnya paling malas bersosialiasi dengan orang baru apalagi anak kecil, Viny tidak menyukai itu. Namun pandangan Nabilah yang berbinar melihat Viny, mau tidak mau membuatnya sedikit berlunak hati untuk menyapa.
"Hallo anak cantik. Siapa namanya?" Viny mendekati Nabilah, ia jongkok di depan Nabilah yang duduk di pangkuan Shani.
"Nabilah. Aunty siapa?"
"Viny, panggil aja Aunty Viny."
"Aunty Viny cantik." Nabillah memegang pipi Viny, tangan mungilnya mengusap pipi Viny. Sejujurnya, perlakuan Nabilah membuat Shani dan Sakti kaget, Nabilah jarang mau bicara dengan orang lain, tapi sekarang ia justru mengajak Viny bicara duluan. Begitu juga Viny, ekspresinya menunjukan keterkejutan. Nabilah membuatnya sayang.
"Nabilah juga cantik. Mmm Nabilah mau coklat? Aunty punya coklat." Viny mengambil coklat dari dalam tasnya. Cadangan kalo sewaktu-waktu moodnya berubah buruk. Ia percaya, coklat bisa mengobati mood yang buruk. "Boleh, Shan?" Tanya Viny, iameminta ijin kepada Shani karena nggak semua anak kecil di ijinkan memakan coklat. Shani yang masih merasa takjub dengan pemandangan di depannya sedikit kaget saat Viny kembali menegurnya.
"Iya boleh, bilang apa ke aunty Viny?"
"Makasih aunty Viny." Nabilah turun dari pangkuan Shani, ia memeluk Viny lalu memberi kecupan di pipi Viny, sekali lagi Viny merasa kaget sekaligus bahagia hanya dengan di cium seorang anak kecil.
"Aunty Shania nggak di cium juga nih?" Tanya Shania. Ia sudah bertemu dengan Nabilah kemarin sewaktu jalan dengan Sakti, dan gadis kecil itu sedikit malu-malu dengan Shania.
"Nggak mau." Nabilah kembali memeluk Viny, menghindari Shania yang mau memeluknya.
"Aduh, maafin Nabilah ya, Vin. Sini sayang sama aunty." Shani merasa sungkan karena Nabilah memeluk Viny, bukan dirinya.
"Nggak mau, mau sama aunty Viny."
"Eh kita mau pulang, aunty Shania juga ikut ke rumah. Udah beliin baju renang baru buat Nabilah loh." Kata Sakti.
"Bener aunty?" Tanya Nabilah kepada Shania. Sementara Shania menatap Sakti bingung. Sedetik kemudian Shania mengangguk.
"Iya aunty udah beliin, ada di mobil sayang." Jawab Shania.
"Aunty Viny ikut ya. Main ke rumah aku." Ajak Nabilah.
Viny menatap Shani canggung. Shani menatap Viny dengan tatapan memohon agar ia mengiyakan ajakan Nabilah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somebody To Love
FanfictionWARNING! GXG AREA! Kadang sekuat apapun aku berusaha melupakanmu, namun lembaran kenangan selalu mengingatkanku tentangmu.