"Woy elah. Masih inget Indonesia juga, lo? Kirain udah jadi warganya queen Elizabeth." Beby memeluk erat Viny. Ia lalu menjitak kepala Viny. Membuat si empunya kepala mengaduh kesakitan.
"Pantes ya, gue tuh udah curiga. Kenapa status wa sama story instagram-nya foto awan. Ni bocah pasti lagi pergi kemana gitu. Tapi nggak nyangka sih bakal pulang ke rumah." Gantian Shania memeluk Viny. Ia mencium gemas pipi Viny meninggalkan bekas lipstik berwarna merah yang langsung di hapus oleh Viny.
"Mau dong di cium." Celetuk Beby, membuat Shania mendelik kepadanya.
"Welcome home." Kata Veranda singkat padat dan jelas.
"Makasih, kak Ve." Viny memeluk erat sahabat kesayangan kakaknya itu.
"Kak Ve aja di jawab. Gue sama Shania di cuekin." Beby memprotes perlakuan Viny.
"Aaaaa kangen." Viny memutar badannya ke arah Shania dan Beby lalu memeluk mereka berdua bersamaan. "Udaaah, engep gue." Viny meronta melepaskan diri dari pelukan Beby dan Shania.
"Kalian nggak ketemu belom ada tiga bulan udah lebay banget kaya nggak ketemu sepuluh tahun." Cibir Lidyo.
"Gitutuh, jomblo sensitif liat orang kangen-kangenan." Beby membalas perkataan Lidyo.
"Emang situ nggak jomblo?" Viny ganti meledek Beby.
"Eheheh. Jomblo sih. Doi nggak peka sih." Jawab Beby asal.
"Shan. Peka, Shan." Viny menepuk pundak Shania. Ia terkekeh melihat ekspresi kaget Beby dan juga tatapan Shania yang terlihat bingung.
"Apasih, nggak jelas deh kalian berdua." Shania yang bete kemudian berjalan menggandeng lengan kak Lidyo. "Makan yuk, bang Lid. Aku laper."
Shania berjalan bersama dengan Lidyo di ikuti Kinal dan Veranda di belakangnya. Sementara Beby menarik Viny berjalan menjauhi ruang makan.
Pletak. Beby menjitak kepala Viny untuk yang kedua kalinya.
"Pala gue di fitrahin mulu. Belom juga sehari balik Indo." Viny mengusap kepalanya yang sakit.
"Rese sih." Omel Beby.
"Hahaha. Harusnya lo makasih. Siapa tau Shania jadi peka."
"Percuma, Vin. Lagian gue ada gebetan baru."
"Halah, ngomong doang lo. Ujung-ujungnya gagal deketin cewek gara-gara takut sama Shania."
"Kali ini nggak, Vin. Shania juga lagi deket sama cowok. Lagian capek juga. Hampir 8 tahun Shania nggak peka juga."
"Wuih, siapa cewek yang bisa gantiin Shania?"
"Lusa gue kenalin, lo nanti berangkat ke kantor juga kan?"
"Iya."
"Oke, lusa gue pergi sama lo, ntar gue kenalin."
"Woy, gosip mulu. Makan ayo." Kinal datang mendekati kedua adiknya itu.
"Gosipin Beby, kak. Kasian Beby, Shania nggak pernah waro. Hahaha." Viny tertawa puas meledek Beby.
"Mau ngetawain tapi gue juga nggak pernah di waro." Kinal ikut duduk di tengah-tengah Viny dan Beby.
Mereka bertiga terdiam bersama. Viny adalah tempat curhat Beby dan juga Kinal. Meskipun Viny tinggal di luar negeri selama hampir delapan tahun, namun tidak mengurangi keakraban antara Beby dan Viny. Viny yang seusia dengannya dan Shania, namun lebih dewasa membuat Beby nyaman bercerita apa saja dengan Viny. Sementara bagi Kinal, Viny adalah adik kandung kesayangannya. Viny tau persis, Beby menyukai Shania dan Kinal menyukai Veranda. Namun, kakak dan sahabatnya itu memilih bungkam karena takut merusak persahabatan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somebody To Love
FanfictionWARNING! GXG AREA! Kadang sekuat apapun aku berusaha melupakanmu, namun lembaran kenangan selalu mengingatkanku tentangmu.