Namun

2.4K 260 88
                                    

Sudah seminggu sejak Beby datang ke rumah dan melamarku di depan tante Sintya. Tidak ku jawab lamaran Beby, aku diam, membiarkan mereka bicara dan mengatur hidupku. Hari ini, hari dimana aku akan menjadi milik seorang Beby Chaesara Abyasa. Mengenaskan bukan? Mimpiku menikah dengan pangeran berkuda kandas sudah. Aku justru menikah dengan seorang putri juga. 'Hahaha.' Pantulan badanku di cermin seakan menertawakan nasibku.

Pintu di ketuk, Gracia masuk ke dalam. Adik yang seminggu belakangan selalu bersamaku, kami hanya berpisah saat aku atau Gre ke toilet, selebihnya, ia selalu menjagaku, bersamaku dan menjadi mata-mata Beby dan kak Kinal. Mereka memang menyebalkan.

"Ci, udah siap?"

Aku mengangguk, bersamaan dengan kak Kinal yang masuk ke dalam.

"Gre, bentar ya. Gue mau ngobrol sama Shania." Kata Kinal. Aku hanya mengamati mereka berdua. Gracia keluar setelah mengatakan kalo ia menunggu di tangga.

Kak Kinal merapikan poniku. Ia mengusap pipiku. Membuatku cemberut karena itu bisa merusak makeup-ku. Bagaimanapun juga, ini hari penting kan?

"Setelah ini, hiduplah bahagia. Lo nggak harus memaksakan diri lo buat mencintai seseorang. Jadi, lo nggak perlu belajar mencintai Beby. Cukup terima dia di sisi lo dan dia melakukan tugasnya menjaga lo. Biarkan semua berjalan seperti biasa. Seperti saat kalian masih bersahabat. Katakan kalo lo nggak suka, hmmm, misal Beby berbuat sesuatu yang menurut lo annoying. Gue percaya lo akan bahagia setelah ini. kalo lo butuh gue, kapanpun, dimanapun gue berada, gue bakal datang ke lo."

"Kak... Hiksss." Aku nggak sanggup mengatakan apapun lagi. Semua terasa menyakitkan. Aku ingin bilang kalo aku bukan boneka yang hidupnya di atur oleh pemiliknya. Aku punya keinginan sendiri, namun semua kata serasa berhenti di tenggorokanku.

"No, sayang. Jangan nangis lagi. Jemput kebahagiaan lo dengan senyuman dong." Kak Kinal menarikku ke dalam bahu kokohnya. Aku menyerah, untuk kali ini aku memantapkan hatiku untuk menuruti kak Kinal. Selama ini, kak Kinal, selalu tau yang terbaik untukku, dan aku mengakui itu.

***

Kinal dan Shania berjalan keluar, Veranda masih menunggu di depan pintu. Mereka berdua mengapit Shania, Ve berada di sebelah kiri dan Kinal di kanan.

Bunyi musik mengiringi kedatangan Shania saat ia melangkahkan kaki ke dalam gedung. Tamu undangan yang berdiri di sisi red carpet mengabadikan moment dengan ponsel mereka. Shania tau beberapa pasang mata menatap kagum kepadanya, beberapa seperti jijik dan meremehkan.

Beby berdiri di ujung, memandangi Shania dengan senyum yang tak sedikitpun luntur. Begitu juga dengan mama Sisca yang tampak sangat bahagia.

Beby, siapa yang tidak mengenalnya. Anak salah satu konglomerat Indonesia. Mantan most wanted para cewek maupun cowok di SMA dan semasa kuliah. Cool, penuh pesona, cantik dan ganteng sekaligus, super loyal, nggak perlu di ragukan lagi, semua tau kebaikan hatinya. Banyak yang bilang kalo Shania seberuntung itu bisa bersanding dengan Beby tanpa hambatan. Namun, sekali lagi, Shania masih keras hati, belum merasakan keberuntungan yang orang bilang.

Beby yang mengenakan tuxedo dan topi berjalan dengan gagahnya menjemput Shania. Ia mengabaikan beberapa orang yang terlihat saling berbisik. Sesampainya di depan Shania, Beby mengulurkan tangannya, Shania menyambut uluran tangan itu. Bby menciumnya dengan lembut lalu mereka berjalan berdampingan menuju tempat pendeta.

Sumpah sehidup semati, sudah Shania dan Beby ucapkan. Beby dengan lantang dan Shania dengan sedikit terbata. Kinal salah satu yang menangis tersedu-sedu melihat moment itu. Veranda dan Gracia sendiri beberapa kali menyeka air matanya.

Beby menggandeng Shania menuju kursi mewah tempat resepsi. Ia tampak sangat bahagia, sedangkan Shania hanya menanggapi dengan senyuman setiap ada orang yang mengucapkan selamat kepadanya.

Somebody To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang