Tak ada episode lanjutan tentang obrolan antara Hailana dan pria disampingnya kini, lagu Ed Sheeran perfect, menemani sebagian perjalanan mereka berdua, ah dia jadi teringat pertemuanya dengan Heisan hampir 2 tahun yang lalu, karena lagu ini.
Hailana sesekali mengikuti alunan lirik dari musik yang diputar di mobil pria tak dikenalnya itu, matanya terus memandang ke arah luar, tanpa disadari pria disampingnya kini sedang curi-curi pandang ke arahnya.
Perjalanan terasa lama, apalagi tadi di area pasar begitu ramai dan menjadi macet, mungkin seperti itulah keadaan pasar menjadi begitu ramai ketika akhir pekan.
Mata Hailana tak sengaja memandang dua orang yang tengah berjalan menuju kafe selepas turun dari motor matic. Ya, Hailana mengenalinya, seorang pria itu Heisan dan seorang perempuan yang Hailana tak tahu siapa dia, tapi sepertinya ia pernah mengenalnya, namun ia lupa sekarang.
Tak peduli mobil yang ditumpanginya sedang melaju, Hailana terus menatap kafe itu sampai menghilang dari pandangan, posisi duduknya pun tanpa sadar sudah sedikit memunggungi pria itu, kepalanya masih menoleh ke belakang, sedang apa mereka ke kafe? Ah, sudahlah, Hailana tak perlu memikirkan itu, meski akan terus terngiang.
"Lo, ada apa sih?" Lamunan Hailana terhenti saat pria itu memanggilnya, dan dengan cepat merubah posisi duduknya kembali seperti semula.
"Lo, liatin apa sampai segitunya?" Tanya pria itu mengulangi. "Dari tadi ditanya juga,"
"Huh? Na-- nanya apa?" Hailana masih belum sepenuhnya sadar, pikirannya masih menyangkut di dua orang tadi.
"Lo, liatin apa sih?"
"Gak ada," jawab Hailana cepat. "Tadi, kamu nanya, nanya apa?" Lanjutnya kembali bertanya.
"Lo suka Ed Sheeran? Gue liatin Lo hafal semua lirik lagunya yang diputer disini," ucapnya masih fokus menyetir.
Hailana bungkam, berarti dia sedari tadi menyanyi? Ah malu rasanya.
"Iya, suka,"
"Kapan-kapan duet dong," tawarnya.
"Huh, kamu bisa nyanyi?"
"Gak bisa sih, tapi, bisa banget," jawabnya dengan tingkat kepedeannya.
"Aku gak bisa duet-duetan, cuman bisa nyanyi sendiri," jawab Hailana.
Pria itu mengangguk, paham akan apa yang Hailana ucapkan barusan.
Ia melihat ponselnya yang menimbulkan peta dari Google maps, "rumah Lo, Deket sini?" Tanya pria itu heran.
"Iya, kenapa?"
Pria itu tak menjawab, dia terlihat sedang memikirkan sesuatu, entah apa itu.
Mobil yang ditumpangi mereka berdua berhenti tepat di depan rumah Hailana, pria itu kini mulai celingukan, "Kenapa sih? Ada yang aneh sama rumah aku?" Tanya Hailana heran melihat pria itu kini terlihat begitu lucu ekspresi wajahnya.
"Ini beneran rumah Lo?" Tanya pria itu meyakinkan.
"Iya, kenapa sih?" Tanya Hailana, lalu ia membuka pintu mobil pria itu untuk turun, lalu membuka pintu mobil yang belakang untuk membawa belanjaanya.
"Mau masuk dulu, gak?" Tanya Hailana yang sedikit menunduk pada pintu depan mobil itu.
"Boleh," ucap pria itu terlihat ragu.
Hailana yang kesal melihat pria itu yang bersikap aneh, bahkan ia belum turun dari mobil nya dan malah melamun.
"Hei! Ayo" suara Hailana sedikit membentak kesal, ia langsung meninggalkan pria itu dan berjalan tanpa memperdulikannya lagi. Mungkin kata yang tepat untuk Hailana saat itu adalah, Tak tahu diri sekali, udah dianterin juga.
