18. Bimbang

4.2K 444 60
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

	“Emm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Emm ... Rey.”

“Apa?”

“Besok malam aku ada acara, kamu ikut ya?”

“Acara apa?”

“Emm ... ini acara perusahaan yang kerjasama sama perusahaan papa sih.”

“Kamu kan bisa pergi sama Keinan.”

“Keinan gak pernah absen Rey.”

“Yaudah sama Keinan aja,” jawab Rey.

“Reyyy, ayolahh aku males nanti disana dijodoh-jodohin. Biar semua tau kalau aku udah ada kamu.” Rey nampak berfikir.

“Gak boleh nolak! Besok malem harus ikut!” ujar Jeffri. Rey mendengus kesal.

“Pemaksa!”

***

Hari ini Rey berangkat kerja dengan Jeffri. Dunia Rey kini benar-benar berubah, jika biasanya dia hanya akan memikirkan Aldo. Kini, fikirannya bercabang ke Jeffri dan Aldo. Sebenarnya pagi tadi Felix menawarkan Rey untuk membawa mobil saja, tapi Rey menolak. Felix sama sekali belum tau mengenai kejadian yang terjadi di rumah Jeffri malam itu.

Sekarang Rey sedang ada diruang rapat bersama Jeffri, Lucas, Johnny, dan Thiyo. Mereka sedang membicarakan proyek kerjasama yang akan mengaet banyak perusahaan ternama. Mereka berlima sedang berdiskusi mengenai pembentukan timnya.

“Gak bisa gitu dong Jef!” protes Thiyo.


“Nanti ambil timnya Johnny tiga orang buat masuk tim ini,” ujar Rey.

“Gak bisa dong Rey!” protes Jeffri

“Kok gak bisa? Ya bisa dong!”

“Rey ....”

“Terserah lah,” jawab Rey pasrah.

Lucas dan Johnny hanya bisa menjadi penonton dalam perdebatan ketiga orang ini. Mereka kembali melanjutkan pembahasannya.

“Jef, dengerin!” protes Johnny. Jeffri masih menggeleng.

“Jef ....”

Kini Rey membuka mulutnya. Semua terdiam karena ini pertama kalinya Rey memanggil Jeffri tanpa embel-embel “pak

PAPA JEFF (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang