"Perjalanan seeorang itu berbeda-beda, begitu pula dengan akhir cerita. Yang hanya kiasan sebuah perjalanan seseorang saja."
Gita.
~Fake Nerd.~
Happy Reading.......
Gita menatap Nayacs dan Alvincs sedang tertawa bahagia bersama, mereka seperti tidak kekurangan apapun. Padahal, saat ini Vira sedang tidak berada disini. Entah apa yang mereka tertawakan, namun saat mata dan otaknya fokus kepada ke lima handphone Nayacs. Karena sedari tadi menyala dan sudah berulang kali pula dia menyuruh mereka mengangkat telpon itu, tapi yang dia dapatkan? Hanya lirikan saja, apa karena yang menelpon mereka Amel? Pikir Gita.
Drt drt drt
Dering handphone nya berbunyi Gita melihat siapa yang menelponnya. "Amel?"
Tanpa kata lagi, dia pun menjawab telpon dari Amel. Ya, Amel menghubungi Gita. Yang itu artinya Amel adalah teman Gita begitu pula sebaliknya.
"Hall-"
"GITA, AKHIRNYA ADA YANG JAWAB TELPON GUE," Amel berteriak dengan kelegaan namun tidak dipungkiri ia juga sedang dalam kepanikan.
"Ha? Apaan dah Mel? Kenapa nelpon gue? Tadi juga lu ke-"
"Aduh Git! Nanti lagi nanya nanya nya Oke, sekarang lu sama yang lain mending buru ke rumah sakit Fania's Hospitals."
"Apaan dah Mel? Aneh lu, nelpon nelpon nyuruh orang ke rumah sakit. Gila kali, ngapain juga gue kesana." Gita terus mengomel tak jelas sambil berjalan menjauh dari para sahabatnya.
"Duh, GITA SEKARANG LU KE RUMAH SAKIT HIKS... NANTI LAGI NANYA NYA. BISA KAN?! HIKS SEKARANG VIRA MASUK RUMAH SAKIT GARA-GARA KECELAKAAN.HIKS..."
Mendengar bentakan juga tangisan Amel membuatnya terdiam, namun bukan itu yang terpikir oleh otaknya. Otaknya itu sedang mencerna kata 'Vira masuk rumah sakit' ya dia dengar dengan jelas.
Dengan mata yang memanas, Gita mendekat kearah Naya dan yang lainnya yang sedang tertawa. Dan langsung menarik lengan Naya membawanya pergi, yang otomatis membuat yang lain bingung. Namun tak urung mereka mengikuti langkah Gita yang tergesa-gesa menuju ke parkiran.
Gita langsung masuk kedalam mobil yang sudah ada supirnya yang otomotif Naya yang sedang ditariknya pun ikut masuk, iya dia tadi bersama supir karena malas membawa mobil sendiri.
"Kerumah sakit Fania's Hospitals ya pak," Lirik Gita yang diangguki oleh supirnya.
"Ada apa Git?" Naya mencoba bertanya halus kepada Gita yang kini sedang menatap kearah depan. Memeluk Gita dari samping berharap salah satu orang yang dia anggap keluarga sejak dua tahun lalu kembali tenang. "Kenapa Gita? Cerita aja sama gue."
Gita memeluk Naya erat, membenamkan wajahnya dipundak Naya dan kembali menangis.
"Vira Nay, hiks... Vira dia kecelakaan. Hiks," Ucap Gita begitu lirih sambil sesegukan.
Naya? Jangan ditanyakan bagaimana ekspresi wajahnya sekarang, tentu saja dia sudah syokk. Wajahnya kaku, mendengar berita itu.
"Hahaha... Lu bohong kan?! Vira nggak mungkin kecelakaan, di-dia baru aja balik sama keluarganya. Hahaha, iya lu bohong Git lu bohong. LU BOHONG KAN!" Naya tertawa renyah melepaskan pelukannya terhadap Gita menatap gadis di depannya dengan dengan mata berkaca-kaca.
Gita tidak meladeni Naya yang sekarang sedang histeris, ia turun dari mobilnya saat sudah sampai di rumah sakit. Naya pun juga dia mengikuti Gita, berharap yang Gita katakan itu adalah sebuah kebohongan.
Tanpa bertanya kepada siapapun, Gita langsung berlari kearah UGD.
Sedangkan Amel sekarang sudah duduk lemas didepan ruang UGD sejak tadi waktu dokter keluar dari ruang UGD.
"Amel," Panggil Gita yang baru sampai.
"Mel gimana bisa Vira kecelakaan Mel, jawab Mel. Gimana bisa?!" Gita berteriak seperti orang kesetanan.
"Gu-gue nggak tahu Git, tadi waktu gue ma-mau-"
PLAKK
Sebuah tamparan mendarat di pipi mulus Amel yang sedang berbicara dengan Gita.
"Alah, lu nggak usah sandiwara deh. Lu kan yang nyelakain Vira! Iyakan?!" Teriak Lisa, ya Lisa yang menampar Amel.
Lisa dan yang lain mengikuti mobil Gita yang menuju kerumah sakit.
"Bu-bukan gue yang nyelakain Vira Lis! Bukan gue." Bela Amel.
"Gue nggak percaya," Ucap Lisa tajam.
"BUKAN GUE LISA! KALO EMANG BENER GUE YANG NYELAKAIN VIRA NGAPAIN GUE NOLONGIN DIA HAH! NGAPAIN! BISA AJA GUE BIARIN DIA DI JALAN SANA SAMPE DIA MENINGGAL! BISA AJA GUE LAKUIN ITU!"
Sudah habis kesabaran Amel saat ini dia menatap Lisa dan yang lainnya dengan tatapan amarah dan kekesalan.
"KALO GUE YANG NYALAIN VIRA, NGGAK MUNGKIN GUE NELPON LU BERENAM. YANG SAMA SEKALI NGGAK JAWAB TELPON GUE!"
Lisa diam begitu pula dengan yang lain, sampai sang dokter keluar dari ruang operasi.
"Gimana keadaan Vira dok?" Gita langsung bertanya kepada dokter.
Dokter itu menunduk dan berucap, "mohon maaf, saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mrs. Fania, namun Tuhan berkehendak lain."
Bagai disambar petir para sahabat Vira diam.
"I-itu nggak mungkin dok, adik saya pasti masih hidup. Dia nggak mungkin ninggalin saya." Kevin berteriak tidak percaya. Menatap sang dokter dengan tatapan matanya yang tajam.
"Maaf."
Hanya itu yang dokter ucapkan dan kemudian berlalu dari sana, meninggal mereka yang sedang terdiam.
Hohoho, aku back. Wkwk.
Gimana? Kurang greget ya😶
Maaf ya, otak nih udah diputar tapi bisa nya sampe situ. Udah menuju end nih😬
Semoga suka yaa...
TBC.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd (End)
Teen FictionSelamat membaca! Gadis berusia 16 tahun dan sejak di umur 9 tahun sudah memulai karirnya, untuk dirinya diusia yang masih terbilang remaja sudah mempunyai perusahaan sejak berumur 10 tahun. Gadis yang di usir dari rumahnya karna kesalafahaman 10 tah...