Kinal

4.6K 275 39
                                    

Tap... Tap... Tap...

Suara derap sepatu heels membuat siapa saja yang mendengarnya menengok ke arah suara itu. Hanya sekilas, mereka semua kembali menunduk. Siapa juga yang berani menatap lama-lama wajah perempuan yang juga salah satu dari empat bos mereka.

Veranda, sosok bos yang paling di hormati di antara keempat lainnya. Sifatnya paling kalem dan anggun, namun paling tidak suka jika ada yang membuat kesalahan, ia sangat teliti dan juga jarang bergaul dengan bawahannya, membuat siapa saja sungkan kepadanya.

Begitu juga dengan Shania, ia juga di hormati karena pembawaannya yang berwibawa dan tegas, namun di balik ketegasannya, ia sosok yang baik dan suka membimbing bawahannya.

Kinal dan Beby. Keduanya tipe bos idaman. Ramah dan humble kepada bawahannya. Apalagi Kinal yang suka genit dan sangat loyal kepada beberapa bawahannya. Bukan rahasia lagi kalo bawahannya tau atasan mereka seorang penyuka sesama jenis. Berbeda dengan Veranda dan Shania yang cenderung diam jika bertemu bawahannya di mall atau tempat makan. Kalo Kinal dan Beby ketemu bawahannya yang bening, langsung deh di sapa balik, bahkan di ajak satu meja makan, membuat Veranda dan Shania kadang bete sendiri karena melihat betapa ganjennya Beby dan Kinal.

Perusahaan itu sebenarnya milik Kinal. Veranda, Shania dan Beby hanya menanam saham. Namun Saham yang di tanam Veranda sama besarnya dengan yang di punya Kinal. Karena Kinal yang pemalas, akhirnya Veranda, Shania dan Beby memutuskan terjun langsung di kantor itu. Jadilah mereka berempat berada di kantor yang sama.

"Pagi, kak Ve. Kak Kinal." Sapa Frieska, sekretaris Beby dan Shania.

"Pagi, kak Kinal. Kak Ve" Sapa Yona, sekretaris Kinal dan Veranda.

"Pagi." Jawab Veranda. "Jadwal hari ini udah di siapin? Nanti habis makan siang tolong kosongin jawal saya."

"Baik, kak." Yona menjawab dengan ramah.

"Pagi, Yona." Kata Kinal. Ia duduk di kursi depan meja Yona. Kinal menopangkan satu tangannya di atas meja, memandang Yona yang menjadi salah tingkah karena di tatap Kinal. "Ciye ganti warna rambut. Makin fresh aja liatnya. Terus itu bulu mata makin cetar aja sih. Jadi lebih dewasa tapi cantik." Puji Kinal, membuat wajah Yona memerah karena pujian Kinal.

"Nalllll..." Tegur Veranda. Ia keluar lagi dari ruangan karena melihat dari kaca, Kinal yang duduk di meja depan sekretarisnya.

"Iya, bentar." Kinal merengut karena aksinya menggombali Yona di gagalkan Veranda.

"Selain Shania dan Beby, nggak ada yang boleh masuk ke ruangan aku ya." Perintah Kinal kepada Yona dan Frieska.

"Siap, kak." Jawab Keduanya serentak.

***

"Shania Junianatha. Nama yang cantik, secantik orangnya." Sakti melepas genggaman tangannya dari tangan halus Shania.

"Terimakasih." Shania menjawab dengan malu-malu. Beby yang melihat perubahan ekspresi Shania menjadi kesal sendiri. Ia mengepalkan tangannya berusaha mengatur emosinya.

"Shani. Kami mewakili Kinal dan Veranda dari KVe Corp. Sudah terima pesan dari sekretaris saya?" Beby mewakili Shania menanyakan kepada Shani.

"Oh iya. Masalah laporan keuangan pembelanjaan material ya?" Shani mengambil sebuah berkas lalu menyerahkan kepada Beby. "Ini laporan dari bulan Januari-Maret. Untuk April-Mei akan di kirimkan secepatnya. Atau kalian buru-buru? Kalo iya, biar Sakti mengantarkan Shania pergi ke ruangan keuangan biar cek langsung." Shani mengkode Sakti agar mau membawa Shania pergi dari ruangan ini.

"Shan, yuk gue anter." Sakti berdiri mengajak Shania keluar.

"Nggak usah, Shania biar disini aja. Gue sama lo yang pergi." Jawab Beby sedikit galak.

Somebody To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang