Hari-hari Rey seperti biasanya. Berangkat pagi ke kantor dan mendengarkan siraman rohani dari bos besarnya, Jeffri. Bagi Rey, harinya terasa kurang tanpa mendengar ocehan tidak berbobot dari Jeffri. Akan aneh apabila Jeffri tak melontarkan ocehannya pada Rey.Bukan hanya ocehan tak berbobot Jeffri saja tapi juga ocehan tak berbobot dari kedua sahabat Jeffri yang juga bekerja di kantor yang sama dengannya. Johnny, ketua bidang umum kepegawaian dan Lucas ketua bagian program.
Meskipun Johnny merupakan bawahan Rey, tak pernah sekalipun Johnny memperlakukan Rey layaknya atasannya, begitupun Rey yang tak pernah menganggap Johnny sebagai bawahanya, bagi Rey jabatan mereka sama. Perlakuan Rey kepada Lucas juga sama.
"Rey, tidur nyenyak kemarin?" tanya Johnny yang mejanya ada di seberang meja Rey.
Bagian umum kepegawaian tempat Johnny menjabat memang masih ikut kedalam bagian sekretariat, dimana Rey lah yang menjadi sekretarisnya, jadi tak heran jika ruangan Rey dan Johnny berada di ruang yang sama.
"John, kapan gue bisa tidur nyenyak? Baru mau merem bapak bos terhormat udah koar-koar di chat minta ini itu," ujar Rey.
"Katanya, Keinan dititipin ke lu waktu Jeffri perjalanan dinas keluar kota?" tanya Johnny. Rey hanya mengangguk.
"mending gue disuruh ngurus Keinan daripada gue ngurusin berkasnya si pak bos," ujar Rey.
"Sekarang dimana bos lu?" tanya Johnny.
"bos lu juga ya! Lagi jemput Keinan di sekolah," jawab Rey.
Johnny mengangguk lalu pergi entah kemana dan Rey kembali dalam mode tenangnya.
"Mbak Rey, ada surat masuk buat pak Jef."
Rey menoleh ke pegawai yang baru meletakan map berwarna kuning di meja Rey.
"iya, makasih," jawab Rey disertai senyumnya.
Orang dikantor memang memanggil Rey dengan sebutan 'mbak' dibanding 'bu'. Ini karena usia Rey yang masih cukup muda.
"TANTEEE LEEYYY!!!"
Rey menggenal suara anak kecil ini, baru mendengar suaranya saja Rey tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA JEFF (END)
Romance[FINISH] Judul awal : Duren Tapi bukan duda Duda keren tapi bukan duda ? gimana ceritanya Duren bukan duda?