3. Om Felix!

5.1K 490 10
                                    

"Kenapa? Keinan suka disini?"

"Iya, suka ada tante Ley yang dongengin Keinan."

"Keinan boleh kok main kesini kapan aja. Tante Rey gak ngelarang selama papa kamu ijinin."

Keinan hanya tersenyum manis lalu kembali memakan makanannya. Setelah selesai makan Rey membantu Keinan untuk menganti pakaiannya lalu menonton televisi dengan Keinan.

"Tante itu siapa?" tanya Keinan sambil menunjuk foto keluarga yang cukup besar dan terpasang di dinding.

"Itu mama, ayah, sama adiknya tante," ujar Rey.

"Itu foto kelualga? Foto kelualga Keinan cuma sama papa Jef. Sepi," ujar Keinan. 

Rey terdiam, dia tidak tau harus berkata apa lagi. Anak sekecil Keinan sudah bisa berpikir seperti itu.

"Adik tante namanya siapa?"

"Felix namanya."

"Kalau Keinan ketemu om Felix boleh gak?" tanya Keinan. Rey kembali tersenyum.

"Boleh, kapan-kapan kita ketemu ya sama om Felix?" ujar Rey.

"Kalau itu siapa tante?"

Keinan menunjuk foto Rey bersama Aldo. Rey bingung harus menjawab apa, apa anak seusia Keinan sudah boleh tahu yang namanya pacar?

"Teman dekat tante," jawab Rey lalu mengambil foto itu dan menyimpannya di laci lemari yang ada di dekat tv. Untungnya Keinan tidak bertanya kenapa Rey menyimpan fotonya.

"Tante, papa Jef galak ya kalau sama tante?" tanya Keinan. 

Rey mengangguk sambil menampakan wajah sedihnya.

"Kata papa, papa galaknya cuma sama olang nakal dan gak nulut, belarti kalau papa pas galak ke tante, belarti tante Ley gak nulut sama papa," ujar Keinan.

Rey merasa tertohok, ucapan Keinan tidak salah, karena Rey memang sering membantah Jeffri.

"Keinan pernah dimarahi papa gak?" tanya Rey.

"Pelnah, kalau pas Keinan nakal. Tapi Keinan sayang papa. Soalnya papa baik," ujar Keinan.

Rey kembali terdiam, dia lebih memilih diam, karena setiap mengajak Keinan berbicara, jawaban Keinan selalu membuatnya terharu, dia tidak mau menangis didepan Keinan.

***

Hari ini Rey mengantar dan menjemput Keinan ke sekolahnya. Sekarang Rey sedang menunggu Keinan keluar dari kelas. Rey mendengus kesal karena Jeffri terus menelfonnya, terhitung sudah 10 kali Jeffri menelfon sejak kemarin, pertanyaan yang dilontarkan juga sama seperti "Keinan rewel gak?" "Keinan mau makan gak?" "Keinan udah tidur belum?"

Terlepas dari seringnya Jeffri menelfon dan membuat kesal Rey. Rey juga jadi tahu ada sisi lain dalam diri Jeffri ketika dia selalu menghawatirkan Keinan. Rey bisa tahu kalau Jeffri sangat sangat sangat menyanyangi Keinan.

"Tante Leyyy!!"

Rey menoleh ke sumber suara. Keinan berlari kecil mendekati Rey.

"Halooo, gimana sekolahnya hari ini? Seneng?" tanya Rey. Keinan tersenyum dan mengangguk.

"Keinan ikut tante yuk, ketemu om Aldo," ujar Rey.

"Om Aldo yang difoto tante?"

"Iya, Nanti kamu kenalan aja sama dia, biar kenal oke?" Keinan mengangguk lalu mengandeng tangan Rey.

Rey mengajak Keinan ke sebuah restauran. Disana sudah ada Aldo yang duduk disalah satu kursi dan sibuk dengan ponselnya.

"Ekheemm." Rey berdehem.

PAPA JEFF (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang