"Gila Donghyuk, udah punya karyawan aja lo." Suara khas dari seorang Kim Hanbin langsung terdengar saat memasuki Platte Cafe milik Mas Jinan.
"Yang lain mana?" tanya Donghyuk kepada Hanbin yang sudah kembali fokus pada buku bacaannya.
"Mati," jawab Hanbin asal dan langsung mendapatkan toyoran dari Jinhwan yang kebetulan lewat.
Kim Jinhwan si putra sulung, Kim Bobby anak kedua, Kim Hanbin manusia unfaedah 11 12 sama Bobby, lalu Kim Dahyun si putri bungsu adik perempuan protektif Donghyuk. Mereka adalah para manusia yang keluar dari Rahim yang sama dengan Donghyuk.
"GUYYYS BOBBY DATAAAANG," teriakan Bobby langsung membuat beberapa pengunjung cafe menoleh karena terganggu. Sedangkan sang pelaku utama tak ada rasa bersalah sama sekali dan berjalan layaknya maharaja benteng takesi.
"Pawang lo kemana, Bang?" tanya Hanbin saat Bobby sudah asik duduk di kursi sebelah Hanbin.
"Jemput Dahyun," jawab Bobby, "Mas gue pesen makan ya..."
"Dahyun yang jemput Teh Jisoo?" tanya Donghyuk dan dijawab anggukan santai Bobby. "Tumben...."
"Sorry ya... gue emang dapet restu dari princess," balas Bobby sombong, "emangnya kalian."
"Lo tuh bukan dapet restu dari Dahyun," saut Hanbin, "tapi emang Dahyun ga peduli sama lo."
Bobby langsung memukul kepala Hanbin dengan daftar menu yang ada di tangannya. Tetapi saat adiknya tersebut akan membalas, Bobby langsung berdiri menghindar.
"ITU BUKU TEBEL BEGO! PATAH TULANG GUE YANG ADA!"
Tak mempedulikan teriakan Sang Abang yang kini sudah menjauh, Hanbin justru mengejar Bobby. Dengan buku sebagai ancaman untuk memukul Sang Abang.
"Lo yakin mau bikin video youtube sama mereka?" tanya Jinhwan kepada Donghyuk, "yang ada kuping penonton lo pada budek nanti."
Donghyuk hanya meringis saja, "DAHYUUUUN..." teriak Hanbin dan Bobby menyambut adik perempuannya yang baru saja tiba, "SELAMAT DATANG PRINCESS DUBUUU."
Jinhwan langsung memukul bokong Hanbin yang dengan kurang ajar berdiri diatas kursi, membuat beberapa pengunjung memperhatikan mereka.
"Turun lo!" perintah Jinhwan kepada Hanbin.
"Mas, aku mau makan dooong..." pinta Dahyun yang baru saja bergabung.
"Jisoo mana Hyun?"
"Gak ada diculik-- eh, Teh Ahraa... Haiii...."
Hanbin dan Bobby dengan kompak menatap heran kepada Dahyun. Jinhwan juga sebenarnya merasa heran karena Dahyun menyapa hangat Ahra, tetapi ekspresi Si Sulung tak selebay Hanbin dan Bobby.
"Loh... Ahra? Ahra kan ya?" tanya Jisoo yang baru saja tiba setelah memarkirkan mobil.
"Teh... gue Hanbin Teh..." saut Hanbin sembari mengulurkan tangannya. Tetapi, bukannya Jisoo sambut, tangan Hanbin langsung di tepis begitu saja oleh Jisoo.
"Bosen gue."
Ahra yang sedari tadi duduk di sebelah Donghyuk hanya terdiam saja. Sejujurnya ia tak begitu asing dengan beberapa keluarga Donghyuk.
Hanbin si Ketua Osisi di angkatan sebelum Donghyuk, Bobby Si tukang pulsa yang setiap jam istirahat selalu berkeliling menagih hutang. Dahyun yang sebelumnya memang sudah dekat dengan Ahra, karena mereka berada di dalam sebuah misi. Sedangkan Jisoo, yang sepertinya kekasih dari Bobby merupakan sekretaris osisi di angkatan sebelum Hanbin. Hanya Jinhwan yang tidak begitu Ahra kenal.
"Ini ceritanya mau pada shooting video youtube Donghyuk?" tanya Jisoo dan dijawab anggukan Donghyuk, "lo yakin? Yang ada penonton lo pada nge-unsubsribe akun lo."
🍃
"HAI GUUUYS..." teriakan Hanbin langsung ke depan kamera, disusul Bobby.
Jisoo yang duduk di balik kamera, bersebelahan dengan Ahra hanya bisa menggela nafasnya saja.
"Aku bilang juga apa," bisik Jisoo, "mereka cuma ngerusuh." Ahra yang sedang memperhatikan kamera, hanya tersenyum meringis kepada Jisoo.
"Donghyuknya sih iya diem aja... liat tuh Bobby sama Hanbin, udah kaya Alien kurang sajen."
"RA... MANA INI MIENYA? UDAH SIAP HUH HAH NIH..." Suara teriakan Hanbin langsung membuat Ahra segera menyodorkan Mie ekstra pedas ke meja dimana Jinhwan, Bobby, Hanbin, Donghyuk dan Dahyun duduk berjejer.
Suara batuk Hanbin langsung terdengar saat mencium bau bumbu cabai yang menyeruak.
"Anjir, lo masukin pabrik bon cabe ya?"
"Oke guys, jadi mie ektra pedas ini akan jadi hukuman buat kita kalo misalnya salah menjawab pertanyaan..." jelas Donghyuk ke depan kamera, "pertanyaan akan dibacakan oleh Teh Jisoo, yang dengan senang hati menjadi relawan."
"Pertanyaan pertama..." kata Jisoo menginterupsi manusia-manusia yang berada di depan kamera tersebut.
"Sebutkan 3 cita-cita terbesar Kim Hanbin..." kata Jisoo, "Mbin lo juga tulis jawabnya."
Kelima manusia di depan kamera itu seketika menjadi sepi, mereka fokus menuliskan jawaban di kertas.
"Udah..." jawab Bobby semangat, lalu disusul oleh Donghyuk, Mas Jinan, dan yang terakhir Dahyun. Hanbin sendiri masih terus menulis.
"Bin, tiga cita-cita..." kata Bobby, "bukan tiga permintaan terakhir."
"Ini cita-cita gue nih, lo ga tau aja ya..." sewot Hanbin, "cita-cita gue panjangnya. Emangnya lo, madesu."
"Udah... stop, ayok liatin jawaban masing-masing..." lerai Jinhwan, "Hanbin terkahir."
Bobby langsung membalikkan buku gambar, dimana jawabnnya tertulis. Dan umpatan kasar langsung berucap oleh Hanbin.
"SEJAK KAPAN CITA-CITA GUE JADI TUKANG PARKIR?!"
"Dulu pas SD, lo bilang lo mau jadi tukang parkir di pasar. Soalnya selalu megang duit banyak."
"Anjweng..." umpat Dahyun kesal saat membaca jawaban yang Hanbin tulis.
"Manjadi ahli Syurga..." baca Donghyuk sebal, "lo mah ahli neraka..." sewot Donghyuk.
🍃
"Apa gue bilang," kata Donghyuk saat keduanya kini berada di dalam mobil Donghyuk, "keluarga gue tuh gila semua. Apaan Kim Hanbin galak."
"Dih... Teh Ahra mikir A Mbin galak?" saut Dahyun yang memang ikut bersama mobil Donghyuk, "bobrok iya."
"Lidah gue kebakaran anjir ini," protes Donghyuk, "lo masukin berapa bon cabe?"
"Teh Jisoo, gue cuma nge video buat nanti edit di tengah."
"Kak Dongii, beli boba dulu doong--"
"Ogah ah, ngantri..." sela Donghyuk cepat, "males gue."
"Aaaah... Kakak tunggu aja di mobil, aku sama Teh Ahra aja... Ya Teh yaaaa...."
Donghyuk yang sedang fokus menyetir, jelas langsung menaikan sebelah alisnya. Tetapi tak lama setelah itu, ia langsung membelokkan mobilnya ke sebuah kedai yang terkenal menjual boba.
"Ayok Teh, kita turun..." ajak Dahyun, "biar tinggalin aja Kak Dongiinya."
"Nih duitnya," kata Donghyuk menyerahkan ATM miliknya kepada Ahra, "awas lo berdua, jangan lama-lama."
"Bawel," sewot Dahyun dan Ahra kompak. Dan setelah itu berjalan pergi meninggalkan Donghyuk yang memperlihatkan wajah sewotnya.
Tetapi, wajah sewot itu langsung berubah menjadi sebuah senyuman. Saat melihat Dahyun yang berjalan dengan manja bersama Ahra saat memasuki kedai boba tersebut.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella [Donghyuk - OC]✓
FanfictionIni bukan sebuah permainan yang memiliki level Bukan pula sebuah kerajaan dimana terdapat kasta pada setiap penduduknya Ini hanya kisah seorang Kim Donghyuk yang meyakinkan Cho Ahra, yang menjelaskan bawa tidak ada istilah berbeda level, ataupun tin...