"Kamu mau pulang sekarang?" tanya Rey sambil masih memeluk Aldo dari samping. Posisi mereka kini duduk di sofa ruang keluarga. Sikap manja Rey ke Aldo sudah bukan hal asing lagi di mata keluarganya.
"Iya, mau jemput bunda sama papa di bandara. Nanti telat aku di coret dari KK," ujar Aldo. Rey menghela nafasnya.
"Yaudah, titip salam buat papa sama bunda." Aldo tersenyum lalu mengusap rambut Rey.
"Iya sayang, nanti aku sampaiin ke bunda sama papa kok."
"Makanya sih Do buruan dinikahin, nanti keburu selingkuh Rey-nya," ujar Christ.
"Iya secepatnya bang gue lamar adeknya."
"Yaudah ayok aku antar ke depan," ujar Rey.
"Sabar dong salim dulu sama mertua."
Setelah itu Rey mengantar Aldo keluar rumah."Keinan gimana pulangnya nanti?"
"Biar bapaknya yang jemput. Kalau gak nanti aku sama Felix yang nganter."
"Yaudah, hati-hati. Dijaga anaknya, jangan sampai nangis," ujar Aldo.
"Iyalah kan anak aku. Udah sana nanti dimarahin bunda. Hati hati."
"Iya aku pergi dulu."
Aldo mencium kening Rey sekilas lalu pergi.
***
Pada akhirnya Rey dan Felix mengantar Keinan ke rumahnya. Awalnya Jeffri memaksa akan menjemput Keinan, tapi Rey menolak. Setelah sampai rumah Jeffri sekarang timbul masalah baru lagi. Rey ditahan Keinan agar tidak pulang. Bahkan rayuan Felix tidak mampu membuat Keinan goyah. Prinsip Keinan seakan-akan hanya
"Mama Rey disini! Tidak boleh pulang."
"Kei, kalau kamu gak nurut besok malah gaboleh ketemu mama Rey," ujar Jeffri
"Aaaa papa nakal!" teriak Keinan.
"Felix, lu pulang aja. Nanti gue gampang pulangnya," ujar Rey. Felix menatap Rey dalam.
"Gue gak apa-apa Lix."
Felix menghela nafasnya lalu mengangguk.
"Eh bentar ...."
Felix berlari ke keluar rumah menuju mobil setelah itu kembali lagi dengan membawa dua totebag. Yang satu milik Keinan, tapi yang satunya lagi
"Bajunya Keinan ketinggalan. Ini baju kak Rey," ujar Felix. Rey mengeryitkan dahinya.
"Kak Rey kan selalu punya baju cadangan di mobil. Jadi ini, siapa tau butuh. Gue balik dulu. Titip kak Rey ya bang Jef," ujar Felix lalu pamit pergi.
"Bang?" Rey heran karena Felix memanggil Jeffri bukan om lagi.
"Emm, aku sama Felix emang udah sedeket itu hehe." Rey hanya menggelengkan kepalanya.
"Mama gak pulang kan?" tanya Keinan. Rey tersenyum.
"Gak kok, mana disini."
"Yeayyyyy."
"Yaudah kalau gitu aku siapin makan malem—"
"Aku bantuin."
Akhirnya Rey dan Jeffri sama-sama menyiapkan makan malam. Rey cukup terpana dengan kemampuan memasak Jeffri apalagi saat dia memainkan pisaunya. Rey bahkan tak berkedip melihat tehnik memotong Jeffri.
"Itu nanti gosong Rey," ujar Jeffri. Rey cengegesan.
"Kamu pandai megang pisau," ujar Rey. Jeffri berhenti memotong lalu menatap Rey.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA JEFF (END)
Romance[FINISH] Judul awal : Duren Tapi bukan duda Duda keren tapi bukan duda ? gimana ceritanya Duren bukan duda?