Beby membeku di tempatnya. Ia benar-benar kaget dengan kedatangan Shania yang tiba-tiba.
"Surpriseeeee!" Teriak Shani kaku. "Kok lo udah dateng sih. Kan Beby sama gue masih nyiapin buat candle light dinner lo sama Beby." Kata Shani sedikit terbata-bata.
"Maksud lo?" Shania melangkah ke arah meja bersamaan dengan Beby yang berjalan ke arahnya. Ia menatap Shani dan Beby bergantian dengan pandangan bingung.
"Gue sama Beby tau kalo lo dateng hari ini. Makanya Beby minta tolong gue buat bantu bikinin surprise, Beby mau ajak lo candle light dinner disini." Shani menjawab pertanyaan Shania.
"Jahat! Nggak bales pesan gue." Shania mengabaikan jawaban Shani, ia justru mendorong bahu Beby yang sudah berada di depannya.
"Maaf, Shan." Beby menarik Shania ke dalam pelukannya membuat gadis jangkung itu terisak.
Beby sendiri menjadi bingung, ia sama sekali tidak tahu kalau Shania sudah berada di rumah. Seharian ia jalan berdua dengan Shani.
*Flashback on*
Shani mengusap pelan bibir tipis Beby. Matahari sudah meninggi namun ia enggan untuk melepaskan diri dari dekapan hangat seorang Beby Chaesara Abyasa. Ia hanya mengeratkan selimutnya yang hanya menutupi setengah tubuh telanjangnya. Malam yang indah bagi Shani, namun tidak bagi gadis berlesung pipi yang mulai bangun dari tidurnya.
Beby mengerjapkan matanya. Cahaya matahari yang mengintip dari celah gorden membuat matanya silau. Matanya sudah terbuka, tangannya terasa kebas. Ia belum sadar sepenuhnya kalau masih mendekap tubuh Shani, mereka masih sama-sama telanjang.
"Astaga." Beby menarik tangannya yang menyangga kepala Shani kemudian menarik selimutnya sampai sebatas dada.
Beby merutuki dirinya sendiri dan juga kebodohan yang sudah lakukan dengan sadar. Kepalanya berdenyut, apa yang sudah ia lakukan? Kenapa bisa ia mengkhianati Shania? Berbagai pertanyaan berkecamuk di pikirannya. Beby menyesal, namun ia menikmati apa yang sudah ia mulai semalam.
"Pagi, Beb." Kata Shani dengan wajah tidak berdosa. Ia mencium bibir Beby sekilas lalu bangun dari kasur dan berjalan melenggang ke kamar mandi.
Beby terhenyak melihat Shani yang dengan pedenya berjalan ke kamar mandi. Beby hanya mampu menatap tubuh indah Shani tanpa berani memikirkan untuk melanjutkan apa yang semalam mereka lakukan. Beby mengusap wajahnya frustasi. Bayangan Shania melintas di kepalanya. Segera ia mengambil ponsel dan mengirim pesan kepada Gracia untuk menanyakan keadaan istrinya.
Shani keluar dari kamar mandi, masih dengan tanpa busana. Sepertinya memang Shani ingin menggoda Beby yang sekarang sedang menatapnya dengan pandangan seakan ingin menerkam.
Shani terkekeh, "Tutup mulutmu, Beb. Kalo mau lagi bisa nanti malam." Shani menggoda Beby. Ia memakai pakaiannya lalu pamit ke Beby untuk menyiapkan sarapan. Meninggalkan Beby yang tersipu malu.
"Its okay, Beb. Anggaplah semalam kita cuma having sex. Jangan di pikirin. Gue nggak bakalan bilang Shania kok." Kata Shani disela-sela sarapan.
"Sorry, gue nggak nyangka bakal kebablasan."
"Hahaha santai kali." Jawab Shani sambil melanjutkan kembali makannya.
Setelah sarapan Beby meminta Shani menemaninya untuk membeli beberapa barang untuk Shania, karena Beby ingin memberi surprise dengan datang ke Singapore weekend ini, ia memutuskan untuk tidak membalas pesan Shania sama sekali.
"Beb." Panggil Shani.
"Ya?" Beby yang sedang menyetir, menoleh ke arah Shani di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somebody To Love
FanfictionWARNING! GXG AREA! Kadang sekuat apapun aku berusaha melupakanmu, namun lembaran kenangan selalu mengingatkanku tentangmu.