Waktu istirahat yang ditunggu-tunggu pun datang, seluruh teman-teman Hailana sudah keluar kecuali Heisan dan Zaskia.
Tadi pagi ia dikejutkan dengan amukan dari Afdi, kakak kelas yang juga seniornya di OSIS, kemarin memang benar kata neneknya Hailana, dia datang kerumahnya. Saat ditanya untuk apa oleh Hailana tadi pagi di ruang OSIS, Afdi malah menggerutu tak jelas, membentaknya hanya karena alasan Hailana tidak datang kumpulan kemarin sepulang sekolah.
Karena kejadian tadi itu, Hailana jadi malas melakukan apapun untuknya hari ini, bahkan ia berencana untuk mengundurkan diri saja dari calon kandidat ketua dan wakil ketua OSIS tahun angkatannya.
"Lo yakin? Bukanya Lo semangat banget kemarin pas ditunjuk jadi salah satu kandidat?" tanya Heisan, tak yakin dengan keputusan yang Hailana ambil.
"Iya, malah aku niatnya mau keluar juga dari organisasi," ujar Hailana.
"Emang kak Afdi ngomong apa aja sih tadi, Lan?" tanya Zaskia yang kini sedang mencatat karena tertinggal sewaktu tadi gurunya mendikte.
Hailana melihat sekeliling terlebih dahulu memastikan bahwa tak ada siapa-siapa disana selain mereka bertiga, "tapi janji dulu, kamu gak bakalan marah, sedih, ataupun kecewa," ucap Hailana, mendengar itu Zaskia sedikit mengkerutkan keningnya, lalu mengangguk cepat, "Kak Afdi bilang, kalo dia, dia suka sama aku," ucap Hailana sangat pelan dan hati-hati.
Mendengar hal itu, Zaskia langsung berhenti menulis, air mukanya mulai berubah tak tertebak, ia menoleh ke arah Hailana dengan raut muka yang begitu datar, "Ki, ayolah kamu jangan marah," Rajuk Hailana pada Zaskia, ia tau apa jadinya jika dia menceritakan semuanya pada Zaskia, apalagi ini menyangkut perasaan sahabatnya itu, sejak kelas 10 Zaskia memang sudah kagum pada sosok Afdi, dan itulah alasannya mengapa ikut organisasi OSIS.
Hailana menautkan kedua tangannya pada punggung tangan Zaskia yang berada di atas meja, lalu menggoyang-goyangkannya, "Zas, jangan mar--"
Ucapan Hailana terhenti saat tiba-tiba tawa Zaskia meledak tak tertahan, "Tenang aja kali, Lan," mendengar itu Hailana langsung memanyunkan bibirnya kesal, "Cowok masih banyak kali, asal jangan si Bintang alay itu aja," lanjut Zaskia.
"Eh Zaskia nyebut-nyebut nama gue, kenapa nih," ucap Bintang yang tiba-tiba muncul dari arah luar, "ada yang bisa bang bintang bantu?" tanya Bintang dengan tingkat kepedeannya.
"Apaan ge-er banget sih Lo, siapa juga yang nyebut-nyebut nama Lo," sergah Zaskia ketus.
"Ya udah iya, mungkin emang bang Bintang aja yang lagi kangen dipanggil sama Zaskia," ucap Bintang.
Mendengar itu Zaskia mendelik kesal, tiap menciptakan obrolan dengan Bintang selalu saja begitu, Zaskia sendiri pun merasa aneh, dan terkadang ia merasa kasihan pada Bintang, yang selalu terkena bumbu-bumbu badmood nya Zaskia setiap hari.
Hailana sedikit lega karena Zaskia tidak marah, meskipun ia tahu Zaskia tidak mungkin semudah itu menerima kenyataan bahwa laki-laki yang selama ini dikaguminya, tengah menyukai orang lain, dan itu sahabatnya sendiri, Hailana.
Meskipun Zaskia bilang seperti itu, Hailana yakin di dalam hatinya ada rasa kecewa dan sedih meski sedikit, sebab Zaskia memang seperti itu, tak pernah ingin berbagi cerita tentang kisah asmaranya pada siapapun, tentang Zaskia yang menyukai Afdi? Hailana tak tahu itu dari mulut Zaskia sendiri, melainkan dari Heisan yang entah tahu dari mana.
Hailana sendiri juga payah dalam urusan percintaan, karena dia sendiri belum pernah merasakan yang namanya pacaran, meski sudah banyak beberapa teman sekolahnya yang menyatakan perasaannya, namun Hailana selalu saja memiliki alasan untuk menolak.
****
"Jangan lupa, bilangin sama bunda kamu, makasih browniesnya kata nenek aku enak," ucap Hailana pada Zaskia yang sama-sama sedang bersiap untuk pulang.