22. Pilihan

300 113 16
                                    

"Ra... pulang sama siapa?" Ahra yang sedang menunggu angkot langsung menoleh kepada Lisa yang sudah siap menuju mobilnya. "Ayok bareng aja."

"Gue naik angkot aja, Ca..." tolak Ahra tak enak. "Udah mau magrib juga ini."

"Justru karena udah mau magrib, ayok gue anter aja. Jam segini supir angkotnya juga lagi ngitung setoran."

Ahra tentu saja terkekeh saat mendengar celetukan Lisa. "Gak ngerepotin nih?"

"Ya kalo ngerepotin, kaga bakal gue nawarin lo."

"Makasih ya, Ca..."

"Belum gue anterin sampe rumah, Rara... Udah ngucapin makasih aja."

Lisa adalah perempuan paling humble yang pernah Ahra temui. Penari yang paling banyak memiliki teman. Senyuman lebarnya memiliki daya tarik tersendiri, belum lagi poni on point yang selalu rapi menutupi keningnya.

"Di deket rumah lo itu ada penjual leker viral kan ya, Ra?"

"Laker sultan?" tanya Ahra memastikan. "Laker yang satunya sepuluh rebu itu?"

"Nah iya! Gue liat di Youtube Donghyuk, gila ngiler banget. Anterin gue ke situ ya...."

Ahra seketika terkena serangan overthinking. Lisa menonton channel youtube Donghyuk? Tentu saja! Tapi mengapa perempuan itu harus nonton video youtube Donghyuk yang paling akhir? Vlog ia dan Donghyuk. Apa Lisa membaca kolom komentar juga?

"Rara, ayok masuk..." panggil Lisa. "Lo mau duduk di atep?"

Ahra yang tersadar dari lamunannya tentu saja langsung tersenyum, "Gue gak minat jadi Superman..." balas Ahra dengan candaan juga. Candaan yang tidak begitu lucu sebenarnya, tetapi Lisa tertawa dengan lepas.

"Ayok masuk."

Juke merah yang Lisa kemudikan kini melaju membelah jalan raya. Bergabung dengan beberapa mobil lainnya. Sedangkan di dalam mobil tersebut, suasana terasa begitu canggung.

Ah... sebenarnya hanya Ahra yang merasakan kecanggungan itu. Sedangkan Lisa sudah asik menyanyikan lagu yang diputar oleh radio mobilnya.

"Itu kalo yang pake Mozzarella sama kornet berapa itu, Ra?"

"Tergantung, Ca... Ada yang 15, ada yang 25. Kan ada dua ukuran juga."

"Gue kayanya bakalan beli banyak deh," kata Lisa. "Gila gue pas nonton vlog Donghyuk yang sama lo, sampe ngiler pas liat makan laker."

"Gue saranin sih dibungkus aja, Ca. Makan disana gak enak."

"Emang iya?"

"Rame banget gila, jadi gak khusyuk gitu."

Lisa kembali tertawa, lelucon seperti itu saja berhasil membuat Lisa tertawa.

"Tuh, Ca. Parkir di depan apotek aja."

"Siap laksanakan..." jawab Lisa semangat. Perempuan itu langsung menyalakan sein ke kanan saat melihat apotek yang Ahra tunjuk. "Gila, itu lakernya? Rame banget, Raa...."

"Lo mau pesen yang mana?" tanya Ahra yang sudah siap keluar dari mobil Lisa. "Biar gue yang pesen."

"Gue mau liat menunya dulu," kata Lisa dan dijawab anggukan Ahra. Keduanya berjalan beriringan menuju gerobak laker yang dikerumuni banyak orang.

"Loh?! Pacarnya Kak Dongi?! Iya! Kak Ahra!"

Tak hanya Ahra yang terkejut, Lisa juga. Beberapa anak baru gede tiba-tiba saja mengerumuni Ahra.

"Iya, ini pacarnya Donghyuk..." saut Lisa semangat. "Pada mau minta foto ga? Bisa dituker sama follback dari Donghyuk loooh."

Ahra tentu saja langsung gelagapan, sedangkan Lisa sudah semangat memegang ponsel para remaja tersebut. "Ayok Ra gaya, nih udah siap foto nih."

🍃

"Lo gak enak sama gue?" tanya Lisa. Keduanya kini memakan laker di dalam mobil. "Kenapa harus gak enak anjir? Gara-gara janji lo zaman dulu?"

Ahra masih tetap diam, memilih untuk bungkam.

"Gak perlu gak enak sama gue," kata Lisa dengan santai, perempuan itu bahkan masih asik memakan lakernya. "Kan gue udah pernah bilang."

"Bukan cuma karena gak enak sama lo aja sih. Walaupun itu juga jadi salah satunya..." kata Ahra yang akhirnya mengeluarkan hal yang ia pendam.

"Ra. Lo beruntung tau, Donghyuk bukan orang yang neko-neko, dia bahkan masih tetap teguh buat ngejar lo dari SMA sampe sekarang. Gue rasa gue gak perlu ngasih tau baiknya Donghyuk kaya gimana, lo lebih tau dari gue. Bahkan buruknya juga."

"Ca, gue minta maaf--"

"Berhenti minta maaf, Cho Ahra," Lisa dengan cepat memotong perkataan Ahra. "Lo gak ngerebut Donghyuk, lo dipilih sama Donghyuk. Bahkan sama keluarga Donghyuk."

Ahra memilih untuk kembali diam. Walaupun hatinya terus mengeluarkan argumen.

"Coba deh, Ra. Sekali aja lo ngikutin apa yang hati lo mau, tanpa ngelibatin pikiran lo. Jangan mikirin tentang rasa gak enak lo ke gue, atau bahkan rasa gak percaya diri lo."

Ahra tentu saja langsung menoleh kepada Lisa. Bagaimana bisa perempuan berponi rata ini mengetahui hal lain yang menjadi keresahan yang Ahra pendam sendiri.

"Donghyuk gak berasal dari kerjaaan yang membuat dia harus punya pasangan permaisuri. Lagian Pangeran William dari Inggris aja bisa nikahin istrinya yang masyarakat biasa."

Lisa menepuk punda Ahra. "Semua ada di tangan lo, Ra. Ambil pilihan yang gak bikin lo menyesal di kemudian hari."

Tbc

Cinderella [Donghyuk - OC]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang