"Makasih..." ucap Ahra saat Donghyuk menyerahkan minuman kaleng dingin. Keduanya duduk bersama di kursi kantin setelah selesai mata kuliah.
"Mamah udah sehat?"
Ahra mengangguk sembari menelan air sodanya, "Udah ngajar lagi malah di sekolah..." jawab Ahra.
"Syukur deh kalo kaya gitu," gumam Donghyuk. "Lo udah makan belom?"
"Udah..." bohong Ahra, tetapi Donghyuk tak bisa dibohongi. Sebelah alisnya naik, merasa curiga.
"Kapan?"
Ahra tak berani menatap mata tajam Donghyuk. Sedangkan Donghyuk yang paham bahwa Ahra berbohong langsung berdiri dari kursi kantin, meninggalkan Ahra begitu saja.
Tetapi, tak lama setelah itu Donghyuk kembali ketempat duduk keduanya.
"Makan..." titah Donghyuk menyodorkan Nasi beserta lauk yang tadi ia pesan, "kalo yang lo bilang udah makan itu makan roti tadi pagi... Itu namanya bukan makan Cho Ahra."
Ahra hanya tersenyum saja, ia merasa tak enak kepada Donghyuk. "Gue masih kenyang."
"Makan atau gue suapin?"
Ahra langsung menatap tajam kepada Donghyuk, suasana kantin sangatlah ramai. Dan mereka berdua adalah mahasiswa baru tingkat awal. Yakali Maba suap-suapan di kantin.
"Gue sebor pake nutri sari, lo!" ancam Ahra kesal kepada Donghyuk. Sedangkan Donghyuk hanya mengedikan bahunya saja, memilih kembali asik pada ponselnya. "Lo ga makan?"
Donghyuk menggeleng sebagai jawaban, "Abis ini gue mau jemput Dahyun di sekolahnya... makannya nanti aja sekalian sama Dahyun."
Ahra langsung tersenyum, Dahyun adik perempuan satu-satunya Donghyuk. Siswi kelas 12 SMK. Perempuan yang sangat protektif terhadap kakak-kakaknya.
"Hyuk..." panggil Ahra pelan, sedangkan Donghyuk hanya bergumam saja sebagai jawaban, "Lo ada kenalan orang yang lagi buka lowongan kerja gak?"
Donghyuk langsung menoleh kepada Ahra, matanya membulat menatap sahabatnya itu, "Ngapain kerja?"
"Ya buat dapet duit lah," jawab Ahra dengan nada sebal kepada Donghyuk.
Donghyuk menghela nafasnya, "Maksud gue duitnya buat apa? Kan biaya operasi udah beres."
"Itu biaya operasi kan hasil minjem, lo kata duitnya kaga dibalikin apa?" balas Ahra sewot.
"Lo mau kerja apa? Ngajar les masih kurang?"
Ahra menghela nafasnya, "Pelayan restoran nerima lulusan SMA gak ya?"
"Lo gila apa?!"
"Kenapa? Pelayanan restoran gajinya lumayan tau..."
"Lo kuliah, terus ngajar, terus kerja di restoran. Badan lo bukan robot!"
"Gue cuma punya ijazah SMA, gak mungkin ngelamar jadi staf kantor. Lagipula gue lagi kuliah."
Donghyuk menghela nafasnya, ia ingin menawarkan pekerjaan untuk Ahra di cafe Mas Jinan. Tapi, sahabatnya itu selalu menolak. Ia tak mau jika harus bekerja di keluarga Donghyuk. Takut merepotkan.
"Coba aja gue punya sifat kaya lo. Extrovert yang berani tampil di depan umum. Gue udah bikin Chanel YouTube kaya lo kali."
"Ra..." panggil Donghyuk, senyuman sudah terbit di bibir pemuda tersebut. Lesung pipinya bahkan ikut terlihat. "Gimana kalo lo bantuin gue ngurus channel YouTube aja?" tawar Donghyuk, "lo bantuin gue cari konsep buat konten, entar gue ajarin lo ngedit biar lo bisa batuin gue ngedit. Nah tiap dapet transferan adsense lo dapet 50 persennya."
"50 persen?" tanya Ahra yang kini sudah selesai makan, "gak kegedean? Nanti lo rugi lagi."
Donghyuk jelas langsung menggeleng, bagaimana bisa dibilang rugi. Toh tujuan awal ia membuat Youtube karena Ahra. Bahkan jika bisa, seluruh hasil YouTubenya ia berikan kepada Ahra. Tetapi, Donghyuk yakin Ahra tak akan mau menerima.
"50 persen, tapi lo bantuin gue. Ngedit, sama cari ide. Sesekali juga ikut in frame."
Ahra langsung bersikap hormat kepada Donghyuk, "Siap Bos..." jawab Ahra semangat. Sedangkan Donghyuk langsung tersenyum.
Akhirnya ia memiliki cara untuk membantu Ahra. Dan hasil dari usahanya membuat YouTube benar-benar tersalurkan kepada orang yang menjadi alasan mengapa ia membuat YouTube.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella [Donghyuk - OC]✓
FanfictionIni bukan sebuah permainan yang memiliki level Bukan pula sebuah kerajaan dimana terdapat kasta pada setiap penduduknya Ini hanya kisah seorang Kim Donghyuk yang meyakinkan Cho Ahra, yang menjelaskan bawa tidak ada istilah berbeda level, ataupun tin...